SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Mengapa Kita Sakit

Bismillahirrahmanirrahiim…

Sahabat-sahabatku pembaca blog yang budiman…

Mengapa kita sakit ? Tentu ada penyebabnya. Karena kehidupan didunia ini selalu berkaitan antara sebab dan akibat. Tentu tak mungkin kita sakit secara tiba-tiba tanpa ada penyebab yang mendahuluinya.

Marilah kita runut penyebab yang menjadikan diri kita sakit. Ambil contoh saja kita sakit maag. Mengapa kita sakit maag ? Setelah kita ingat-ingat, ternyata kita sering makan mie instan dengan saus tomat dan saus extra pedas yang berlebihan secara berganti-ganti. 

Kali ini dengan saus tomat, lain kali setelah saus tomatnya habis dengan saus sambal extra pedas. Dan makan mie ini selalu dengan saus yang terlalu banyak, kalau kuahnya belum menjadi merah pekat rasanya belum puas diri ini. Sampai sehabis makan keringat berleleran. Puaslah sudah selera terlampiaskan !!! tanpa mengingat segala akibat yang bisa terjadi dikemudian hari dengan pola makan mie yang demikian.

Bukan ! Bukan Cuma itu, makan mie-nya tak cukup dengan semangkuk tapi nambah lagi mungkin 2 mangkuk atau 3 mangkuk saking enaknya, lupa segalanya. Tak pakai berdoa lagiii sejak awal makan…astaghfirullahaladziim...

Atau penyebab yang lainnya lagi, karena tak teratur pola makannya. Hari ini sarapan pagi jam 06.00 saat mau pergi ngantor ( eh kalau di Jakarta berangkat ngantor jam 06.00 pagi sudah kesiangan teman ). Lain hari karena kesibukan sarapannya jam 08.00 pagi. Dan kali yang lain lagi karena banyaknya pekerjaan yang masih numpuk lupa untuk sarapan lupa juga dhuha-an dan lupa akan shalat-shalat yang lainnya. Parahnyaaaa….

Dengan pola hidup dan pola makan yang buruk seperti ini lama-lama akan mengakibatkan bukan saja sakit maag namun kerugian-kerugian yang lain dalam hidup bisa bermunculan.

Apakah hanya karena makan mie instan dengan porsi lebih dan kebanyakan saus pedasnya ? Atau hanya karena pola makan tak teratur saja yang menjadi penyebab pokok dari sakit maag kita ?

Ada penyebab yang jika kita kaji lebih jauh lagi secara hakekat justru menjadi penyebab yang utama dari sakit kita.

Kita bernafsu untuk makan mie instan yang super pedas dan ekstra saus legit, kita tak teratur makan dan sebagainya, bukankah ada yang mengendalikan kita ? Kala itu adalah kita dikendalikan oleh otak kita bukan hati sanubari kita. 

Hati sanubari mengatakan : Wah gak baik makan mie instan, apalagi dengan saus tomat dan saus ekstra pedas. Bukankah makanan ini adalah sampah bagi tubuh ? Makanan yang sangat sulit dicerna karena kimia yang terkandung dalam bumbu-bumbu, ada pengawet serta zat lilinnya. Sedangkan dalam sausnya juga terkandung pengawet. Sambalnya sangat pedas tentu bisa merangsang lambung.

Sebenarnya hati nurani kita sudah memberikan “warning” atau peringatan agar kita tak usah memakannya karena tak baik.

Disisi lain otak kita ngomong : Halah gak apa-apa. Sekali ini. Toh banyak orang yang makan seperti ini, mereka juga gak apa-apa. 

Nah akhirnya ternyata otak kitalah yang menang. Logika kitalah yang memandu keputusan kita ! Yang akhirnya menjerumuskan kita jatuh kedalam sakit maag. Penderitaan panjang yang benar-benar tak pernah kita sangka sebelumnya.

Lalu kita runut lagi, apakah keputusan yang keliru dan merugikan itu terjadinya secara kebetulan dan tanpa sebab yang mendahuluinya ? Tentu saja tidak.

Segala sesuatu keburukan, kesialan hidup, musibah, sakit penyakit yang terjadi adalah karena kita telah meninggalkan Allah. Telah melalaikan kuwajiban-kuwajiban kita sebagaimana yang telah dituntunkan dalam agama kita.

Mungkin dulu kita lupa akan shalat kita. Atau kita shalat tapi lalai. Mungkin kita malas mengaji dan baca Qur’an. Mungkin kita tidak berbakti kepada orang tua kita, dan selalu menyusahkan beliau. Mungkin sebagai isteri kita tidak setia, taat dan berbakti kepada suami. Atau sebagai suami mungkin sebelum ini kita tidak menyayangi istri dan keluarga, namun menghamburkan uang yang diperoleh untuk keperluan yang tidak manfaat.

Atau mungkin berkali-kali kita menyakiti hati tetangga kita yang dhuafa ? Berapa kali saja Bu Banu, janda anak lima yang ditinggal mati suaminya, karena kecelakaan, datang kerumah kita mau pinjam uang ala kadarnya buat beli beras sekedar buat menyambung hidup bagi keluarganya, namun kita bilang tak ada uang, karena berapa kalipun bu Banu pinjam uang toh tak pernah bisa mengembalikan ? Padahal kita setiap hari diberikan rejeki yang berkelebihan ? 

Lalu bu Banupun akhirnya pulang dengan tangan hampa, dan hatinya menangis sambil merintih kepada Allah : ”Ya Allah dimanakah ada pertolonganMu?...tolonglah hamba Ya Allah yang miskin harta dan miskin iman ini, ampunilah semua dosa hamba yang menyebabkan turunnya ujianMu ini Ya Allah…Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad, wa Ala ali Sayyidina Muhammad, La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyil Adzim.” 

Air matanya bercucuran karena lelah jiwa dan lelah raganya menghadapi hidup yang teramat sulitnya, teramat miskinnya, saat itu sudah siang belum ada sebutir beraspun dirumahnya dan anak-anaknya belum pada makan karena belum ada beras yang hendak dimasaknya.

Malaikat penjagapun berkaca-kaca matanya, terharu mendengar rintihan bu Banu, dan segera menaikkan doa bu Banu yang sangat tulus, suci, dan mengharukan ini, ke Hadlirat Allah Yang sejatinya Maha Mendengar, yang sejatinya tanpa dilapori oleh malaikatpun sudah mendengar dan mengetahui apa yang menjadi doa dan rintihan hambaNya, bu Banu.

Ya Allah terimalah doa dari Bu Banu ini Ya Allah..kata malaikat sambil menghaturkan doanya bu Banu…Allah sangat iba kepada bu Banu, karena doanya disampaikan tulus dari hatinya yang paling dalam, doanya sesuai dengan kebutuhan dan tak neko-neko serta berlebihan. Dan yang membuat Allah Ridho adalah doanya ditutup dengan shalawat kepada Nabi sekaligus Rassul yang sangat dikasihiNya, Muhammad Rasulullah SAW (Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad, wa Ala ali Sayyidina Muhammad), dan disertai dengan pengakuan bahwa bu Banu tak punya kekuatan apapun tanpa pertolonganNya ( La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyil Adzim).”
.
Sebaliknya Allah sangat murka kepada kita, yang tak mau membantu kepada bu Banu, padahal kita berkelebihan harta. Maka perlindungan Allah kepada kita dilonggarkanNya. Pada saat syaitan menggoda kita untuk makan mie yang banyak, yang pedas dan tanpa doa, juga yang menggoda kita agar tak makan pada waktunya, lalai sholat dan bhaktinya kepada Allah, jebollah pertahanan hati kita, yang menang keputusan otak kita bukan hati kita.

BLEEEENG ! semua kemudharatan hidup, semua kerugian hidup masuk kedalam peredaran kehidupan kita, hanya gara-gara kita tak peduli kepada jerit tangis bu Banu tadi. 

Sepertinya tak ada hubungan antara perilaku kehidupan kita sehari-hari dengan kesehatan diri kita. Ooooh sangat erat teman, bahkan tak bisa dipisahkan satu sama lain sebagai sebab akibat yang saling berkaitan. Bahkan batasnya sangat tipis sekali sebagai penyebab langsung.

Lalu ketika Allah Ridho terhadap doa bu Banu, Allah menurunkan Mbak Niniek sebagai dewa penolong he he…Ketika mbak Niniek sedang pulang dari membeli jarum jahit di warung untuk menjahit celana panjang suaminya yang robek, eh ketemu dengan bu Banu diperempatan gang yang menuju kerumahnya. 

Mata bu Banu masih kelihatan sembab karena habis menangis, karena sedih mau cari utangan untuk beli beras tapi belum berhasil.

“Eh bu Banu dari mana nih…ayo mampir kerumah, kebetulan kita kan lama tak ketemu ?” ajak mbak Niniek setengah memaksa sambil menggandeng tangan bu Banu untuk mampir kerumahnya yang kebetulan sudah sangat dekat.

Bu Banupun mengkikut saja ajakan Mbak Niniek, seperti kerbau dicocok hidungnya ketika tangannya digandeng Mbak Niniek menuju kerumah Mbak Niniek. 

Ada perasaan lega didada bu Banu ketemu dengan mbak Niniek. Karena walau mbak Niniek ini tidak mampu, tapi sering memberikan sesuatu kepadanya. Entah uang, entah pakaian pantas pakai, entah beras atau kue atau apa sajalah pemberian yang selalu menyenangkan hatinya.

Didudukkannya dirinya di kursi sederhana diruang tamu mbak Niniek. “Sebentar ya Buu..” kata mbak Niniek sambil tergopoh-gopoh menuju ke dapur. Hanya sesaat saja mbak Niniek kembali keruang tamu sambil membawa teh panas dan kue beberapa potong juga pisang ambon kuning yang sepertinya enak sekali rasanya.

“Nah ayo bu Banu silahkan diminum dulu, trus dicicipin nih kuenya…ayoo ! ini ceritanya dari mana dan mau kemana ?” Tanya mbak Niniek sambil menyodorkan kue kepada bu Banu.

Bu Banupun lalu menceritakan secara singkat tujuannya tadi datang kerumah “kita” dan dengan hasil yang nihil.

Lalu apa komentar mbak Niniek ? “Ooh ya sudahlah tak usah disedihkan. Bu Banu, maafkanlah “kita” yang belum mau memberi pertolongan kepada bu Banu, yaah ? Mungkin dia lagi banyak kebutuhan.

Nah bu Banu ketemu saya, ini merupakan rejeki saya. Kata mbak Niniek. Kita bisa bersilaturahmi hari ini, mudah-mudahan kita mendapatkan rejeki dari silaturahmi yang barokah.

Terus ini nih, kebetulan saya ada beras dan sedikit sembako, kemarin ada saudara dari desa datang, alhamdulillah membawa beras banyak banget sama sembako. Siapa yang mau bantu menghabiskan ? Nah kebetulan ketemu bu Banu ya berarti ini rejeki ibu untuk membantu saya menghabiskan pemberian Allah ini, alhamdulillah saya tak perlu kemana-mana membagikan ini, kata mbak Niniek.

Ya Allah, mbak Niniek..banyak banget…subhanallah…alhamdulillah…Allah Hu Akbar…mengucapkan itu bu Banu menyerbu mbak Niniek, dipeluknya tubuh mbak Niniek erat-erat seolah tak mau kehilangan mbak Niniek. Rasa syukurnya kepada Allah membuncah dalam bentuk tangisan dan pelukan kepada mbak Niniek, sosok yang dianggap sangat mengerti dan memahami penderitaan orang.

Bu Banu pulang dengan membawa beban yang cukup berat. Beras 10 kg, sembako ada minyak goreng, gula pasir, teh, mie, dan kue kering. Meskipun bawaannya berat, namun hatinya riang, langkahnya menjadi sangat ringan ketika pulang. 

Belum lagi mbak Niniek masih memberinya uang dalam amplop yang belum dihitungnya. Kata mbak Niniek entah berapa jumlahnya bu Banu, saya tak tahu, saya tak menghitungnya wong itu uang sedekah yang saya kumpulkan tiap hari. Sebagian sudah saya tunaikan dan ini sisanya yang belum sempat saya tunaikan. Alhamdulillah bu Banu hari ini bisa kesini, berarti itu rejekinya bu Banu.

Setelah sampai dirumah, segera dibukanya amplop yang berisi uang pemberian dari mbak Niniek tadi. 1000, 6.000, 15.000, 40.000, 90.000, 125.000 149.000 Subhanalla…Alhamdulillah…ternyata banyak banget, walau ujudnya banyak yang lembaran 1.000 an, beberapa 5.000 an dan ada du lembar 10.000-an. Bu Banu terisak dalam sujud syukurnya kepada Allah yang telah memberinya pertolongan kepadanya lewat kebaikan mbak Niniek.

Dan dengan doanya yang tulus ikhlas bu Banu mendoakan segala kebaikan untuk mbak Niniek beserta keluarganya. Doa kebaikan untuk mbak Niniekpun dari bu Banu, secepat kilat dinaikkan oleh malaekat ke Hadlirat Allah SWT. dan langsung di acc oleh Allah.

Tidak berganti hari saat itupun mbak Niniek tiba-tiba dalam shalatnya bisa menangis. Ia merasa beruntung bisa bersedekah kepada orang yang tepat. Dan merasa sangat beruntung diberi kesempatan oleh Allah untuk masih bisa bersedekah. Permohonannya hanya satu semoga sedekahnya berkenan diterima oleh Allah SWT, agar ia bisa mencapai illahi anta maksudi wa ridhoka mathlubi.

Demikian tadi hanya sebuah ilustrasi, bukan kejadian yang sebenarnya, agar kita lebih mudah memahami apa yang penulis sampaikan. Marilah kita runut ke belakang, apakah sudah benar dengan hidup kita selama ini, yang kemungkinan menjadi penyebab dari sakit kita yang tak sembuh-sembuh ?

Semoga kita lebih berhati-hati dalam menjalani hidup, agar kedepan lebih sehat dan sejahtera kehidupan kita sekeluarga. Amin Ya Rabbal Alamin.

Jika anda ingin segera sembuh, maka sangat penting anda untuk memiliki Buku Panduan Rahasia Sembuh Sakit Maag Kronis yang penulis susun sendiri, sebagai buah pengalaman sakit maag penulis yang begitu lama (lebih dari 15 tahun) hingga kesembuhan penulis yang sangat AJAIB, dimana dalam Buku Panduan tersebut penulis sertakan banyak sekali kiat-kiat dan tips-tips sembuh sakit maag kronis. Silahkan PESAN DAN SIMAK DISINI.

Alhamdulillahirabbil’alamin.

Salam Damai penulis,
Niniek SS
Labels: Motivasi, Penyebab, Renungan

Thanks for reading Mengapa Kita Sakit . Please share...!

0 Komentar untuk "Mengapa Kita Sakit "

Back To Top