SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Sholat Sebagai Dialog Manusia Dengan Allah SWT.

Bismillahirrahmanirrahiim…

Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam,

Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin.

Sahabat Pembaca Blog Yang Setia…

Pagi ini saya mendengar kabar dari kalian, bahwa ada yang gerdnya kambuh lagi dan tak tahu apa sebabnya ? Ada yang mengeluh sudah minum morinda 3,5 botol kok masih saja kadang-kadang terasa perih di lambung ? Ada yang mengeluh produk pesanan morindanya ketukar pesanannya, pesan produk  Original kok yang datang produk Maxidoit ? 

Ada yang mengeluh pesanan tepung kerutnya lama tak datang-datang, padahal begitu transfer masuk, langsung saya kirim tepungnya, karena saya tak mau malam ketika tidur masih menanggung hutang kepada kalian yang pada memesan produk. 

Eh setelah ditelusur, kurir pos yang mengantar mengatakan bahwa kemarin itu dia sudah lewat  didepan rumah kalian berkali-kali tapi kok tak nampak nomor rumah kalian ya, dan anehnya sang kurir ini kemarin kok ya tidak kepikiran untuk bertanya kepada seseorang. Yang anehnya lagi, kalian berkali-kali melihat pak Pos itu lewat mondar-mandir didepan rumah kalian, tapi kalian kok ya tak mau bertanya kepada Pak Pos :”Pak nyari rumah siapa ya?” Padahal kalian sedang menungu-nunggu buku maag pesanan  kalian ?

Ini kejadian nyata dari teman kalian semua, bukan saya mereka-reka ceritera. Lalu mengapa semua “ketidak-nyamanan” itu terjadi ? Salah siapakah ? Salah Bu Niniek yang telah mengirim barang dengan segera ? Salah fihak Expedisi Morinda ? Salah Pak Pos yang sulit menemukan alamat kalian ? Atau ada salah dalam diri kalian sendiri ? Wallahua’lam.

Siapapun yang salah, marilah kita saling memaafkan. Oke ? Yang jelas, semua ketidak-nyamanan dalam hidup, semua permasalahan yang terjadi, semua kesulitan yang kita hadapi, apapun itu, adalah, bahwa dalam hidup kita ini ada “FAKTOR X”. Yang tak dapat kita prediksikan atau perkirakan, yang tak dapat diduga-duga atau disangka-sangka datangnya, bahkan sungguh-sungguh diluar kemampuan kita manusia.

“Faktor X” ini bukan hanya segala bentuk kejadian yang negatif seperti diatas, atau kejadian-kejadian seperti terjadinya musibah, kesialan hidup, sakit penyakit, kerugian, kebrangkutan usaha, ketersesatan jalan hidup, dan yang lain, namun bisa juga berupa keberuntungan, kebahagiaan hidup, diterima bekerja dengan penuh keajaiban tanpa disangka-sangka, selalu sehat, selalu dimudahkan segala urusan, dilindungi dari dosa, terlindung dari segala musibah, dan lain sebagainya.

Ada kejadian paket yang tak datang-datang atau ketukar pesanan seperti diatas, ada juga kejadian yang sebaliknya, seperti ini : Saya prediksikan atau perkirakan paket yang saya kirim akan sampai dalam 5 hari kerja, artinya diluar tanggal merah, karena kalau tanggal merah biasanya paket libur atau tak mengantar pesanan. Loh ini kok dalam 2 hari sudah sampai ? Padahal ongkirnya ongkir biasa, bukan ongkos kirim kilat ? Saya sendiri yang mengirim sampai terbengong tidak percaya. Apalagi kalian yang memesannya !

Lalu ada lagi, yang saya perkirakan sampai dalam 5 hari kerja, eh ternyata dalam 11 hari belum juga nyampai, hingga kalian komplain ! Kalian juga bingung, apalagi saya yang merasa telah mengirimkan barang pesanan kalian segera setelah uang saya terima dari kalian ! Eh usut punya usut, ternyata barang nyelip dalam truk besar expedisi sehingga sangat sulit untuk membongkarnya. Lah lalu terpaksa dikirim ulang sehingga barang yang harusnya sampai dalam 5 hari, maka terpaksa nyampai hampir 17 hari !

Alhamdulillah saya jujur, dan kalian bisa sabar serta percaya kepada saya sebagai fihak yang mengirim barang. Sehingga meskipun lelet, akhirnya barang sampai juga ketangan kalian. Jadi marilah kita tak perlu saling menyalahkan ya ?

Ada juga kok, pernah terjadi saya kirim tepung kerut, ke luar Jawa, saya lupa ke daerah mana yaa ? Saya kirim dengan paket pos kilat dengan perhitungan 5 hari sampai, eh ini ditunggu hingga lebih dari 2 minggu baru sampai. Nah untuk kejadian-kejadian diluar dugaan seperti ini siapa yang musti disalahkan ? 

Mungkin fihak ekspedisi bisa meminta maaf atau bahkan mengganti dengan uang kerugian atas keterlambatan pengiriman barang. Namun mereka kan tidak bisa mengganti kerugian yang kita alami, misal pesan morinda, diperkirakan 5 hari morinda akan datang, pas yang kita minum telah habis, jadi nantinya bisa nyambung minumnya. Dan ternyata, harapan kita jauh meleset, akhirnya minum morinda kita tak bisa nyambung dari botol-botol sebelumnya.

Nah “FAKTOR X” ini hanya Allah SWT yang mempunyainya. Yang Maha Menentukan. Oleh karena itu, jika terjadi “FAKTOR X” seperti ini hendaknya kita bersabar, jangan keburu berang, atau menyalahkan fihak manapun. Karena semuanya akan kembali kepada diri kita sendiri, Oke ?

Bagaimana mensikapi atas terjadinya “FAKTOR X” ini. Yang tak bisa kita duga-duga sebelumnya. Jika kita ingin mendapatkan “FAKTOR X” yang selalu menguntungkan, dan dihindarkan dengan “FAKTOR X” yang merugikan, hendaknya kita mendekat kepada pemilik “FAKTOR X” sendiri, ialah Allah SWT. Salah satunya adalah dengan mengerjakan perintahNya yang sangat mendasar yaitu SHALAT.

Shalat sebagai Dialog Antara Manusia Dengan Allah SWT.

Shalat, sebagai perintah wajib bagi Umat Muslim, apakah sekedar perintah Allah yang tanpa makna ? Kalau kita mau menjabarkan makna yang terkandung dalam perintah sholat, barangkali saja seumur hidup kita waktunya tak akan cukup ! Saking indahnya makna, saking saratnya makna, saking uniknya makna, saking dahsyatnya makna, saking ajaibnya makna yang ada.

Dari mulai Kehendak Allah untuk memerintahkan shalat. Lalu mengapa ketika ditawarkan kepada seluruh makhluk Allah, hanya manusialah yang dengan beraninya menerima perintah sholat ini, lalu bahasan masalah dari gerakan ke gerakan sholat hubungannya dengan rotasi bumi, bulan, terhadap matahari, juga hubungannya dengan kehidupan micro dan macrocosmos manusia itu sendiri, hubungannya dengan thawaf di Makkah, hubungannya dengan bacaan sholat itu sendiri dimana tiap-tiap huruf dalam bacaan itu terkandung dalam Al Qur’anul Karim, hubungan gerakan sholat dengan sifat Allah dan sifat manusia yang melakukan. WOOUUWW…dahsyat ! dahsyat dan sungguh dahsyat, sholat itu.

Sholat adalah kesempatan emas, kesempatan yang sangat berharga yang diberikan oleh Allah kepada manusia, untuk menghadap kepada Allah SWT. disaat manusia masih hidup didunia. Padahal Allah itu berdimensi Maha Tinggi, Maha Mulia, dan Maha Suci. Namun masih berkenan memberikan kesempatan kepada manusia yang berdimensi rendah, berdimensi kekotoran, kemunafikan, kerakusan, keegoan, kesombongan dan segala dimensi keburukan yang lain, untuk menghadap kepada Allah SWT ! 

Tak usah menunggu besok atau lusa untuk melaksanakan dholat. Betapa kasih sayangnya Allah SWT. kepada makhluk manusia ! Namun banyak dari kita yang tak menyadarinya. Masih malas untuk sholat, masih terbeban untuk sholat dengan beribu alasan. Susah sedikit mengeluh. Sulit sedikit mengumpat Allah tidak Adil. Ya Allah….

Menghadap Allah SWT. disaat kita masih hidup, untuk menyembah, mengabdi, berbakti, sekaligus untuk memohon ampunan atas segala dosa-dosa kita, menghaturkan syukur atas segala nikmat dan karuniaNya, memohon bimbingan dan perlindunganNya, dan mengharapkan RidhoNya. Menghadap untuk mengadukan seluruh permasalahan hidup kita dan memohon solusinya sesuai dengan kehendakNya, bukan sesuai dengan kehendak kita.

Allah yang sudah berkenan merendahkan diriNya sedemikian rupa untuk menerima pisowanan kita yang penuh dengan daki dan dosa ini, dalam ritual shalat, alangkah meruginya kita, alangkah bodohnya kita, jika kita tidak mau menerima kesempatan emas ini, karunia yang sungguh mahal nilainya ini, ialah mengerjakan sholat.

Lalu kapan lagi ? Apakah menunggu kita disholatkan lebih dahulu ? Tak mungkin kan ? Sedangkan kematian yang begitu pasti, datangnya semau gue tanpa memberitahu lebih dahulu. He he.

Diterima pak RT dirumahnya dengan sambutan yang baik saja, kita sudah senang, dan bersyukur kepada Allah atas ijinNya ini, bayangkanlah jika ketika kita sholat, kita sedang menghadap Allah SWT. Dan Allah sendiri yang akan berkenan menerima kita. Bukan para malaekat yang menjadi ajudan-ajudanNya.

Lalu jika kita datang kerumah pak RT, untuk suatu keperluan, akankah kita datang dengan baju tidur kita, atau bahkan dengan celana kolor yang biasa kita pakai dirumah ? Tidak bukan ?  Biasanya kita akan mandi dulu, lalu berganti dengan pakaian yang pantas untuk bertamu, bahkan jika kita laki-laki akan menambahkan wangi-wangian agar segar ketemu orang. Ya kan ?

Tapi mengapa ketika kita sholat, dimana kita akan menghadap Allah SWT, Boss yang Maha Besar, Maha Agung, yang wajib kita sembah dan kita muliakan semulia-mulianya, kita sering sembarangan dalam hadap kita ?

Wudhlu kita sembarangan. Pakaian kita sembarangan. Terkadang pakaian yang sudah untuk tidur kita pakai untuk sholat. Terkadang pakaian yang untuk menggendong anak kita yang tadi pipis karena sudah kering, lupa berganti dengan pakaian yang bersih lalu langsung sholat.

Terkadang belum mandi atau gosok gigi bangun tidur kita langsung ambil wudhlu dan tanpa berganti pakaian kita langsung sholat. He he itu saya sendiri, dulu. Bukan kalian. Saya percaya bahwa kalian semuanya sudah sangat takzim ke Hadlirat Allah SWT.

Sholat yang model begini, mau sampai dimanakah sholat kita ? Mau mendapat apakah kita dengan sholat yang model seperti ini pelaksanaannya ? Kita bilang :”Ah Allah kan Maha Pengampun dan Maha Tahu !” Ahaa…dengan mudahnya jika kita melakukan dosa atau pelanggaran-pelanggaran kita mengkambinghitamkan ke Maha Tahuan Allah, Ke Maha Pengampunan Allah. Cik enaknya rek ! Kata orang Jawa Timur.

Jika kita ingin sholat kita menjadi mi’rajnya diri kita ke Hadlirat Allah, tentu kita harus mau melakukan adab-adab dalam berwudhu, dan adab-adab dalam melakukan sholat. Selain rukun-rukunnya.

Kali ini saya tak akan membahas bagaimana rukun berwudhlu dan rukun sholat, karena itu bukan bidang saya, maksudnya saya bukan ahlinya, takut salah dan malah berdosa. Saya hanya akan berbagi tentang hakekatnya saja. Menyangkut soal hakekat, itu adalah soal pemahaman yang dikaruniakan oleh Allah SWT. kepada masing-masing orang, dan itu tidaklah sama. Dan saya mempunyai hak dong untuk berargumen mengenai pengalaman sholat dan membagikannya kepada kalian semua.

Saya nih, kalau sudah tiba waktu adzan berbunyi, ada ketakutan yang luar biasa sekaligus harap-harap cemas, karena kesempatan yang diberikan untuk menghadap Allah sudah tiba.
Lalu buru-buru mengambil wudhlu. Tak perlu mandilah karena sebelum adzan sudah mandi.

Dulu sebelum saya belajar tentang hakekat, saya wudhlu ya sebagaimana umumnya orang berwudhlu. Sesuai urut-urutan dalam membasahi anggota badan. Berawal dari niat wudhlu. Lalu mulai berwudhlu dari mulai mencuci kedua telapak tangan, berkumur, mencuci kedua  lubang hidung, mencuci muka, mencuci kedua tangan hingga kesiku, mengusap dahi, mengusap kedua telinga dan yang terakhir adalah mencuci kedua kaki hingga ke mata kaki. Selesailah sudah rukun wudhlu saya.

Nah setelah saya belajar ilmu hakekat maka dalam berwudhlupun saya laksanakan dengan mencari hakekatnya. Dan semoga kalianpun akan mau memahaminya.
  • Pertama-tama sekali dalam membaca niat : Saya sungguh-sungguh berusaha memusatkan seluruh jiwa raga saya untuk membersihkan diri lahir dan batin dari segala najis lahir dan daki-daki dosa saya yang masih menempel direlung hati saya.
  • Sebelum mengambil air wudhlu, saya mohon kepada Allah SWT.agar berkenan mensucikan air yang hendak saya pergunakan untuk berwudhlu. Dari najis yang kelihatan dan tak kelihatan. Dengan bahasa sendiri karena saya tak tahu bahasa arabnya.
  • Ketika mencuci kedua telapak tangan : Saya mohon agar Allah berkenan untuk mengampuni seluruh dosa yang pernah digunakan oleh kedua tangan saya untuk bermaksiat kepada Allah atau melakukan dosa apapun, yang saya sadari maupun tidak saya sadari, yang saya sengaja ataupun tidak saya sengaja.Mungkin dulu tangan saya ini pernah melakukan tindakan atau perbuatan yang Allah tak berkenan, suami tak berkenan ataupun siapapun orang lain yang menjadi tak berkenan atas perbuatan kedua tangan saya tersebut. Barangkali saja tanpa sengaja kedua tangan saya ini pernah merugikan orang lain, mencuri haknya, atau sesuatu perbuatan yang lain yang tanpa saya sadari.
  • Ketika saya berkumur : Saya mohon ampun atas segala dosa serta maksiat yang pernah dilakukan oleh mulut saya, sadar atau tak sadar, sengaja atau tak sengaja. Mungkin saja saya pernah makan barang yang haram baik dzatnya maupun cara memperolehnya, mungkin saja saya pernah bermaksiat dengan menggunjing orang, berkata-kata yang menyakitkan hati, membaca Al Qur’an tahu salah tetapi jalan terus, bersaksi dusta, menipu, makan harta haram dan segala bentuk maksiat dari mulut.
  • Ketika saya mencuci kedua  lubang hidung : Saya mohon ampun kepada Allah SWT. atas segala dosa yang dilakukan oleh hidung saya sengaja ataupun taksengaja, tahu ataupun tidak tahu. Seringkali saya lupa mengucapkan syukur, ketika lubang hidung saya menghirup udara segar penuh oksigen pemberian Allah, yang membuat saya tetap bertahan hidup sampai sekarang tanpa harus membayar biaya alias gratis. Karena dulu, saya anggap itu semata hal yang biasa saja terjadinya, tak ada kaitannya dengan kasih sayang Allah.
  • Ketika saya mencuci muka : Saya mohon ampun atas segala dosa yang telah dilakukan oleh seluruh pancaindera saya, dimana saya mungkin sering bermaksiat dengan mata saya, yang saya sengaja atau tidak, yang saya tahu ataupun tidak, bahwa yang saya lihat itu adalah dosa yang mampu menjauhkan saya dari Allah. Mungkin saja saya pernah melihat gambar yang tak senonoh yang Allah tidak sukai, tapi saya malah menikmatinya sebagai sesuatu yang menyenangkan. Astaghfirullahaladziim…Mungkin pula, dengan mata saya saya pernah menginginkan sesuatu padahal itu bukan hak saya. Banyak sekali dosa yang telah saya perbuat dengan mata saya, sengaja ataupun tanpa saya sengaja.
  • Ketika saya mencuci kedua tangan hingga kesiku : Saya sungguh-sungguh mohon ampunan Allah atas dosa serta maksiat yang pernah kedua tangan saya lakukan, sengaja ataupun tidak sengaja, tahu ataupun tidak tahu, bahwa yang dilakukan kedua tangan saya adalah dosa. Mungkin saja saya pernah melakukan pencurian, kekerasan, yang tak saya sengaja dimasa yang lalu.
  • Ketika saya mengusap dahi dengan air wudhlu : Saya sungguh-sungguh mohon ampunan Allah SWT. atas dosa otak saya yang setiap saat bermaksiat dan berdosa kepada Allah SWT. yang saya sengaja ataupun tidak saya sengaja, dan yang saya tahu ataupun tidak tahu bahwa itu adalah suatu dosa, yang mampu merenggangkan hubungan saya kepada Allah SWT. Setiap saat saya berpikir, berangan-angan, berandai-andai, yang itu semua mungkin saja tidak berkenan dihadapan Allah SWT.yang berarti saya tidak mensyukuri nikmat, sehingga nikmat yang Allah berikan kepada saya dicabutiNya, sehingga hidup saya susah, banyak penyakit dan jauh dari segala kemudahan serta barokah. Mungkin saja dosa-dosa fikiranlah yang sering membuat saya malas sholat, malas mengaji dan jauh dari segala perbuatan baik. Mungkin dari dosa-dosa fikiranlah yang membuat saya jauh dari turunnya ilmu laduni, dari turunnya makrifatullah, boro-boro dikasihi oleh Allah SWT.
  • Ketika saya mengusap kedua telinga : Saya mohon ampunan kepada Allah atas segala dosa serta maksiat yang telah dikerjakan oleh kedua telinga saya, baiksengaja maupun tidak sengaja, atau baik saya tahu ataupun saya tidak tahu. Dulu, mungkin telinga saya sering menikmati pergunjingan dengan asyiknya, bahkan mulut saya telah bekerja sama dengan telinga saya untuk menyebarkan pergunjingan itu sehingga menjadikan fitnah besar bagi orang lain. Dan alangkah meruginya diri saya, dengan pergunjingan itu, sehingga menyebabkan datangnya balak dalam kehidupan dunia saya, bahkan tentu berakibat sampai ke akherat kelak.
  • Dan yang terakhir adalah, ketika saya mencuci kedua kaki hingga ke mata kaki : Saya merasa betapa besarnya dosa kedua kaki saya ini, yang dulu telah mengantarkan seluruh anggota badan saya untuk berbuat dosa. Dari ujung kaki hingga kepuncak ubun-ubun saya penuh dengan dosa, yang saya sengaja ataupun tidak saya sengaja, yang saya tahu ataupun saya tidak tahu, telah diantarkan oleh kedua kaki saya untuk berbuat maksiat dan berdosa kepada Allah SWT. Saya tidak berangkat mengaji tetapi malah mungkin ngerumpi ditempat teman. Saya tidak sholat tepat waktu malah sering kehilangan sholat saya, karena pergi berbelanja untuk pembelian yang tidak penting, memilih dari satu toko berpindah ketoko lain hanya untuk sekedar memilih barang sehingga habislah waktu sholatnya. Dan berbagai dosa kedua kaki saya yang mengantar saya jatuh kepada perbuatan dosa. Astaghfirullahaladziim. Semoga Allah masih membuka pintu taubatNya lebar-lebar bagi saya dan juga kalian semua. Amin Ya Rabbal’alamiin.
Alangkah ruginya hidup saya, yang telah mendzalimi diri saya, sekian waktu, sekian lama, habis umur hanya untuk sesuatu yang tak manfaat, yang justru menjauhkan saya dari sisi Allah SWT.

Nah, Jika Sholat Merupakan Ajang Dialog Antara Manusia Dengan Allah SWT, maka semestinya ini kita jadikan sebagai kesempatan emas yang harus kita terima dengan sepenuh syukur, kita jalani dengan kesungguhan hati. Bukan dengan malas dan rasa terbeban.

Demikian semoga bahasan ini bermanfaat bagi kita sekalian. Jika ada benarnya itu adalah karena kasih sayang Allah. Dan jika ada yang tidak benar, pasti itu berasal dari segala keterbatasan saya, mohon dimaafkan. Sampai jumpa pada artikel mendatang.

Semoga kita menjadi hamba Allah yang mukmin dan penuh keberkahan. Amin Ya Rabbal’Alamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

SalamPenulis,
Niniek SS
Labels: EDISI SPESIAL, Motivasi, Renungan

Thanks for reading Sholat Sebagai Dialog Manusia Dengan Allah SWT.. Please share...!

2 comments on Sholat Sebagai Dialog Manusia Dengan Allah SWT.

  1. Buu.... mtrnuwun u semuanya..sy terharu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Candra,

      Semoga semakin menambah kedekatan kita kepada Sang Pencipta. Amiin.

      Salam,

      Hapus

Back To Top