SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Semakin Banyak Antasida, Lambung Akan Semakin Buruk

Pengantar NiniekSS :


Dulu ketika maag saya belum sembuh, oleh dokter, saya paling sering diberi antibiotik dan untuk mengurangi rasa sakit saya diberi obat antisida. Karena saya sangat awam dalam masalah obat-obatan, dan waktu itu saya belum mengenal internet untuk tempat bertanya, maka saya percaya saja kepada dokter. 

Yang terpenting bagi saya waktu itu adalah, bagaimana rasa nyeri di lambung saya segera hilang. Dan memang ajaib, dalam 3 hari minum antasida lambung memang terasa sembuh. Namun begitu antasidanya habis, maka nyeri lambung yang sudah hilang, kambuh lagi bahkan lebih hebat.

Untuk itu, ketika nyeri lambung kambuh lagi, saya beranikan diri untuk meminta obat yang lain selain antasida. Walaupun sudah digantikan dengan obat yang lain, maka sakit lambung saya tak kunjung sembuh, bahkan makin lama makin parah.

Saya baru tahu bahwa jika kita sering meminum antasida untuk mengurangi nyeri lambung atau rasa sakit yang lain, maka lambung kita justru akan menjadi semakin buruk. Hal ini dijelaskan secara gamblang oleh Dr.Hiromi Sinya  dalam bukunya  : "the Miracle Of Enzyme", simak berikut ini :

===================================================================


Ada dua tempat dalam tubuh manusia yang lingkungan dengan keasaman tinggi berfungsi sebagai tindakan perlindungan. Satu adalah di dalam lambung, dan yang satu lagi adalah pada vagina wanita. Kedua tempat ini memiliki kadar keasaman tinggi dengan ph 1.5 hingga 3.0, dengan fungsi utama membunuh bakteri.
Saat mandi berendam ataupun berhubungan seks, bakteri memasuki vagina, dan asam yang kuat dihasilkan oleh laktobasilus di dalam vagina untuk membunuh bakteri yang masuk itu.

Bakteri memasuki lambung pada saat Anda mengonsumsi makanan. Diperkirakan sebanyak 300 miliar hingga 400 miliar bakteri memasuki lambung bersama setiap makanan. Asam kuat yang terdapat dalam cairan lambung membunuh sebagian besar bakteri ini.

Dengan kata lain, karena bakteri menyerang baik lambung maupun vagina, kedua tempat itu harus memproduksi asam yang kuat untuk membunuh bakteri itu. Sering, jika asam lambung, yang sangat penting untuk melindungi tubuh, dihambat dengan menggunakan obat-obatan, bakteri yang mengandung racun kuat lolos dari lambung dan masuk ke usus, dan bakteri itu dapat menyebabkan diare serta berbagai penyakit.

Jika sekresi asam lambung dihambat, sekresi pepsin dan asam hidroklorida yang mengaktivasi enzim-enzim pencernaan juga terhambat sehingga mengakibatkan kesulitan mencerna. Terlebih lagi, asam lambung yang tidak cukup banyak, mempersulit penyerapan zat besi dan mineral, seperti kalsium dan magnesium. Oleh karenanya, orang-orang yang pernah menjalani gastrektomi (pengambilan seluruh atau bagian dari lambung) untuk tukak lambung atau kanker lambung selalu menderita anemia karena setelah lambung mereka diambil melalui pembedahan, sekresi asam lambung tidak lagi terjadi dan mereka tidak dapat menyerap zat besi.

Penghambatan asam lambung mengacaukan keseimbangan bakteri di dalam usus sehingga mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Konon, terdapat sekitar 100 triliun bakteri dari 300 varietas berbeda hidup dalam usus manusia. Di antaranya, terdapat bakteri yang dianggap baik seperti lactobacillus bifidus (bifidobacterium) dan bakteri jahat seperti bakteri Welsh. Namun, mayoritas bakteri yang terdapat di dalam usus bukanlah bakteri baik ataupun jahat, melainkan bakteri sedang.

Bakteri-bakteri sedang ini memiliki sifat unik, yakni jika jumlah bakteri baik dalam usus bertambah banyak, bakteri-bakteri sedang ini menjadi bakteri baik, sementara jika jumlah bakteri jahat bertambah banyak, bakteri-bakteri sedang kemudian menjadi bakteri jahat. Oleh karena itu, bakteri sedanglah yang mencondongkan keseimbangan antara bakteri baik dan jahat, dan keseimbangan itu menentukan kesehatan lingkungan usus secara keseluruhan.

Jika sekresi asam lambung tidak cukup, enzim-enzim pencernaan tidak dapat diaktivasi sehingga makanan yang belum tercerna melaju terus ke dalam usus. Makanan yang seharusnya sebagian besar dicerna dan diserap dalam usus tetap tidak tercerna di dalam usus besar. Suhu di dalam usus besar manusia adalah 370C yang sebanding dengan suhu udara di tengah musim panas. Makanan yang tidak tercerna itu pun membusuk dan fermentasi abnormal terjadi. Sebagai akibatnya, sejumlah bakteri jahat berkembang biak secara abnormal di dalam usus besar, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Dengan demikian, semakim banyak antasida yang Anda minum, semakin banyak pula kerusakan yang diderita oleh tubuh Anda.

Untuk menghindari kerusakan ini, Anda harus mencegah heartburn atau kembung yang menyebabkan Anda ingin mengonsumsi antasida. Jika mengerti penyebab heartburn dan kembung, Anda dapat mencegahnya hanya dengan sedikit tindakan pencegahan.

Heartburn terjadi jika asam lambung mengalir naik kembali ke kerongkongan. Kerongkongan rentan terhadap asam karena biasanya lingkungan itu bersifat basa. Oleh karena itu, jika asam lambung terkumpul di dalam kerongkongan, secara tidak sadar orang-orang menelan air liur mereka yang bersifat basa, untuk menurunkan asam lambung yang mengalir naik.

Namun, jika Anda makan terlalu banyak atau mengalami kesulitan mencerna, sehingga menyebabkan asam membengkak dan menjadi sulit untuk mendorong asam itu turun dengan air liur, hal ini menimbulkan luka-luka seperti lecet yang disebut erosi pada kerongkongan. Dalam keadaan seperti itu, jika asam lambung mengalir naik ke dalam kerongkongan, yang terjadi bagaikan menuang alkohol ke atas luka, dan menyebabkan gejala-gejala rasa sakit atau ketidaknyamanan yang secara umum dikenal sebagai heartburn. Dan rasa lega yang Anda rasakan setelah meminum antasida disebabkan oleh ditekannya sekresi asam lambung lebih lanjut.

Dengan kata lain, untuk mencegah heartburn yang harus Anda lakukan hanyalah mencegah apa yang ada di dalam lambung mengalir kembali ke dalam kerongkongan. Dan untuk melakukannya, pertama-tama Anda harus menahan diri untuk tidak terlalu banyak makan dan minum, serta mengurangi rokok, alkohol, dan kopi.

Satu hal penting lain untuk diingat adalah menyelesaikan makan malam empat atau lima jam sebelum pergi tidur sehingga lambung Anda kosong saat Anda pergi tidur.

Di permukaan mukosa lambung, terdapat tonjolan-tonjolan sangat kecil bernama vili atau jonjot-jonjot yang mengeluarkan asam lambung. Namun, jika seseorang terus-menerus minum antasida untuk menekan sekresi asam lambung, jonjot-jonjot ini menjadi semakin pendek dan semakin pendek saja sehingga fungsi mereka melemah. Hal ini dikenal sebagai penyusutan mukosa.

Sementara penyusutan mukosa berlanjut, mukosa lambung menjadi tipis dan menyebabkan peradangan—atau gastritis atrofi. Lambung yang menderita gastritis atrofi dapat dengan mudah menjadi tempat berkembang biaknya Helicobacter pylon (H. pylon) dan bakteri-bakteri jenis lain sehingga secara perlahan memperburuk peradangan di lambung dan, pada akhimya, menyebabkan kanker lambung.

Infeksi H. pylon umum terjadi di Amerika Serikat dan orang-orang yang terinfeksi memiliki dua hingga enam kali lipat lebih besar resiko berkembangnya kanker lambung. H. pylori dapat menyembunyikan diri baik di dalam sel-sel mukosa maupun di dalam mukus yang melindungi mukosa lambung dari asam lambung. Oleh karena H. pylon ditularkan melalui mulut, tingkat infeksinya meningkat seiring dengan umur dan diperkirakan tingkat infeksi H. pylon di antara orang-orang berusia di atas 50 adalah 50%.

Mengidap H. pylon tidak seelalu berujung pada kanker lambung, tetapi untuk mencegah H. pylon berkembang biak, konsumsi obat-obatan lambung termasuk antasida sebaiknya dihindari sebanyak mungkin.


Disalin Oleh : NiniekSS
Labels: The Miracle Of Enzyme

Thanks for reading Semakin Banyak Antasida, Lambung Akan Semakin Buruk. Please share...!

0 Komentar untuk "Semakin Banyak Antasida, Lambung Akan Semakin Buruk"

Back To Top