SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Usus Bangsa Amerika dan Usus Bangsa Jepang

Pengantar niniekSS :

Tidak ada jeleknya kita mengenal Perbedaan Usus Bangsa Amerika dan Usus Bangsa Jepang. Dari sini kita akan tahu perbedaan jenis makanan yang dikonsumsi oleh sutu bangsa, akan sangat menentukan perbedaan tingkat kesehatan yang mereka miliki.

Bagaimana perbedaan kesehatan usus orang-orang yang suka mengkonsumsi daging serta makanan olahan, dengan usus orang-orang yang suka mengkonsumsi makanan segar yang masih penuh enzyme ?

Dalam bagian bukunya :"The Miracle Of Enzyme", Dr.Hiromi Sinya, ahli usus terkemuka didunia mengulasnya sebagai berikut :

===================================================================

Saya pertama kali tiba di New York sebagai seorang dokter bedah residen pada 1963. Pada saat itu, metode standar untuk memeriksa usus besar adalah dengan menggunakan barium enema, yaitu sebuah prosedur usus besar disuntik dengan barium, kemudian diperiksa menggunakan sinar X. Metode ini dapat memperlihatkan ada atau tidaknya polip besar, tetapi tidak dapat menunjukkan detail-detail kecil maupun kondisi internal usus besar.

Terlebih lagi, laparotomi atau irisan besar di bagian perut—diperlukan untuk menyingkirkan polip yang terdeteksi. Melakukan taparotomi berarti meletakkan beban berat pada sang pasien, baik secara mental maupun fisik. Terlebih lagi, dengan metode pemeriksaan ini, tidak dapat dibedakan apakah polip yang ditemukan tidak berbahaya ataukah bersifat kanker hingga ahli bedah melihat ke dalam usus besar saat pembedahan.

Pada saat itu, terdapat sejenis endoskop yang disebut proktoskop, tetapi endoskop ini berbentuk tube logam lurus yang menyerupai pipa, dan betapapun kerasnya mereka mencoba, para dokter yang memeriksa hanya dapat melihat sekitar 20 cm dari anus.

Oleh karena itu, pada 1967, saya membeli sebuah esofagoskop (yang digunakan untuk memeriksa esofagus atau kerongkongan) buatan Jepang dan menemukan cara untuk menggunakan skop yang terbuat dari serat gelas itu untuk memeriksa usus besar. lnilah kolonoskop pertama saya.

Setelah itu, ketika skop panjang (185 cm) yang dirancang khusus untuk pemeriksaan usus-besar diproduksi, saya membeli dan menggunakannya untuk memeriksa pasien-pasien saya. Ketika melihat usus besar seorang Amerika untuk pertama kalinya, saya terkejut melihat kondisinya yang begitu buruk.

Dengan daging sebagai menu utama, usus besar milik orang-orang Amerika tentu saja lebih kaku dan lebih pendek daripada usus besar milik orang-orang Jepang. Selain lumen yang lebih sempit, tonjolan-tonjolan berbentuk cincin juga terbentuk di berbagai tempat seolab-olah terikat dengan karet gelang. Divertikula juga banyak terbentuk, begitu pula kumpulan kotoran stagnan.

Penurunan kondisi usus seperti itu mengakibatkan tidak hanya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, polip di usus besar, dan divertikulosis. Banyak orang yang memiliki usus tidak sehat kemudian menderita berbagai penyakii yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti tumor fibroid, hipertensl (tekanan darah tinggi), arteriesklerosis (pengerasan pembuluh darah), penyakit jantung, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, dan diabetes.

Jika usus tidak sehat, secara perlahan tubuh Anda dilemahkan dari dalam.
Banyak orang Amerika yang memiliki masalah dengan usus besar mereka, dan pada masa itu, dikabarkan bahwa satu dari sepuluh orang memiliki polip. Kenyataannva, di departemen bedah tempat saya menjadi residen, pembedahan untuk pengambilan polip usus besar merupakan sekitar sepertiga dari seluruh pembedahan.

Pada masa itu, laparotomi dilakukan setiap hari hanya untuk menyingkirkan polip-polip kecil berukuran 1-2 cm. Hal ini menyebabkan saya memikirkan cara untuk menyingkirkan polip tanpa meletakkan beban yang begitu berat pada pasien.

Sementara, pada saat itu di Jepanq mulai digunakan "gastro camera fiberscope" yang terbuat dan serat gelas dengan sebuah lensa kamera diletakkan di ujungnya. Pada Juni 1968, saya pun mengajukan sebuah permintaan penting kepada sebuah produsen di Jepang. Saya meminta mereka untuk menciptakan sebuah kawat yang dapat dimasukkan ke dalam sebuah kolonoskop dan digunakan untuk membakar polip tanpa harus membedah perut. Pada 1969, setelah berkali-kali berkonsultasi dengan kantor perusahaan tersebut di New York dan banyak sekali uji coba, saya menjadi orang pertama di dunia yang berhasil melakukan polipektomi, yaitu menyingkirkan polip menggunakan kawat dengan ujung berkait melalui sebuah kolonoskop tanpa membedah perut.

Inovasi teknologi ini kemudian diterapkan pada pengambilan polip dalam lambung, kerongkongan, dan usus halus. Setelah kasus-kasus polipektomi menggunakan kolonoskop saya itu dilaporkan dalam Konferensi Perkumpulan Ahli Bedah New York pada 1970 dan Konferensi Endoskopi Gastrointestinal Amerika pada 1971. Sebuah bidang bedah baru yanq disebut "endoskopi bedah" pun dibentuk.

Lebih dari 30 tahun telah berlalu. Sepanjang masa itu, sementara saya terus bekerja baik di Amerika maupun Jepang, saya memperhatikan berbagai perubahan pada karakteristik lambung dan perut penduduk di kedua negara itu.

Sementara Jepang memasuki era 1960-an dan mendekati periode pertumbuhan pesat, negara itu belajar untuk mengejar dan melampaui Amerika dalam berbagai hal. Bermula pada sekitar 1961, saat susu mulai diperkenalkan dalam makan siang sekolah Jepang, orang-orang mulai mengonsumsi produk-produk susu seperti keju dan yoghurt setiap harinya. Pada saat yang sama, sayuran dan ikan, yang dahulu merupakan inti makanan Jepang, mulai tergantikan oleh protein hewani, dan perlahan mengubah menu makan bangsa Jepang menjadi menu makan tinggi protein dan tinggi lemak yang berpusat pada hamburger, bistik, dan ayam goreng. Tren ini masih terus berlanjut hingga kini.

Sebaliknya, setelah dipublikasikannya laporan McGovem pada 1977, banyak orang Amerika yang mulai memusatkan perhatian pada perbaikan makanan mereka. Perbedaan ini terbukti dari karakteristik usus orang-orang Amerika maupun Jepang.

Akibat dari berbagai perubahan dalam kebiasaan makan, usus rakyat Jepang yang dahulunya bersih dan sehat, kini hampir menyerupai usus orang-orang Amerika yang makanannya berpusat pada daging. Di pihak lain, banyak orang Amerika yang telah memikirkan kesehatan mereka dengan serius dan mengubah menu makan tinggi protein-tinggi-lemak, yang berhasil memperbaiki karakteristik usus mereka.

Sebagai hasilnya, sejak 1990. angka polip dan kanker usus besar di Amerika menurun—inilah sebuah bukti nyata bahwa Anda dapat meningkatkan kesehatan usus dengan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan makan Anda.

Disalin Oleh : niniekSS
Dari buku Dr.Hiromi Sinya :"The Miracle Of Enzyme"
Labels: The Miracle Of Enzyme

Thanks for reading Usus Bangsa Amerika dan Usus Bangsa Jepang. Please share...!

0 Komentar untuk "Usus Bangsa Amerika dan Usus Bangsa Jepang"

Back To Top