SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Mencairkan Harta Karun Yang Kedua

Setelah sampai di Purworejo, maka kamipun segera memikirkan siapa kira-kira teman yang bisa diajak bekerjasama untuk proses pencairan ini. 

Akhirnya setelah melalui seleksi yang panjang, kamipun menemukan orangnya. Seorang teman, Mas Marno namanya. Orangnya kalem, agak pendiam, namun cukup berpengalaman dalam melihat dunia goib. 
Setelah saya mencari waktu dengan mohon petunjuk kepada Allah SWT, maka kami bertiga berunding untuk mematangkan rencana, bahwa malam jumat depan setelah sholat isya jam 8 persis akan saya laksanakan prosesi pencairan harta karun yang kedua itu.



Malam jum'atpun tiba. Sebelum sholat isya, Mas Marno sudah datang kerumah. Kami bertiga sholat isya tepat waktu. Mendadak setelah sholat isya, keran air tetangga ada yang jebol, sehingga suami saya dimintai tolong untuk membetulkannya. Ya Allah, padahal membetulkan keran air tak bisa sebentar, sedangkan untuk masalah penjemputan goib waktu yang telah ditetapkan biasanya harus tepat pelaksanaannya, entah mengapa bisa begitu.

Saya dengan Mas Marno sudah cemas, sudah hampir jam 8 malam suami saya belum pulang juga. Wah kalau sampai jam 8 belum selesai bagaimana ini, pikir saya. Alhamdulillah sebelum saya susul ketempat tetangga, suami saya sudah pulang. Sudah sejak sore saya memberitahukan kepada adik saya agar siap untuk mengadakan prosesi hari ini, insya Allah jam 8 malam.
Adik saya Slamet di Jakarta sudah siap.

Maka, tepat pada jam 8 malam prosesi penjemputan harta karun itu kami mulai. Suami saya sebagai imam dan saya serta mas Marno menjadi makmum. Meskipun istilahnya imam dan makmum, kami sholat sunnah wudhlu, sholat sunnah taubat dan sholat hajat sendiri-sendiri, demikian pula kami dzikir sendiri-sendiri pula. Hanya nawaitunya disatukan untuk memohon keridhoan Allah agar harta karun yang telah berada di Jakarta dirumah adik saya itu bisa kami pindah kerumah kami di Purworejo, bukan lagi dirumah ibu mertua saya dirumah jambu.

Kejadiannya sama persis dengan pelaksanaan prosesi penjemputan dirumah adik saya di Jakarta. Jadi kurang lebih setengah jam dari mulai kami berdzikir, tiba-tiba ada angin kencang luar biasa, seperti angin pusaran yang hendak melanda apa saja, kaleng-kaleng, seng-seng yang ada diluar rumah berbunyi klontang-klontang dan gordyn rumahpun melambai-lambai bagai kena prahara.

Lalu hujan yang bagai ditumpahkan dari langit tercurah mengagetkan, benar-benar deras sekali, sehingga dari lubang-lubang angin yang ada ditembok tampias. Persis ketika deras-derasnya hujan, dalam goib saya melihat dengan sangat jelas ada seorang laki-laki yang memanggul karung seperti karung beras hingga 7 kali mondar mandir dari luar rumah dibawa masuk ke salah satu kamar dirumah saya. Kamar itu tempat pesholatan kami. Serta merta dengan spontanitas dengan mata masih terpejam saya lari kearah kamar pesholatan. Maksud saya mau mengejar orang yang saya lihat tersebut.

Hampir saja saya bertabrakan dengan Mas Marno karena ternyata Mas Marno juga melihat penampakan sama persis dengan apa yang saya lihat. Seseorang yang mondar mandir memanggul karung yang berisi sesuatu kedalam kamar pesholatan.

Tetapi setelah saya masuk kekamar pesholatan disana tidak ada apa-apa. Oh iya saya lupa ceritakan. Setelah saya dan Mas Marno membuka mata, didepan kamar pesholatan dimana kami hampir saja bertabrakan ketika mengejar orang goib itu, hujan yang demikian derasnya tiba-tiba berhenti pula dengan tiba-tiba, bukan layaknya hujan biasa. Kami sama-sama maklum. Banyak hal-hal yang aneh-aneh dari prosesi goib.

Ketika saya laporan kepada adik saya tentang pelaksanaan prosesinya, adik saya menjelaskan :”Gak papa mbak, belum berhasil ujud, yang penting barang itu sudah aman ada dirumah Mbak Nien, Alhamdulillah pemindahan sudah sukses, nanti tinggal satu tahap lagi mbak, insya Allah prosesinya lebih mudah daripada yang pertama dan yang kedua. Ibarat tadinya barang itu berada di gudang perbendaraan, sekarang sudah keluar dari gudang perbendaraan tinggal terserah kapan Mbak Nien mau ambil sewaktu-waktu tak perlu mencari waktu khusus lagi”.

Saya senang juga tidak, kecewapun juga tidak, biasa-biasa saja ketika pada prosesi yang kedua inipun, harta karun tersebut belum berhasil cair.

Waktu terus berlalu. Bertahun tahun kemudian…kami dikejutkan adanya telephone dari teman di Wonosobo, dia memberitahu bahwa besuk sore mau datang kerumah saya bersama temannya orang pintar, yang profesinya memang suka mengambil emas goib dimana-mana. 

Benar pada keesokan sore harinya teman saya itu datang bersama bapak-bapak yang usianya sudah diatas 50 tahun. Orangnya sangat santun, rendah hati dan saya lihat memang berilmu. Kelihatan dari tatapan matanya dan cara bicaranya.

Tak perlu memakai ritual apapun ternyata bapak itu langsung to the point mengatakan bahwa dirumah saya memang ada harta karun yang sangat banyak, bahkan bapak itu bisa komunikasi dengan penunggu goibnya.

Menurut penuturan bapak itu, katanya penunggu goib dari harta karun yang ada dikamar pesholatan saya, minta tolong dengan sangat kepada bapak itu, agar disampaikan kepada saya, agar segera mencairkan harta karun itu, karena penunggu goib itu sudah sangat lelah bertugas menunggu dari jaman majapahit hingga sekarang. Berhubung sudah ketemu dengan orang yang tepat untuk mengemban amanah harta itu, maka ia kepingin sekali bisa segera istirahat dari tugasnya. Hehe ternyata didunia goib juga ada permintaan pensiun yaa? Baru ngerti lho saya.

Bapak itu juga mengatakan kepada saya :”Bu, saya sih bisa saja mencairkan, tapi oleh khodamnya saya tidak diijinkan, katanya kuncinya sudah dipegang sama ibu”

Lah kok bapak ini kok ngerti ya, padahal saya kan tidak pernah cerita? “Ibarat khodam itu orang yang mau ngasih rejeki kepada ibu, barangnya sudah ada didepan pintu Bu, ibu tinggal mengambilnya…” ujar bapak itu lagi.

“Wah saya malah jadi pusing pak, karena sudah 2 kali saya laksanakan tetap gagal juga, berarti emang saya tidak bakat mencairkan pak” Jawab saya. 

“Ya sudah gak papa bu, atas ijin Allah kalau tiba waktunya mudah-mudahan tanpa ritual apapun harta itu akan bisa keluar dengan sendirinya” kata bapak itu kemudian. Setelah cukup menyampaikan banyak hal tentang masalah harta karun itu teman saya dan bapak itu langsung pulang ke Wonosobo.

Ada lagi nih cerita yang lain…
Suatu hari ada seseorang yang datang memperkenalkan diri kerumah. Ia jika diijinkan akan mencoba membantu mencairkan harta karun dirumah saya. Ketika saya tanya, tahu darimana ? Katanya dari seorang Habib yang ada dikota Purworejo. Kebetulan saya memang mengenal Habib yang disebutkan oleh orang tersebut.

Dia mengatakan bahwa baru saja telah diutus oleh orang ternama di daerah Yogyakarta untuk mencairkan emas sebanyak 8 kg. Saya menanggapinya dengan biasa-biasa saja. 

“Ya silahkan aja Pak, kalau bisa Alhamdulillah” terus orang itu mengetuk lantai rumah saya 3 kali sambil membaca doa, tapi saya tidak begitu mendengar doa apa yang diucapkan. Setelah itu dia mengatakan :”Lho kok kosong bu?”

Saya terkejut ! apa iya ya ? Tanya saya dalam hati. Ternyata setelah saya cek benar, harta karun itu sudah tak ada dikamar pesholatan saya, mungkin penunggunya marah karena saya tidak segera mencairkannya. Melihat harta itu sudah tak ada lagi, saya ya biasa saja, tak ada sedikitpun rasa kecewa karena kehilangan.

Bapak kenalan Habib itu bertanya :”Bu, harta itu aslinya dulu darimana to?”

Saya jawab “Disana pak dekat kawedanan kutoarjo” sambil saya menyebutkan alamat yang tepat rumah ibu mertua saya yang waktu itu sudah dijual kepada orang dan menjadi padang ilalang tak terurus karena belum dibangun oleh orang yang membelinya.

“Besuk tak ceknya kesana ya Bu, boleh ?” tanyanya kemudian.
“Silahkan aja Pak, kalau sudah checking, hasilnya bagaimana tolong kabari saya ya Pak?”
“Beres Bu, jangan khawatir !” Bapak itu memang orangnya kocak dan cepat akrab walau baru saja kenal. Setelah berbincang kesana kemari bapak itu pamitan pulang.

Besuknya dia sudah datang lagi kerumah saya. Dia cerita bahwa sudah menemukan alamat dimana asal-usul harta karun itu, yaitu bekas rumah ibu mertua saya. Katanya kesana bersama dengan gurunya. Dia mengatakan :”Walah bu, buuanyaak sekali, tidak cuma ada, tapi buuanyak sekali” sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali.

“Ada emas lantakannya, ada perhiasannya, ada mahkotanya, ada koinnya, komplit bu, sayang waktu saya mau ngambilkan 1 gelang saja untuk ibu, penunggunya tidak mengijinkannya, dia tidak percaya sama saya, katanya biar ibu sendiri yang mengambilnya” kata bapak kenalan Habib itu.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un tidak berapa lama saya mendengar bahwa bapak kenalan Habib itu telah meninggal mendadak tanpa musabab. Padahal orangnya sehat, segar bugar, tak pernah sakit, setiap orang yang mendengar bahwa dia telah meninggal banyak yang tak percaya.

Begitulah pengalaman saya tentang harta karun yang pernah saya lihat. Dan ini benar-benar ada…Soal pencairan itu adalah rahasia Allah…biarlah Allah Yang Maha Mengetahui, dan Maha Mengatur, saat yang paling tepat, dan jumlah yang paling pantas untuk diberikan kepada kita masing-masing. Marilah kita mensyukuri sedikit yang telah diberikan kepada kita daripada mengangankan yang besar tapi jauh dari jangkuan. He he ada ada saja didunia ini. Yuk bekerja giat, dan tekun beribadah, mendekatkan diri kita kepada Allah SWT agar kita selalu mendapat RidhoNya. Amin Ya Rabbal 'Alamiin.

Semoga kisah ini bisa menghibur Anda.

Salam Sehat Sejahtera Selalu,
NiniekSS





Labels: Kisah Menarik

Thanks for reading Mencairkan Harta Karun Yang Kedua. Please share...!

0 Komentar untuk "Mencairkan Harta Karun Yang Kedua"

Back To Top