SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

The Miracle Of Enzyme-Prakata

SAYA tumbuh dewasa di Jepang tepat setelah perang usai, saat teknologi dan kebudayaan Amerika mulai mengubah tanah air saya. Saya ingin belajar kedokteran di Amerika. Saya pun mendapatkan gelar kedokteran Jepang.

Kemudian, pada 1963, pindah ke Amerika Serikat dengan istri baru saya untuk memulai program residen (pelatihan khusus) bedah di Beth lsrael Medical Center,New York.

Sebagai pendatang dari negeri asing, saya mengerti bahwa saya harus berusaha keras dan menjadi henar-benar bagus agar dapat dihormati sebagai seorang ahli bedah di Amerika.

Sejak kecil saya mempelajari bela diri dan berkat latihan itu saya belajar untuk menggunakan kedua tangan saya dengan sama baiknya. Oleh karena kedua tangan saya dapat digunakan dengan sama baik, saya pun dapat melakukan pembedahan dengan efisiensi yang luar biasa.

Dalam masa pelatihan khusus saya, saya menjadi asisten Dr. Leon Ginsburg, salah seorang Penemu (bersama Dr. Burrill Bernard Crohn dan Dr. Gordon Oppenheimer) penyakit Crohn.

Suatu hari, sang kepala residen dan residen senior yang biasa menjadi asisten Dr. Ginsburg tidak dapat membantu dalam ruang operasi maka perawat Dr. Ginsbutg, yang pernah melihat kerja saya, merekomendasi kan saya. Berkat dapat menggunakan kedua tangan dengan sama baik, saya menyelesaikan pembedahan itu dengan sangat cepat.

Pada awalnya, Dr.Ginsburg tidak percaya bahwa operasi yang begitu singkat itu dikerjakan dengan benar dan beliau pun marah, tetapi saat melihat betapa baiknya sang pasien pulih tanpa perdarahan hebat maupun pembengkakan yang biasanya menyusul pembedahan panjang, beliau menjadi terkesan. Saya pun mulai bekerja bersama beliau secara teratur.

lstri saya dan bayi perempuan kami tidak sejahtera di Amerika Serikat. Istri saya hampir selalu sakit, lemah, dan tidak mampu menyusui sehingga kami pun memberi bayi perempuan kami Susu formula bayi yang terbuat dari susu sapi.

Saya bekerja hari penuh di rumah sakit, pulang, dan membantu istri saya yang pada saat itu tengah hamil lagi. Saya mengganti popok dan menyusui bayi dengan botol, tetapi putri saya banyak menangis dan kemudian timbul ruam-ruam kulit di sekujur tubuhnya. Dia gatal-gatal dan menderita.

Kemudian, putra saya pun lahir. Kelahirannya sungguh merupakan kebahagiaan. Tetapi tak lama kemudian dia menderita pendarahan dari dubur. Pada saat-saat itu, saya telah mendapatkan kolonoskop primitif yang pertama sehingga saya dapat memeriksa putra kecil saya dan menemukan peradangan pada usus besarnya, atau kolitis ulserativa.

Saya sangat terpukul. Saya seorang dokter, tetapi tidak dapat menyembuhkan istri saya yang muda dan cantik ataupun menghilangkan penderitaan putra dan putri saya.

Di sekolah kedokteran, saya tidak pernah mempelajari apa pun yang dapat memberi tahu saya apa yang menyebabkan mereka sakit. Saya berkonsultasi dengan dokter-dokter lain, dokter-dokter terbaik yang saya kenal, tetapi tak ada yang dapat membantu saya.

Menjadi seorang ahli bedah yang ahli maupun memberi obat untuk gejala-gejala penyakit tidaklah cukup. Saya ingin tahu apa yang menyebabkan penyakit.

Di Jepang, saya belum pernah melihat dermatitis atopik seperti yang diderita oleh putri saya, maka saya pun mulai menyelidiki hal apa yanq terdapat di Amerika yang hisa menyebabkan putri saya menderita penyakit ini.

Di Jepang, kami tidak menyantap banyak makanan hasil susu. Jadi, saya pikir mungkin penyebabnya adalah susu sapi dalam susu formula bayi miliknya. Saat kami menyingkirkan susu itu, dengan segera dia membaik dan saya pun sadar bahwa dia alergi terhadap susu sapi.

Bayiku tak dapat mencernanya dan partikel partikel yang tidak tercerna yang cukup kecil untuk terserap dari usus ke dalam darahnya diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya seolah-olah benda asing. Hal yang sama juga ternyata benar bagi putra saya. Saat kami berhenti memberikan susu, kolit's yang dia derita hilang.

Penyakit istri saya akhirnya didiagnosis sebagai lupus. Jumlah darahnya menurun, dia menjadi pucat dan kekurangan darah. Dia keluar masuk rumah sakit sementara kami berjuang untuk menyelamatkan jiwanya. Dia meninggal dunia sebelum saya tahu cukup banyak untuk dapat menolongnya.

Bahkan, kini saya tidak tahu apa yang menyebabkan penyakit lupusnya, tetapi saya tahu bahwa dia memiliki kecenderungan genetis untuk memiliki sistem kekebalan tubuh yang terlalu reaktif. Saat dibesarkan di Jepang, dia bersekolah di sekolah biara Barat yang di tempat itu mereka memberikan banyak susu.
Tentu saja dia alergi terhadap susu, seperti halnya kedua anaknya di kemudian hari. Oleh karena berkali-kali mendapatkan makanan yang menimbulkan reaksi alergi, sistem kekebalan tubuhnya tentunya terkuras habis, dan membiarkan dirinya tak terlindungi dari penyakit autoimun lupus.

Akibat berbagai pengalaman ini, saya mulai memahami betapa pentingnya makanan bagi kesehatan kita.
ltu terjadi lebih dari lima puluh tahun yang lalu dan dalam tahun-tahun sesudahnya saya telah memeriksa lambung dan usus serta mencatat sejarah kebiasaan makan lebih dari 300.000 pasien.

Saya mengbabiskan seluruh hidup saya untuk memahami tubuh manusia, kesehatan, dan penyakit.
Saya memulai dengan memusatkan perhatian pada penyakit, apa yang menyebabkannya dan bagaimana cara menyembuhkannya. Tetapi sementara saya mulai paham secara lebih menyeluruh bagaimana tubuh bekerja sebagai sebuah sistem secara keseluruhan, saya pun mengubah cara saya mengatasi penyakit.

Saya menganggap bahwa kami, para profesional medis, dan para pasien kami seharusnya menghabiskan lebih banyak waktu memahami kesehatan daripada memerangi penyakit. Kita dilahirkan dengan hak untuk mendapatkan kesehatan, berada dalam keadaan sehat adalah yang alami.

Begitu mulai mengerti tentang kesehatan, saya mulai dapat mempelajari tentang tubuh dan membantu menyingkirkan penyakit darinya. Hanya tubuh yang dapat nenyembuhkan dirinya sendiri. Sebagai seorang dokter, Saya menciptakan ruang bagi terjadinya penyembuhan tersebut.

Saya pun memulai dengan berusaha untuk memahami penyakit, tetapi pada akhirnya, penelitian saya membawa saya pada apa yang saya yakini sebagai kunci bagi kesehatan. Kunci ini adalah enzim ajaib milik tubuh kita sendiri. Kita memiliki lebih dan 5.000 enzim dalam tubuh manusia yang menghasilkan mungkin 25.000 reaksi yang berbeda.

Dapat dikatakan bahwa setiap tindakan dalam tubuh kita dikontrol oleh enzim, tetapi sangat sedikit yang kita ketahui mengenai enzim. Saya yakin bahwa kita menciptakan enzim yang berbeda-beda ini dari enzim dasar atau pangkal, yang jumlahnya kurang lebih terbatas dalam tubuh kita.

Jika kita menguras enzim pangkal ini, tidak akan tersedia jumlah yang cukup untuk dapat memperbaiki sel-sel dengan benar. Oleh karena itu, seiring dengan waktu, kanker dan penyakit-penyakit degeneratif lainnya pun berkembang.Secara singkat, inilah keajaiban enzim.

Saat saya membantu pasien-pasien kanker usus besar saya untuk sembuh, pertama-tama saya menyingkirkan kanker itu dari usus besar, dan kemudian saya memerintahkan mereka melakukan diet ketat yang terdiri dari makanan dan air yang mengandung enzim tinggi dan tidak mengandung racun sehingga mereka memiliki lebih banyak enzim pangkal untuk digunakan untuk memperbaiki sel-sel tubuh.

Saya tidak suka menggunakan obat keras yang mengalahkan sistem kekebalan tubuh karena saya menganggap kanker dalam usus besar tidak muncul sebagai kejadian yang tidak disengaja dan berdiri sendiri.

Kanker di dalam usus besar memberi tahu saya bahwa persediaan enzim pangkal di seluruh tubuh telah terkuras dan tidak lagi dapat memperbaiki sel dengan benar.

Walaupun saya percaya bahwa kita dilahirkan dengan persediaan enzim pangkal yang terbatas dan kita tidak boleh mengurasnya dengan makanan yang tidak baik, racun, pembuangan yang buruk, dan stres, saya pun memahami sesuatu yang lain.

Sesuatu yang lain itulah yang menyebabkan saya menyebut enzim pangkal ini sebagai enzim "ajaib".
Saya pernah menyaksikan kesembuhan dan berkurangnya berbagai macam penyakit secara spontan. Sementara mempelajari berbagai kesembuhan ini lebih jauh. saya mulai mengerti bagaimana keajaiban seperti ini dapat terjadi.

Kita telah menemukan DNA, tetapi kita tidak tahu terlalu banyak mengenainya. Masih banyak sekali potensi yang tidak terbangunkan dalam DNA kita yang belum kita pahami.

Penelitian saya menunjukkan bahwa dorongan energi emosi yang positif, seperti yang muncul dari cinta, tawa, dan kebahagiaan, dapat menstimulasi DNA kita untuk memproduksi limpahan enzim pangkal tubuh kita—yaitu sang enzim ajaib yang beraksi sebagai bio-katalis untuk memperbaiki sel-sel kita. Kebahagiaan dan cinta dapat membangunkan suatu potensi jauh di luar pemahaman kita sebagai manusia saat ini.

Dalam buku ini, saya akan memberi tahu Anda apa yang harus dilakukan setiap harinya, apa yang harus dimakan, serta suplemen dan enzim apa saja yang harus dikonsumsi untuk mendukung enzim ajaib dan kesehatan Anda.

Namun, hal terpenting yang dapat saya katakan agar Anda menjalani hidup yang panjang dan sehat adalah lakukanlah apa yang membuat Anda bahagia ( bahkan jika itu berarti sesekali Anda tidak menjalankan saran-saran saya yang lain ).

Mainkan musik. Mencintailah. Bersenang-senanglah. Nikmati hal-hal kecil. Jalani hidup dengan penuh gairah. Ingatlah bahwa hidup yang bahagia dan penuh arti adalah cara alami menuju kesehatan manusia.

Antusiasme dengan senang hati, dan bukan kepatuhan sempurna terhadap suatu rezim diet, adalah kunci agar keajaiban enzim berhasil bagi Anda.

Dr.Hiromi Shinya
Juni 2007


Disalin Oleh : NiniekSS
Labels: The Miracle Of Enzyme

Thanks for reading The Miracle Of Enzyme-Prakata. Please share...!

0 Komentar untuk "The Miracle Of Enzyme-Prakata"

Back To Top