SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Akibat Malas Makan

 Akibat Malas Makan
“Non makan dulu Non, sudah siang, ntar dilanjut lagi kerjaannya. Nanti perut Non sakit lho !” kata Bik Inem memperingatkan Tina karena sudah jam 2 siang.

“Nanti aja Bik, tanggung nih” Jawab Tika ketika Bi Inem mengingatkan agar ia lekas makan karena sudah jam 2 siang.

“Nanggung Bik, sebentar lagi kerjaan tinggal sedikit lagi nih” katanya, ketika Bik Inem sekali lagi mengingatkannya agar Tika segera makan, sambil terus mengetik didepan komputer tanpa melihat pada Bik Tinah yang sejak tadi menunggu didekatnya. Padahal jam kian merangkak. Sekarang sudah jam 3, sebentar lagi azan ashar berbunyi.

Bik Inem adalah pembantu rumah tangga ibunya. Yang sangat setia merawat Tika sejak Tika masih bayi hingga sekarang Tika menjadi karyawati disebuah perusahaan swasta. Oleh sebab itu Bik Tika sangat perhatian kepada Tika. Tika sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Bik Tika sangat mengkhawatirkan kesehatan Tika jika sering terlambat makan. Namun Tika tak pernah memperhatikan hal ini.

Sejak Tika mempunyai rumah sendiri dari hasilnya bekerja, maka Bik Tika diminta oleh orang tua ikut dirumah Tika untuk menjagainya.

Sebenarnya kedua orang tua Tika keberatan, ketika Tika mengemukakan keinginannya untuk bertempat tinggal dirumah yang dibelinya. Namun karena Tika tetap bersikukuh, akhirnya orang tua Tika menyetujui keputusan Tika. Dianggapnya Tika sudah dewasa dan berhak mengambil keputusan demi masa depannya.

Ini hari minggu. Meskipun begitu Tika jarang week end. Ia lebih memikirkan tugas-tugas kantornya daripada memenuhi kesenangan dirinya. Padahal sebetulnya refreshing itu perlu untuk kesegaran jiwa. Karena selama sepekan, otak sudah jenuh memikirkan pekerjaan.

Bagi Tika, rampungnya tugas kantor dengan baik lebih melegakan pikirannya daripada ia week end namun masih ada pekerjaan yang belum selesai. Begitu tinggi dedikasinya terhadap pekerjaan, sehingga ia sampai lupa memikirkan mencari seorang pendamping hidup.

Diusianya yang sudah kepala 3, Tika belum kelihatan punya greget untuk menikah. Karena prestasi atas kerja kerasnya itulah, Tika sudah bisa mempunyai rumah sendiri yang cukup berkelas di Jakarta.

“Noon, makan duluuu…”
“Iyaa Bik, nanti sebentaaaar lagii..jangan khawatir, nanti aku pasti makan. Jawab Tika dengan santainya, seolah tak punya rasa lapar sama sekali.
“Iya, tapi kapan Noon, nanti-nanti melulu..kan makan Cuma 5 menit, kerjaannya dilanjut setelah makan kan bisa ?” Kata Bik Inem setengah menghiba kepada Tika.

“Iya..iya..iya aku makan” Jawab Tika agak sewot. Meskipun pekerjaan belum selesai, akhirnya Tika beranjak juga dari meja komputer untuk makan, karena didesak terus oleh Bik Inem.
“Brisik banget deh Bik Inem ini” gerendeng Tika dalam hatinya.

“Nah gitu dong” Bik Inem tersenyum lega, sambil mengambil piring lauk pauk untuk didekatkan kearah Tika. Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 Waktu yang sudah sangat terlambat untuk makan siang, dan tak lazim.

Tika hanya mengambil nasi sedikit, dengan sayur bening bayam dan sepotong perkedel kentang serta seujung sendok kecil sambal tomat.

Tiba-tiba perutnya mual, badan tidak enak sama sekali, tubuhnya keluar keringat dingin dan lemas mendadak.
“Ya Allah kenapa nih?” Spontan kekhawatiran Tika membuncah.
“Kenapa Non?” Tanya Bik Inem panik ketika melihat tiba-tiba muka Tika pucat, badannya dingin penuh keringat dan lemas. Tadi belum sempat makan.

Segera Bik Inem berteriak-teriak :”Jang, Ujang, panggil dokter ! Cepat ! Non Tika sakit nih !”

Ujang mendengar teriakan Bik Inem dari dalam rumah segera mencari Bik Inem kedalam rumah. Dilihatnya Non Tika sedang terduduk lemas dikursi makan tak mampu bersuara, seperti menahan sakit pada perutnya.

Ujang adalah pembantu rumah tangga pada keluarga Tika yang baru beberapa bulan bekerja sebagai tukang kebun, mengurus tanaman bunga yang terhampar dihalaman depan rumah.

Tak berapa lama, dokter yang ditelepon Ujangpun datang. Segera memeriksa Tika.

“Ini maagnya anfal” Kata dokter menjelaskan.
“Sebaiknya segera dirawat saja di Rumah Sakit” timpal dokter kemudian.

Bik Tina yang mendengarkan penjelasan dokter, menjadi sangat cemas. Bapak Ibu Tika, serta kakak-kakak dan adik Tika segera diberitahu, karena Tika harus diopname.

Kebetulan Bapak Ibu dan ada kakak sulung Tika yang bertempat tinggal tidak jauh dari rumah Tika segera datang dan segera membawa Tika untuk dirawat dirumah sakit.

Tika baru menyadarinya setelah dirawat di rumah sakit.
“Ternyata apa yang disampaikan Bik Inem berkali-kali adalah benar” Bisiknya dalam hati.
“Betapa Bik inem sangat menyayangiku seperti seorang ibu kepada anak kandungnya sendiri”. Air mata Tika berkaca-kaca, ia ingat kata-kata Bik Tika yang selalu cerewet mengingatkannya ia untuk makan pada jam-jam makan.

Sekarang inilah apa yang selama ini dikhawatirkan Bik Inem ternyata telah terjadi. Ia benar-benar terkapar, maagnya anfal. Ia terbaring lemas di pembaringan rumah sakit dimana ia dirawat.

Tika merasa berdosa kepada bik Inem yang selama ini selalu memngingatkannya untuk makan pada saatnya. Namun semuanya sudah terlambat. Ia sudah jatuh sakit. Menurut pemeriksaan dokter lebih jauh, lambungnya iritasi.

Ia dilarang makan pedas, asam, lemak, santan, goreng-gorengan, susu, dan segala macam buah. Ia sementara tidak boleh berolah raga, padahal hobbynya adalah olah raga badminton.

Tidak boleh minum es, padahal hobbynya minum air es. Harus banyak istirahat. Wah sangat menyebalkan, sedangkan ia paling sulit istirahat. Ia lebih suka bergerak, aktif, daripada harus baring-baring seharian ditempat tidur.

Baru 1 hari dirumah sakit rasanya sudah berminggu-minggu ia terbelenggu. Tak boleh ini tak boleh itu. Tak bisa ini tak bisa itu. Semua-semuanya dilarang oleh dokter. Rasanya kayak orang stress. Bener-bener stress! Bukan karena banyak pekerjaan atau banyak pikiran, namun karena kakinya seperti dirantai tak boleh ngapa-ngapain.

Kisah diatas adalah sekelumit fenomena dari “Akibat Malas Makan”. Dan ini bukan kisah fiktif, tapi kisah nyata yang saya poles ceritanya agar tidak membosankan para sahabat. Sebab hari kok ceritanya tentang sakit maag melulu.

Jadi mulai sekarang, kedepan, semua kisah akan saya tulis dalam bentuk esai seperti ini agar tidak membosankan.
Semoga ada manfaatnya ya Sobat.
Makanya jangan suka telat makan. Makan yang teratur. Istirahat yang cukup, olah raga yang rutin, dan makan dengan gizi yang seimbang agar senantiasa sehat dan bugar !
Yuk, selamat membaca yaah…

Salam penuh semangat !
NiniekSS
Labels: Tips

Thanks for reading Akibat Malas Makan. Please share...!

0 Komentar untuk "Akibat Malas Makan"

Back To Top