SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Sakit Adalah Sahabat Kita

Apalagi ini ? Judul yang sangat tidak masuk akal bukan ? Tentu Anda sekalian penasaran, bagaimana bisa sakit menjadi sahabat kita ? Ini bukanlah hal yang mengada-ada, ini adalah pengalaman saya.

Saya adalah penderita maag kronis yang hampir mati, yang detik terakhir sudah berserah diri, ikhlas menerima takdir Allah, ikhlas menerima jika saat itu dipanggil Allah, ikhlas meninggalkan suami dan anak satu-satunya selama-lamanya jika sudah tiba saatnya Allah kehendaki.

Semua pemahaman ini terjadi, karena saya sudah berada pada puncak tertinggi kemampuan dalam menahan rasa sakit, puncak tertinggi kemampuan dalam menahan kepedihan hati memikirkan ketiadaan biaya untuk berobat yang tak kunjung sembuh, puncak tertinggi kemampuan dalam merasa hidup sudah tak ada manfaatnya lagi bahkan selalu menjadi beban bagi orang lain, suami, anak, tetangga, saudara, orang lain yang bahkan tak kenal, lalu ketika itu, saya sedang dalam puncak tertinggi kemampuan memahami hakekat penciptaan diri saya oleh Allah Swt.

Saya secara egois memahami, buat apa saya hidup lebih lama jika tak ada manfaatnya sama sekali dan bahkan menjadi beban orang lain ? Itu pemikiran kerdil saya waktu itu. Jadi sepertinya saya sudah ikhlas jika nyawa saya dicabut Allah saat itu juga..

Disisi lain, ketika saya memikirkan bahwa “tidak ada sesuatupun yang Allah ciptakan didunia ini dengan sia-sia”, lalu saya kembali ke pertanyaan :”Buat apa Allah mengijinkan saya sakit yang sedemikian lama dan menderitanya, sehingga membuat bosan keluarga serta menjadi fitnah serta perbincangan orang lain yang tak mengerti permasalahan yang sebenarnya?, jika tak ada manfaatnya dan sia-sia?”

Banyak hal bergolak dalam relung kalbu saya yang paling dalam, ketika berada dalam puncak tertinggi kemampuan saya, kemampuan yang sebenarnya adalah “anugerah yang luar biasa” dari Allah Yang Maha Tak Terhingga untuk menggembleng saya menjadi seorang wanita yang sholehah, seorang hamba yang benar-benar tahu dalam menghamba ?

Kemampuan itu bukanlah sebuah kesaktian, bukanlah kewaskitaan, bukanlah kemampuan “ngerti sakdurunge winarah”, atau kemampuan untuk bekal buka praktek paranormal, namun hanya sebuah kemampuan sederhana untuk memahami, “betapa beruntungnya kita ini diberi hak hidup oleh Allah sebagai makhluk, betapa beruntungnya kita ini diberi dunia seisinya untuk dikelola sebagai bekal kehidupan, dan betapa sangat beruntungnya kita yang umat Muslim diberi sebuah Pusaka Hidup Yang Maha Keramat adalah Al Qur’anul Karim serta Al Hadits yang keduanya tiada tara didunia”.

Dimanakah ada hamba yang tidak wajib bersyukur kepada Allah Swt ? dan tidak wajib berterima kasih kepada Nabi Agung Muhammad Rasulullah Saw pembawa Risalah Islam ?

Lalu, apa hubungannya hal tersebut diatas dengan “Sakit Adalah Sahabat Kita ?”. Ooh sangat erat teman.

Berpuluh dokter, banyak tabib, ahli terapy, puluhan herbal dari yang termurah hingga yang jutaan harganya, dari sekitar rumah hingga ke puncak gunung ibaratnya, semua upaya sudah saya tempuh demi sebuah kesembuhan…
Berapa saja nilai pengurbanan yang saya tempuh untuk berobat, sudah tak terhitung lagi, namun waktu itu belum sembuh juga.

Nah justru ketika saya sudah mencapai puncak kemampuan tertinggi yang diberikan oleh Allah untuk memahami arti sebuah penciptaan manusia, ketika saya ada dalam puncak kepasrahan yang tertinggi, ketika saya sadar bahwa manusia ini adalah “ketiadaan daya” namun “ada dalam sebuah kehendak Yang Maha Luhur dan Agung”, ketika saya mampu berserah diri secara total ibarat adonan donat sudah menyerahkan total kepada kehendak Sang Pembuat donat, mau dibanting-banting kek, mau digoreng kek, mau dijual untuk suatu kemanfaatan kek, TERSERAH, MONGGO KERSO !

Dan saya punya suatu keyakinan bahwa ibarat tukang donat, Beliau itu sudah demikian “lihai” dalam membuat donat, menguasai komposisi yang pas atas adonan donat agar menjadi donat yang enak, memasaknya dengan rasa cinta untuk para pembeli, dan tentu berkehendak agar donatnya memuaskan para pembeli.

Berserah diri secara total, khusnudhon atau berbaik sangka kepada Allah Yang Maha Memahami, Maha Menguasai, Maha Tahu, bahwa dalam semua kejadian selalu ada pesan atau hikmah kebaikan. Karena Allah adalah Maha Baik.

Ketika Itulah Terjadi Keajaiban !

Mukjizat kesembuhan itu turun. Allah menghadirkan Pak Kyai Mohammad Zakaria kerumah saya membawa informasi yang juga sangat sederhana, adalah “Terapy Air Mentah yang sehat”.

Oleh karena itu saya katakan bahwa sakit bukan sesuatu yang harus disingkiri, namun suatu buku kehidupan yang harus sungguh-sungguh kita pelajari dengan sabar, tekun, cermat, teliti dan bersungguh-sungguh.

Sakit Adalah Sahabat Kita.

Dengan sakit kita jadi sadar, karena dulu ketika kita sehat tak pernah bersyukur. Dengan sakit kita jadi sadar betapa kita membutuhkan orang lain, yang selama ini mungkin telah kita sepelekan... Suami kita, istri kita, anak kita, orang tua kita, saudara-saudara kita, tetangga kita, kenalan kita, untuk membantu kesembuhan sakit kita. Dengan sakit kita bisa mengenali orang-orang yang benar-benar tulus kepada kita.

Dengan sakit, kita sadar betapa mahalnya sebuah kesehatan. Dengan sakit kita sadar, bahwa masih banyak kuwajiban kita yang belum kita tunaikan dengan baik, kuwajiban sebagai suami, kuwajiban sebagai kepala rumah tangga, sebagai isteri, sebagai ayah, sebagai ibu, sebagai anak, sebagai tetangga, sebagai atasan, sebagai bawahan, sebagai anggota masyarakat dan berbagai kuwajiban kita yang lainnya.

Dengan sakit, sebenarnya Allah sedang memberi kita kesempatan yang sangat baik untuk “bebenah diri”. Membenahi hidup kita, hati kita, pikiran kita, jiwa dan ruh kita untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya ?

Namun sadarkah kita ?

Setiap kita sakit, yang ada hanyalah keluhan dan keluhan melulu ! Seolah-olah didunia ini hanya kitalah yang menderita maag separah ini, yang rasanya runyam gak karuan…

Seolah-olah menganggap Allah itu tidak adil, itu ada orang yang kehidupannya seenaknya sendiri, beragama tapi tak pernah sholat, apalagi ke masjid, dengan tetangga angkuhnya bukan main, sering membuat masalah dilingkungan, jika ditarik iuran sudah ngasihnya sedikit sambil ngegrundel, tapi mengapa ya Allah masih memberi kelapangan hidup, rejeki yang lancar, keluarganya seperti tak ada masalah aman-aman saja ?

Dan apakah Anda pernah mencermati ?

Ada sebuah keluarga, yang sangat kurang mampu, ibaratnya dapat sehari untuk makan sehari, isterinya sakit sakitan, suaminya sangat sabarnya merawat isterinya hingga tak bisa bekerja karena isterinya tak mungkin ditinggal sendirian dirumah, tak ada penghasilan sama sekali kecuali dari santunan orang. Suaminya hanya bisa berdzikir dan berdzikir karena itulah satu-satunya yang bisa dilakukannya.

Ia mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga yang seharusnya menjadi tanggung jawab isterinya. Mencuci, belanja, menyapu lantai, memasak dan lain sebagainya… 

Betapapun lelahnya mengerjakan pekerjaan rumah tangga sambil merawat sakit isterinya ia tak pernah mengeluh sama sekali. Belasan tahun dijalaninya rutinitas yang sangat memprihatinkan ini dengan penuh sabar dan tawakkal kepada Allah.

Isterinya yang sakit belasan tahun tak sembuh-sembuh juga selalu sabar menjalani penderitaannya tanpa keluhan sama sekali.

Putri satu-satunya menjadi putri yang membanggakan kedua orang tuanya. Selalu juara membaca Al Qur’an, berprestasi disekolahnya, dan santun dalam pergaulan, baik di sekolah maupun dilingkungan tempat tinggalnya.

Dan kehidupan keluarga ini selalu rukun dan penuh syukur kepada Allah Swt, walau keadaannya sudah sangat terhimpit dan dalam penderitaan yang parah. Sangat papa, isterinya sakit bertahun-tahun tak kunjung sembuh hingga terakhir keluarganya tak mampu makan kalau tidak berhutang apalagi untuk berobat ! Keluarga mereka tak pernah mampu bersedekah kecuali dengan senyuman, doa dan berkata-kata baik. Hinakah hidup mereka dimata Allah ? Hanya Allah Yang Tahu. 

Baik kisah pertama maupun kisah kedua sama-sama rahasia Allah. Biarlah itu menjadi cermin kehidupan yang perlu kita renungkan untuk menambah rasa kesyukuran kita kepada Allah Swt.

Silahkan lihatlah kehidupan mereka, dan bandingkan dengan kehidupan Anda. Yang telah mempunyai rumah sendiri, mempunyai usaha atau penghasilan yang cukup, kendaraan yang mungkin lebih dari satu, deposito yang banyak, bisa berobat dengan leluasa tak pernah berpikir lagi masalah uang, mau berobat kemanapun hingga memilih dokter yang paling professional tinggal pilih…

Ya Allah, masihkah Anda tidak mampu bersyukur ?

Lihatlah kasih sayang Allah dalam setiap nikmat yang diberikanNya kepada kita sekalian. Nikmat yang kecil namun sering tak mampu kita beli dengan uang. Masih berjuta nikmat-nikmat seperti ini yang ada dalam diri kita sahabat, namun mata hati kita yang bebal belum mendapatkan hidayah dari Allah untuk mampu menyadarinya. 

Oleh karena itu, jangan sepelekan hal-hal kecil yang lewat dalam kehidupan kita, kita tidak tahu bahwa Allah selalu hadir dalam setiap hal, peristiwa dan waktu dalam kehidupan kita.

Oke, saya sudahi sampai disini dulu paparan saya, yang sebenarnya ini sebagai pengingat untuk diri saya sendiri, bahwa saya, dan kita semua wajib bersyukur terhadap sekecil apapun nikmat yang Allah berikan untuk kita.

Yups, semoga selalu Allah tambahi nikmat-nikmatNya kepada kita, karena kita selalu bersyukur.

Salam Sampai Jumpa,
NiniekSS
Labels: Renungan

Thanks for reading Sakit Adalah Sahabat Kita. Please share...!

1 comments on Sakit Adalah Sahabat Kita

  1. Sehat itu anugerah,maka bersyukurlah.....serta jagalah.dengan sakit maka kita bisa menjadi insan yang lebih baik jika kita bisa memanfaatkan momen itu.

    BalasHapus

Back To Top