SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Perjalanan Kesembuhan Niniek SS. Bagian 1

Bismillahirrahmanirrahiim...

Puji syukur yang tak terperi ke Hadlirat Allah SWT. penguasa langit dan bumi seisinya, Allah Yang Memiliki Rahmat dan Penuh Kasih Sayang. Allah Yang Maha Mengabulkan doa. Allah yang sering memberi sebelum diminta. Allah Yang Maha Tak Terhingga. Yang telah memberikan kesembuhan bagi sakit maag dan gerd saya yang demikian parahnya sebagai sebuah keajaiban. Saya yang pesimis tak bakal sembuh. Yang sudah tak ada pengharapan lagi untuk sembuh. Yang sudah sangat sulit untuk sembuh. Yang sudah menempuh segala upaya untuk sembuh namun tak juga sembuh.

Pada akhirnya, disaat tak ada setitikpun harapan untuk sembuh. Tak mengira tak menduga. Hanya dengan AIR MENTAH YANG HIGIENIS, Allah ijinkan saya mulai sembuh apalagi setelah disempurnakan dengan MORINDA BIOACTIVES. Dengan kepasrahan saya yang begitu TOTAL saat itu kepada Allah. Menjadikan saya berani untuk minum air mentah yang konon menurut banyak orang, itu banyak kuman. Apalagi bagi air mentah betapa dinginnya, dan lambung penderita maag betapa sakitnya jika terkena manakan yang dingin - dingin. Terkena udara dingin saja terkadang perut keram, apalagi minum air mentah yang dingin !!!

Bagi saya saat itu, tak ada pilihan lain. Semuanya benar - benar terserah Allah saja. Pada waktu itu mau sembuh ya alhamdulillah. Mau tiba saatnya ajalnya ya alhamdulillah. Hidup dan mati sama saja harapannya bagi saya saat itu. Mau berharap untuk sembuh, rasanya sudah tak mungkin. Mau berharap mati jika belum dikehendaki malah menjadikan dosa. Ya Lillahi ta’ala saja.

Perjalanan kesembuhan ini saya tulis memenuhi permintaan teman Maag Bapak Abdul Ghofur Yogya yang setia mengikuti artikel – artikel dalam blog ini. Dan barangkali juga akan ada manfaatnya bagi teman - teman semua ya ? Allah Hu Akbar..
Mau tahu penderitaan saya empat puluh hari terakhir sebelum kesembuhan saya ?

Tentu bagi kalian yang menderita gerd yang sudah parah mengetahui bagaimana sih derita sakit gerd apalagi yang sudah parah ? Jika gerd yang masih stadium menengah masih bisa bangun dari tempat tidur. Masih bisa berjalan keruang tamu. Ke kamar mandi. Atau melihat suasana luar rumah di teras. Meski dengan jalan tertatih – tatih, terbongkok – bongkok, sambil memegangi perut karena untuk berjalan tegak perut tak kuat lantaran sakitnya. Hanya sebentar ! Tak kuat lama – lama untuk duduk di ruang tamu.

Mata silau setiap melihat langit. Lalu keluar air mata pedas bagai terkena cabe. Entah karena apa ini bisa terjadi. Lalu balik lagi kekamar untuk membaringkan tubuh kembali. Rasa sudah tak genah – genah. Ini gerd yang stadium menengah. Orang sudah bisa menduga kalau kita memang sakit. Karena tak bisa beraktifitas. Dan jarang keluar dari kamar. Namun tak semenderita penderitaan gerd yang sudah parah, dimana sudah tak bisa ngapa – ngapain ditempat tidur. Bisanya hanya bernafas. Itupun sering mengalami sesak nafas.

Kalau gerd yang sudah parah nih...seperti saya dulu, mbak Nova di Simpurut Sumatera, lalu Ibu Wasta di Karawang, Bapak Muh. Amin di Depok Jawa Barat, Ibu Harahap di Sidikalang Sumatera Utara dan banyak yang lain yang tak dapat saya sebut satu persatu. Bisanya hanya terbaring di tempat tidur. Tak bisa ngapa – ngapain. Sudah tak bisa peduli lagi dengan lingkungan sekitar. Karena merasakan penderitaan diri  nyaris tak kuat.

Saya dulu juga begitu. Hanya bisa tergolek di tempat tidur. Tak bisa ngapa – ngapain. BAB dan BAK juga dilakukan didalam kamar. Dan harus selalu dibantu oleh orang lain. Saya angkat sendok saja sudah tak kuat. Setiap makan disuapin oleh suami atau putri saya. Hanya bubur tepung beras putih yang halus minumnya air madu murni. Tanpa apa – apa lagi. Karena kemasukan apapun lambung sudah sangat sensitif. Sudah sangat sakitnya. Termasuk minum air putih hangatpun juga sakit.

Apalagi minum air putih hangat dengan madu. Ya Allah lambung perihnya bukan main...astaghfirullahaladhiim..Namun tetap saja saya paksakan...Sebab jika tidak, saya pasti akan segera mati karena tubuh sudah tak ada nutrisinya lagi. Saya bertahan hidup hanya dengan bubur tepung beras putih yang halus ( merk Rose Brand ), air hangat campur madu dan telur ayam kampung mentah atau kadang direbus setengah matang.

BAB tak beres setiap hari. Seringnya sembelit. Tapi kadang juga diare tak karuan. Waktu itu vonis dokter, saya kan hanya asam lambung. Saya tak yakin itu hanyalah sakit maag. Karena beribu keluhan berganti – ganti muncul setiap saat..Berbeda – beda. Dan sakitnya selalu luar biasa. Itu kalau gerd sudah parah. “Ini nih sebetulnya penyakit apa sih, kok begini amat rasanya ?” Pikir saya waktu itu.

Sampai saya suudzon mungkin ada orang sirik yang memasukkan siluman kedalam tubuh saya, agar saya mati perlahan dengan sangat tersiksa. Tapi saya tak pernah punya musuh. Jadi tak mungkinlah ada orang sirik kepada saya. Dan apalagi apa yang mau disirikkan dari diri saya ? Cantik tidak. Punya harta tidak. Orang terkenal juga bukan ? Pejabat juga bukan. Saya bukan siapa – siapa. Dan di masyarakat merupakan orang yang tak perlu diperhitungkan. Karena tak ada penting – pentingnya. Tak mungkinlah orang akan sirik kepada saya kan ?

Jika sendawa tak bisa keluar dari tenggorokan, dada dan seluruh pundak terasa sakit bukan main. Sendawa ini terjadi jika saya kekenyangan. Atau salah makan. Jika sudah kambuh sendawanya tak bisa keluar, maka seluruh area dada hingga tenggorokan akan terasa panas bagi terbakar.

Sudah pernahkah kalian merasakan dari mulut hingga dubur panas, pedih karena sariawan ? Jika sudah seperti ini, rasanya bukan takut mati lagi, namun mungkin lebih baik mati saja daripada hidup tubuh benar - benar sangat tak karuan rasanya. Tak ada satupun bagian tubuh yang terasa enak, ataupun normal. Kesakitan setiap saat selama 24 jam ! Jika sehari itu ada rasa enak sedikit, seperti kita terlepas dari hukuman. Dan apa yang menyebabkan bisa timbul rasa enak dibadan tidaklah tahu. Jika saja tahu, tentu saya akan terus mengusahakannya agar badan selalu enak terus.

Jadi baik sakit luar biasa yang sering menyerang tiba – tiba pada bagian tubuh tertentu yang silih berganti itu, dengan sedikit rasa nyaman yang datangnya juga sering tiba –tiba, semuanya tak bisa diketahui penyebabnya. Pantaslah jika sakit maag kronis atau sakit gerd parah ini saya sebut sebagai “penyakit siluman”, karena selalu hilang timbul begitu saja, tak diketahui darimana datangnya, dan apa penyebabnya.

Belum lagi jika musim hujan tiba. Penderitaan yang sangat luar biasa. Tak pernah bisa mandi. Meskipun lap – lap dengan air hangat, sesudahnya pasti akan menggigil kedinginan hebat hingga geraham gemeretak karena menahan rasa dingin. Bagaimana dengan sholat ? Pada waktu itu saya jarang bisa berwudhlu, karena badan sangat lemahnya dan jika kena air dinginnya luar biasa. Saya hanya bisa tayammum dengan debu yang ada di kasur sekeliling saya terbaring, karena untuk mengambil debu di tembok yang lebih bersih tak mampu bangun. Sholat selalu dengan berbaring yang rekaatnya sering terlupa. Ini baru saja rukuk, atau sudah sujud, dan bacaannya juga lupa, apa yang sudah dibaca dalam reka’at reka’at sholat tadi. Karena dalam kondisi seperti ini ingatan hilang - hilang timbul. Astaghfirullahaladziim...

Ini adalah teguran Allah yang terberat untuk saya ketika sakit parah. Bukan sakitnya itu sendiri ( meskipun rasanya tiap - tiap saat naudzubillahimindzaliik...). Namun kehilangan Allah dalam tiap – tiap sholat karena takdzim hati terkalahkan oleh kesakitan yang mendera. Semoga Allah mengampuni dosa saya yang menyebabkan saya harus ditegur seperti ini. Habis – habisan rasa sakit yang telah saya derita dulu.

Dalam memohon kepada Allah, agar mengampuni dosa – dosa saya, tak cukup hanya dengan memohon :”Ya Allah, ampunilah semua dosa – dosa saya, yang sengaja maupun yang tak sengaja, yang nampak maupun yang tersembunyi, yang baru maupun yang lama, Ya Allah”. 

Namun jika misalnya lambung saya sedang sangat kesakitan, saya berdoa untuk mohon ampun atas dosa lambung saya yang sebelumnya pernah makan makanan yang haram baik zatnya maupun sifatnya ataupun cara memperoleh makanan yang saya makan.

Jika telinga saya yang sakit cekot cekot akibat asam lambung yang pernah merembes ke bagian telinga, maka doa saya adalah :”Ya Allah ampunilah telinga saya, yang selama ini lebih banyak saya pergunakan untuk mendengarkan suara haram daripada suara kebenaran. Hamba merasa sangat pantas menerima semua ini Ya Allah. Dan puji syukur hamba haturkan kepada Engkau yang demikian peduli untuk menegur dosa serta kesalahan hamba. Akan tetapi kuatkanlah hamba untuk menjalaninya Ya Allah hingga Engkau menyelesaikan rencanaMu untuk kehidupan dunia dan akherat hamba” Begitulah doa saya untuk setiap kesakitan yang sedang mendera saya.

Sampailah kepada puncak kepasrahan saya ketika suatu saat saya sudah tak mempunyai harapan sembuh lagi, karena mata sudah tak bisa melihat, dan telinga juga sudah samar untuk mendengar

Semua organ tubuh yang telah terkena gerd semua kesakitan luar biasa. 

Tenaga sudah lemas sama sekali. Bersuara saja sudah tak mampu, dalam hati saya berdoa. Ya Allah rasanya hamba sudah tak kuat lagi menjalani teguranMu.  Meskipun belum selesai rencanaMu atas diri hamba...Jika hidup hamba masih manfaat, berilah hamba kesempatan untuk Engkau Ampuni atas semua dosa – dosa hamba ini. Namun jika hidup hamba sudah tak ada manfaatnya, hamba hanya bisa berserah diri kepada kehendakMu Ya Allah.

Tiba – tiba saya mendengar Ustadz Kyai Zakaria bersama Ibu datang menjenguk saya. Mendengar salam Ustadz Zakaria meskipun samar – samar, rasanya lengkaplah segala persiapan yang Allah hadirkan bagi perjalanan kematian saya. Saya merasa lega luar biasa. Karena jika saya harus dibimbing dalam sakaratul maut, saya harapkan Ustadz Zakaria bisa membantu membimbing perjalanan ruhani saya. Ternyata yang terjadi bukan seperti itu. Ustadz Zakaria berkata disisi tempat tidur saya :”Pak Toto ( nama suami saya ), mbok coba ibu diminumin air mentah saja, insya Allah...”. Saya mendengarnya hilang – hilang timbul, samar samar. Dan ketika saya mendengar saya harus minum air mentah sayapun hanya pasrah. Terserah Allah saja. Mau banyak kuman kek, mau enggak kek, saya sudah hilang kepedulian karena sudah kecil sekali harapan saya untuk sembuh.

Saya menjadi histeris, ketika Ustadz Zakaria yang saya harapkan akan membimbing sakaratul maut saya tiba – tiba pamit yang katanya sebentar untuk mengisi sebuah pengajian rutin. Ibu Zakaria masih ditinggal dirumah saya. Entah apa yang terjadi, tiba – tiba saya sudah dipapah Ibu Zakaria dalam mobil. Antara sadar dan tidak saya bertanya :”Mau dibawa kemana saya?”. Suami yang berada dalam mobil menjelaskan :”Ke Rumah Sakit Mi..”. Saya bilang :”Jangan kerumah sakit, saya trauma” Kata saya ( saya memang trauma dengan rumah sakit karena sudah pernah kurret 8 kali untuk keguguran saya ). “Cari dokter Nur saja”. Kata saya dengan lemah. Dokter Nuryanti adalah dokter langganan saya, yang sudah seperti keluarga sendiri. Beliau kecuali buka Klinik sendiri bertugas di Puskesmas Purworejo.

Singkat kata, diperiksalah saya sebentar. Dokter menyarankan agar saya langsung dibawa kerumah sakit saja. Saya tidak mau. Saya meminta kepada dokter Nur untuk rawat inap di Puskesmas saja. Demi melegakan saya, dokter Nur mengangguk. Walau di Puskesmas tak ada fasilitas ruang untuk rawat inap. Saya disuruh tidur di ruang darurat. Sebuah kamar kosong dengan satu bed kecil. Tanpa ada apa – apanya lagi. Entah apa yang dibicarakan sangat serius antara dokter Nur ke suami saya, karena saya tak mendengarnya.

Hanya kira – kira seperempat jam kemudian, suami saya menyampaikan bahwa jika dirawat di puskesmas ini, nanti malam tak ada yang piket. Jadi sebaiknya saya memang harus dirawat di Rumah Sakit saja. Saya sebenarnya sangat trauma untuk opname di rumah sakit lagi. Tapi karena kesadaran sudah hilang – hilang timbul, akhirnya saya hanya mengangguk lemah.

Suami saya sangat mengenal saya. Saya bukan dibawa ke Rumah Sakit Umum, namun kerumah sakit pribadi milik Dokter Budi di wilayah Purworejo. Dokternya sudah sepuh. Kelihatan sangat sabar, sehingga trauma saya akan rumah sakit tiba – tiba memudar seketika. Saya sudah pasrah kepada dokter Budi. Sebelum saya jatuh pingsan saya sempat usul :”Dok lambung saya sudah tak kuat kemasukan obat kimia..”. Saya tak ingat apa – apa lagi. Tahu – tahu saya sudah diinfus didalam kamar perawatan. Ya Allah..Kata suami saya, obatnya disuntikkan lewat infuse. Karena dimeja ruangan tak ada obat. Dan setiap jam makan juga tak ada obatnya. Namun secara berkala suster perawat memasukkan obat kedalam infuse. Meskipun obat disuntikkan lewat cairan infuse, sering tidak cocoklah. Sering lalu menjadi sesak nafas, atau jantung berdebar luar biasa kencang lalu menjadi lemas sekali. Atau kali yang lain perut menjadi kejang. Ini yang saya tak tahan karena sakitnya luar biasa.

Akhirnya hanya 3 hari saya memaksakan minta pulang. Sebenarnya dokter belum mengijinkan. Namun lambung saya benar – benar sudah tak bisa kemasukan obat apapun. Sangat sakit dan tersiksa luar biasa. Ketika pulang saya dibawain obat kecil – kecil sekali, ternyata itu adalah obat penenang. Karena ketika sudah pulang kerumahpun seluruh tubuh kesakitan. Bahkan BAB dan muntah kemudian sering bercampur dengan darah.

Itulah yang saya derita waktu itu. Sakit perut ya luar biasa. Sakit kepala ya luar biasa. Apa – apa yang terasa sakit selalu rasanya luar biasa. Jika sakit perutnya sedang kambuh nih ( entah disononya itu kayak mana ?) Ya Allah...seperti lambung ini dipress dengan alat penghimpit dari baja, pedihnya luar biasa hingga kesakitannya terasa ke seluruh tulang sumsum dan ubun – ubun. Jika sudah seperti ini keringat dingin "Byuuur...", keluar dari tubuh, badan lemas, gemetar, diikuti dengan debaran jantung yang persis lonceng. Lalu perasaan takut mati selalu mengikutinya.

Jika menghadap ke cermin, wajah kelihatan pucat memutih kehijauan seperti kehilangan seluruh darah. Alhamdulillah saya tidak terserang anemia. Karena meskipun nafsu sudah “EMOH” untuk makan dan minum apa saja, namun saya sadar jika untuk hidup tubuh butuh makan. Jika tak makan saya akan mati. Jika sengaja berniat mati sama saja berniat bunuh diri, saya akan tinggal dimana di akherat nanti. Jika ingin sembuh, harus tetap makan ! Dan jika tak ada nafsu makan, ya harus dipaksakan ! Kita jangan menyerah pada rasa tubuh, atau keluhan yang kita rasakan !.

Meskipun setiap kali makan dan minum lambung rasanya luar biasa sakitnya, selalu saya paksakan untuk makan dan minum dengan disiplin. Wajib 3 x sehari, selebihnya makan makanan selingan apabila diperlukan.

Ketika ini setiap kali muntah dan BAB saya sudah bercampur darah. Dan ketika ini saya sudah tak berani minum obat dokter lagi. Karena pikir saya, minum air putih hangat saja perut kesakitan, apalagi minum obat kimia ? Bagaimana reaksi lambung nantinya ?

Nah sepulang dari rawat inap dirumah sakit inilah, saya mulai minum air mentah yang disarankan Ustadz Zakaria. Awal minum juga hanya 1 sendok. Mencicipi dulu. Masya Allah..lambung rasanya bagai disayat – sayat pisau. Tapi hanya sebentar sekali. Hanya beberapa menit saja. Setelah berkurang sakitnya, saya lalu minum lagi setengah gelas, dan kemudian dalam hari itu total yang saya minum ada satu gelas.

Esok harinya ada yang aneh. Ada kesegaran baru yang belum pernah saya rasakan sebelumnya selama bertahun – tahun saya sakit, mengaliri tubuh saya. Rasa ini semacam semangat baru. Biasanya setiap bangun pagi yang terasa kan badan lemas lunglai, demam, kepala pusing, dan perut yang tak nyaman mual campur pedih di uluhati.

Ini tidak. Benar – benar pagi bangun tidur saya merasakan semuanya berkurang. Meskipun berkurangnya rasa sakit yang biasanya saya rasakan itu "sangat sedikiit sekali", namun saya mengamatinya. Bagi saya ini merupakan "sebuah awal perubahan besar". Karena sebelumnya tak pernah saya rasakan perubahan ini. Tubuh terasa segar, dan ada semangat baru. Tidak lemas lunglai. Saya belum menyadari bahwa ini karena pengaruh dari segelas air mentah yang kemarin saya minum. Meskipun perubahan itu sangat sedikit, saya sangat merasakannya. Subhanallah. Saya merasakan “takjub” terhadap perubahan kecil ini. Apakah saya akan sembuh ya ? Pikir hati saya.

Besoknya saya terus minum air mentah. Lambung masih seperti disayat pisau. Dan hanya sebentar. Pokoknya setiap harinya setahap demi setahap ada pengurangan rasa sakit, meskipun sangat sedikit. Saya juga mengalami perut sakit, diare, flu dan lain sebagainya ketika mengkonsumsi air mentah ini. Ustadz Zakaria sudah menyampaikan sebelumnya. Jadi mengalami detox air mentah ini saya sudah siap.

Namun apa yang terjadi kemudian ? Setelah seminggu saya konsumsi air mentah. Seluruh tubuh mengalami gatal yang amat sangat. Makin hari makin gatal. Gatal itu mencapai puncaknya. Jika menggaruknya pada bagian yang terasa gatal belum sampai keluar darahnya belum hilang rasa gatalnya. 

Karena setiap hari digaruk, maka badan saya terutama perut dan bagian paha hingga berdarah – darah seperti kena cakar kucing. Saya mengalami detok gatal selama kurang lebih 3 bulan. Dan puncak rasa gatal itu pada 1,5 bulan dari hari pertama saya minum air mentah. 1,5 bulan kemudian rasa gatalnya makin hari makin menurun dan hilang sama sekali.

Seiring dengan hilangnya reaksi rasa gatal tersebut, kondisi lambung saya makin membaik, walau perubahannya teramat merambat. Sedikiiit, sedikiiit, tapi terus ada perubahan. Saya kemudian bisa bangun dari tempat tidur. Berjalan perlahan keruang tamu sebentar nanti tiduran lagi. Lalu ke kamar mandi untuk buang air kecil lalu tiduran lagi. Dengan tetap dalam pengawasan suami tak dilepas sendiri meski untuk ke kamar mandi.

Kebetulan kakak ipar dari Jakarta juga mengirimi produk Gamalife ( yang sekarang bernama kapsul Gamat ) dan Green Palapa ( yang sekarang bernama N-Green ), sehingga menambah semakin enak kondisi tubuh saya. Pada ketika ini tetap masih kambuh - kambuh juga. Namun tidak separah seperti sbelumnya.

Makanpun sudah tidak bubur tepung beras lagi. Sudah diganti dengan bubur beras biasa. Laukpun sudah bisa makan telur ayam kampung yang direbus atau tahu kukus. Tadinya lambung kan sakit untuk makan telur rebus maupun tahu rebus yang termasuk makanan yang empuk. Makin lama sangat kentara kemajuannya, ketika semua keluhan berangsur – angsur berkurang.

Pengurangan semua rasa sakit ini, sangat terasa setelah rasa gatal mulai berangsur hilang, sekitar 1,5 bulan dari minum air mentah. Sebelumnya juga sudah ada perubahan, namun belum begitu nyata.

Ketika perubahan nyata mulai saya rasakan inilah ( meskipun baru sedikit ), ada teman yang menawarkan "MORINDA BIOACTIVES" yang dulu perusahaannya bernama Tahitian Noni Juice. Karena banyak dipalsukan orang. Semua produk dari mengkudu menamakan diri bernama NONI dan mengenalkan kehebatannya sebagai Noninya DR. NEIL SALOMON. Sehingga perusahaan merasa perlu untuk mengganti namanya menjadi MORINDA BIOACTIVE, meskipun produknya tetap Tahitian Noni Juice hingga sekarang.

Berlanjut ke BAGIAN KE – 2 YA. Silahkan KLIK DISINI ! Semoga Allah ijinkan saya tetap bisa menulis hal - hal yang bermanfaat bagi kesembuhan maag dan GERD kalian.

Purworejo 4 Nopember 2016
Yang terus belajar tentang sakit maag dan gerd,

Niniek SS
Labels: Buku Panduan, GERD, Kiat-Kiat Sembuh, Kisah Nyata, MAAG

Thanks for reading Perjalanan Kesembuhan Niniek SS. Bagian 1. Please share...!

0 Komentar untuk "Perjalanan Kesembuhan Niniek SS. Bagian 1"

Back To Top