SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Memahami Sakit Kita

Apa kabar kita semuanya Sahabat? Semoga sudah bertambah sehat yaa? Yuk kali ini kita bersama-sama belajar merenungi dan memahami tentang sakit kita.

Apapun sakit kita tentu rasanya tidaklah enak. Hanya meriang sehari saja kita sudah tak nyaman, mana yang demam badannya, kepala pusing, tak enak tidur tak enak makan, ya kan ?

Apalagi yang sakit maag berbulan-bulan hingga bertahun-tahun seperti yang saya alami dulu ? bisa dibayangkan, betapa menderitanya. Bahkan pikiran kita terkadang menjadi jungkir balik tidak normal lagi. Apapun kita keluhkan dan selalu uring-uringan kepada orang seisi rumah.

Merasakan badan meriang saja sudah kesal, apalagi jika yang kita derita adalah maag yang tak sembuh-sembuh, masih ditambah memikirkan semua pekerjaan yang tak dapat dikerjakan.

Well ada apa ini ?

Sudah 2 tahun ini Andi sakit maag. Bolak balik ke dokter tak ada perubahannya. Sembuh sebentar ketika obatnya masih. Sakit lagi begitu tidak minum obat.

Sudah berkali-kali dirinya mangkir kerja. Untungnya bosnya orangnya baik, penuh toleransi. Pernah ketika dia masuk kerja setelah berhari-hari mangkir malah bilang :”Wajahmu pucat sekali mas, masih sakit ya? Istirahat saja dulu, nanti kalau benar-benar sudah sehat, baru kerja.”

Alhamdulillah, terharu sekali mendengar kata-kata teduh dari bosnya, yang orang Jawa Tengah itu. Tidak seperti bos sebelumnya dimana ia bekerja ditempat lain, menyapa dengan kasarnya :”An, pulang saja kalau gak niat kerja, orang sakit itu ya tidur dirumah !”.

Maka Andi lalu pindah bekerja ditempat kerja yang sekarang, perusahaan batik milik perorangan. Alhamdulillah mendapat tempat bekerja yang Islami, penuh toleransi, kasih sayang dan penuh suasana kekeluargaan.

Namun, sejak ia sakit maag 2 tahun ini, rasanya hari-hari tak pernah ada sehatnya. Ada saja yang ia rasakan. Yang perutnya pedihlah, yang mual, yang kepala pening, yang punggung dan pinggang sakit, yang keringat dingin tiba-tiba keluar dan selalu diikuti dengan badan lemas tak bertenaga, pokoknya segala macam rasa silih berganti ia rasakan.

Saat ini perutnya pedih bukan main, sudah saatnya perutnya minta diisi. Keringat dingin keluar disekujur tubuh terutama dibagian tangan dan kaki.Selalu kemudian muncul rasa lemas tak bertenaga, seperti ada kekuatan goib yang menyedotnya.

Kalau sudah begitu ia buru-buru minum air hangat dan mencari makanan apa saja yang bisa untuk mengganjal perut. Tapi adanya nasi keras dan sepotong tahu kulit yang digoreng terlalu kering. Tak ada yang lain.Mau naik motor keluar mencari makanan yang lain yang lebih cocok untuk perut, ia tak kuat. Mau minta tolong, tak ada yang dimintain tolong. Jika ia meminta tolong kepada isterinya, ujung-ujungnya akan bertengkar. Ia tak mau terjadi hal ini lagi, bertengkar dengan isterinya gara-gara makanan yang mau dimakan.

Ia tiba-tiba ingat ibunya yang sudah meninggal. Dulu, ibunya sangat perhatian kepada keluarga. Apalagi soal makan. Meskipun masakannya sederhana, namun selalu terhidang nasi dan sayur baru. Hangat dan senantiasa segar, jadi mengundang selera makan.

Tidak seperti sekarang ketika ia sudah berkeluarga. Isterinya selalu masak nasi sekalian banyak, hingga terkadang sampai kuning warnanya. Keras lagi.

Padahal ia sudah usul, jika masak nasi mbok sekali habis, jadi nasinya sehat dan enak dimakan. Tapi entahlah, isterinya tak pernah mendengar nasehatnya.

Tiba-tiba ia sangat rindu masakan ibunya. Yang jika masak tak begitu pedas. Tidak seperti isterinya, kalau masak rasanya seperti makan mercon saking pedesnya. Mungkin ini juga salah satu penyebab ia jadi sakit maag.

Ibunya jika masak sayur santan, selalu santannya encer, jadi segar sekali rasanya, tidak seperti masakan isterinya yang selalu masak santan kenthalnya bukan main.

Kali ini ia benar-benar rindu masakan ibunya yang selalu pas dengan seleranya. Rasanya mau menangis, sedih. Tapi ia laki-laki, tak boleh cengeng ! Hanya karena melihat nasi keras dan tahu kulit yang digoreng kering membandingkannya dengan masakan ibunya dulu.

“Ya Allah..mengapa hamba jadi melankolis seperti ini. Mengapa hamba jadi membanding-bandingkan antara ibuku dan isteriku yang jauh berbeda? Mengapa hamba jadi tidak mensyukuri nikmatMu? Ampunilah hamba yang penuh dosa ini Ya Allah..berilah hamba kesabaran dan kekuatan menjalani ujianMu” doanya dalam hati.

Isterinya, tak ada perhatian sama sekali, lebih-lebih setelah ia juga kurang dapat memenuhi kewajibannya dalam memberikan nafkah batin kepada isterinya. Ia sedih. Tapi tak menyalahkan isterinya. Karena ini pilihannya sendiri. Dulu, sebenarnya ibunya sudah mengingatkannya untuk tidak memperistri isterinya. Namun karena ia memang sangat mencintai Hesti, akhirnya iapun memutuskan untuk menikahinya.

Dengan perasaan pasrah akhirnya Andipun makan apa yang ada, sambil menahan pedih di lambungnya. Perlahan nasi keras dengan lauk tahu kulit goreng tadi dikunyahnya perlahan lahan sampai lumat. Dinikmatinya betul sambil mengunyah. Ia bersykur masih ada yang dimakan. Ia bersyukur karena inilah risky yang saat ini diberikan Allah untuknya. Ia tidak berusaha mencari yang tidak ada.

Diambilnya bagian tengah tahu yang tidak keras. Disingkirkannya bagian luarnya karena ia masih trauma makan yang keras-keras. Ia mohon ampun kepada Allah karena menyisakan bagian yang keras tidak dimakan.

Ia jadi ingat kembali pada nasehat almarhumah ibunya. “Syukuri apa yang ada, yang ada dihadapan kita ya itulah risky untuk kita”

Ketika kita sakit, banyak hal yang bergolak dalam pikiran kita. Kecuali memahami sebab musabab penyakit dan mencari solusinya, sebaiknya kita juga merunut bagaimana hubungan kita dengan Allah, dengan orang tua, dengan suami atau isteri kita, dengan anak-anak kita, atau dengan anggota keluarga kita, bahkan bagaimana hubungan kita kepada kawan-kawan, sanak saudara serta tetanggapun sebaiknya kita runut kembali.

Apakah selama ini hubungan kita sudah baik-baik saja sesuai dengan yang seharusnya?

Mohon bimbingan kepada Allah dengan doa yang bisa kita lakukan, agar kita ditunjukkan kepada segala dosa ataupun kekurangan kita.

Ada hal-hal kecil atau sederhana yang tidak sengaja kita lakukan namun hal itu sangat membuat sedih, kecewa, atau sakit hati kepada orang-orang disekeliling kita. Oleh karena itu, adalah kebiasaan yang baik, jika sebelum kita berpisah dengan orang-orang yang baru saja kita temui kita meminta maaf jika ada kesalahan ataupun kekhilafan selama kita ketemu tadi.

Akumulasi dari doa-doa yang kita dzalimi tanpa sengaja dan tanpa kita ketahui tetap berefek kepada kehidupan kita sehari-hari. Ibarat orang minum racun. Tahu apa tidak yang kita minum itu adalah racun, tetap berakibat dalam tubuh kita, ya kan ?

Oleh karena itu, untuk menjaga agar hidup kita tetap baik-baik saja, lancar-lancar saja segalanya, marilah kita jaga ibadah kita, hubungan baik kita dengan sesame kita, bahkan kepada alam semestapun kita seyogyanya bersahabat. Karena segala kehidupan yang ada dibumi ini Allah ciptakan saling berkaitan satu dengan yang lain.

Demikian semoga dengan perenungan ini menjadi musabab sembuhnya sakit kita. Amin Ya Rabbal Alamin.

Salam Sadar Diri selalu,

NiniekSS
Labels: Renungan

Thanks for reading Memahami Sakit Kita. Please share...!

0 Komentar untuk "Memahami Sakit Kita"

Back To Top