SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Cara Mensikapi Pikiran Negatif Pada Sakit Maag Dan Gerd

Bismillahirrahmanirrahiim

Allah Maha Kuasa dengan segala CiptaanNya. Maha Suci dengan segala AsmaNya. Maha Lembut dengan segala SifatNya. Maha Tegas dengan segala HukumNya. Maha Sempurna dengan segala AturanNya. Maha Bijak dengan segala KetetapanNya. Dan Segala Maha yang lainNya.

Sahabat Sakit Maag dan Gerd dimanapun kalian berada...

Maag atau gerd tak sembuh – sembuh disebabkan oleh berbagai faktor pemicunya. Salah satunya adalah pikiran negatif yang seringkali melintas dalam benak kita dan sulit kita hindarkan. Pikiran – pikiran negatif inilah yang sering menghambat kesembuhan. Karena pikiran – pikiran ini seringkali hinggap dalam benak kita. Mungkin awalnya ringan. Namun makin sering kita pikirkan akan terakumulasi dalam bawah sadar kita.

Jika kita ketemu dengan hal yang berkaitan dengan apa yang sedang kita pikirkan, maka akan makin tercekamlah pikiran kita kepada hal tersebut. Jika hal ini tak segera kita atasi atau hilangkan, maka pikiran kita akan benar – benar menjadi terganggu. Dan jika hal ini terjadi terus menerus, maka lambung kita bisa menjadi semakin parah. Karena hubungan antara pikiran dengan lambung sangatlah eratnya.

PIKIRAN NEGATIF KEPADA ALLAH

Semua orang beragama tahu, bahwa Allah wajib kita sembah dan kita muliakan. Karena Allahlah bumi dan langit ada. Daratan dan lautan tercipta. Manusia dengan segala kebutuhannya terselenggara. Ada kehidupan. Yang kemudian berkembang menjadi dinamika budaya yang beraneka macam ragamnya.

Namun alangkah sulitnya untuk menempatkan Allah SWT. diatas segala kepentingan kita. Jika sedang menemui kesulitan, kita justru disibukkan dengan mencari solusi diluar Allah. Yang ujung – ujungnya justru membuat kita lebih terpuruk dan lebih jauh dari Allah SWT.

Ketika kita sakit maag atau gerd tak sembuh – sembuh berbagai pikiran melintas dalam benak kita campur aduk. Seringkali kita meragukan keadilan Allah kepada kita. Ketika kita demikian sulitnya hidup, disisi yang lain banyak orang – orang yang sepertinya lancar – lancar saja kehidupannya. Sepertinya mereka tak pernah mengalami kesulitan apapun !
Kita sakit maag atau gerd sudah begitu lamanya hingga bertahun – tahun. Sudah diupayakan dengan segala ikhtiyar namun belum kunjung sembuh juga. Hingga seluruh harta yang kita punyai ludes untuk berobat. Namun sakit kita tak kunjung sembuh juga. Sementara banyak orang yang katanya juga sakit maag, hanya beli proomaag di warung habis satu emplek sudah sembuh. Banyak juga yang katanya sakit maag, lalu ke dokter dan diberi obat maag, sembuh juga. Buktinya bertahun – tahun kemudian mereka tak pernah mengeluh sakit maag lagi. Bisa beraktifitas seperti biasa dan tak pernah ke dokter lagi.

“Apa sebenarnya yang Allah kehendaki dari sakit saya ini ?” Tentu banyak diantara kalian yang berfikir seperti itu. Lalu melintas ketidak adilan Allah di benak kita. Walaupun kita menjadi ragu – ragu sendiri terhadap tuduhan – tuduhan yang simpang siur kepada Allah. Kita menjadi ketakutan sendiri kepada Allah, takut jika tuduhan yang melintas dalam benak kita kepada Allah itu adalah tuduhan yang justru akan mendatangkan dosa baru dalam diri kita.

Kita tahu bahwa lintasan pikiran buruk kepada Allah adalah dosa, namun kita sulit sekali untuk mengusir atau menghilangkannya. Setiap kita kesulitan sesuatu, atau setiap kesakitan mendera, selalu pikiran buruk itu datang lagi dan datang lagi. Astaghfirullahaladziim..

Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna segalanya. Termasuk dalam mencipta, memberikan takdir, mengatur jalannya kehidupan, mengatur rotasi bumi, matahari, bulan dan bintang, serta gerak seluruh alam semesta raya. Tak ada yang meleset seinchipun setiap perhitungan Allah. Semua diciptakan dengan begitu sempurnanya, dengan ketelitian serta kecermatan yang Maha Tinggi.

Masihkah kita ragu ? bahwa kesedihan kita, sakit penyakit kita, segala kesulitan kita adalah bagian dari rencana Allah yang Maha Baik dan Maha Sempurna untuk kita ? Jika hidup kita telah ditetapkan dengan suatu ketentuan Yang Maha Baik, Yang Maha Sempurna dari Allah untuk kita, pantaskah kita mengeluh ? Menggerutu ? Bersungut – sungut ? Bersedih bahkan sampai putus asa ?

Jika sakit ini merupakan jalan menuju kesempurnaan diri, jalan menuju pengampunan Allah, menuju Kasih SayangNya, mengapa kita tidak menerimanya dengan ridho, dengan sabar, dengan tawakkal hingga kesembuhan itu datang ? Bahkan menyongsong karuniaNya diujung sana dengan sukacita dan penuh pengharapan ? Meskipun yang kita rasakan saat ini adalah penderitaan yang tak terperi bahkan rasanya tak berujung dan tak berpangkal !!!

Allah tak akan membebani manusia melebihi kemampuannya. Dan Allah Maha Tahu akan kemampuan tiap – tiap orang, karena Allahlah yang menciptakan diri kita ! Masihkah kita ragu akan fakta ini ?

Berpikir tentang keunikan organ manusia saja kita tak mampu menembus rahasiaNya, apalagi mengupas tentang jalannya takdir tiap – tiap orang, termasuk takdir kita sendiri. 

Segala yang diciptakan apapun didunia ini selalu menganut segi keseimbangan bagi yang lain. Dan tak ada sesuatupun yang Diciptakan Allah dengan sia – sia. 

Jika tak ada cacing, bagaimana tanah bisa subur meskipun selalu disiram hujan ? Karena dalam seekor cacing terdapat zat yang bisa menggemburkan tanah sehingga bisa subur ditanami.

Jika tak ada tumbuh tumbuhan mana mungkin manusia mendapatkan oksigen yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya ? Sebab fungsi daun adalah menyimpan oksigen yang selanjutnya saat dibutuhkan akan dikeluarkan ke udara. Rasakan saja mengapa di tempat yang rimbun oleh pepohonan rindang selalu lebih sejuk dan segar udaranya jika dibanding dengan tempat yang tandus tanamannya ? Akar pepohonan juga berfungsi menyimpan air yang ada di tanah sehingga tanah akan terjaga kelembabannya. 

Marilah kita belajar mengakrabi alam sekitar, agar kita lebih mengenal akan hakekat Kebesaran Allah SWT. dan bahwa BETAPA Allah sangat mencintai manusia !

Jika kita bisa memikirkan, memahami, serta mengerti tentang hal – hal yang saya sampaikan diatas, insya Allah pikiran kita akan selalu positif kepada Allah SWT. Tak akan ada lagi pemikiran yang melintas dalam benak kita bahwa Allah adalah tak adil..memberiku sakit dan tak sembuh – sembuh sementara  memberikan kesehatan yang segar bugar kepada tetangga. Memberikan kemiskinan kepadaku dan memberikan kekayaan yang melimpah kepada tetangga. Memberikan rumah tangga saya tak pernah tenteram kepada keluargaku, sementara memberikan kehidupan yang damai sejahtera kepada keluarga tetangga.

Pikiran – pikiran negatif yang melintas dalam benak kita insya Allah semuanya akan sirna, jika kita faham akan karakter Allah yang sangat – sangat mencintai manusia. Yang Allah sangat ingin membahagiaan dunia akherat manusia dengan Menurunkan NabiNya yang ummi, yang diutusNya membawa Risalah Yang Agung Al Qur’anul Karim sebagai Lentera penunjuk jalan bagi hidup manusia.

PIKIRAN NEGATIF KEPADA ORANG TUA

Allah menurunkan takdir kepada manusia bukan tiba – tiba dengan bim salabim meskipun Allah Maha Berkehendak. Apapun yang Allah berikan dalam kehidupan manusia selalu mengalami proses. Agar manusia bisa belajar. Seperti perjalanan kehidupan manusia sendiri, melalui janin yang dikandung ibu, dilahirkan, belajar miring, tengkurep, duduk, merangkak, belajar jalan, hingga bisa berlari kencang. Memerlukan tahapan proses, dan perlu waktu yang tak sedikit. Dalam perjalanan menjadi manusia dewasa, seseorang tak bisa berdiri sendiri.

Ada seseorang yang diutus oleh Allah untuk melahirkannya, merawat, membesarkan serta mendidiknya adalah ibu kita. Ada seseorang yang Allah utus untuk mencarikan nafkah baginya, agar kehidupannya bisa berlangsung, untuk melindunginya, ialah ayah kita. 

Kedua orang tua kita adalah orang – orang yang diutus oleh Allah untuk membesarkan, merawat, mendidik kita hingga menjadi seperti yang sekarang ini ? Oleh karena itulah kita wajib berbakti kepada kedua orang tua kita, terutama Ibu.

Nah, ketika kita sakit, tak bisa berobat, tak punya uang, terkapar menderita ditempat tidur, mengapa orang tua dibawa – bawa ? :”Ya Allah, mengapa aku dulu terlahir dari orang tua yang miskin ? sehingga aku tak bisa sekolah tinggi, dan jodohkupun hanya kuli bangunan, dengan gaji yang jauh dari cukup untuk menutup kebutuhan hidup. Dan akupun hanya bisa lulus SD sehingga aku hanya bisa menjadi pembantu rumah tangga dengan gaji yang tak seberapa ? Mengapa aku tak terlahir sebagai anak orang kaya, sehingga bisa sekolah tinggi, S1,S2 bahkan S3 ? Bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar, dengan gaji berlimpah. Jika aku sakit bisa opname di ruang VIP rumah sakit besar. Ruangan besar yang nyaman dengan fasilitas yang komplit dan sangat memadai ? Dengan dokter – dokter canggih yang siap menangani setiap keluhan dengan mahirnya ?” Begitulah keluhan kita ketika kita sakit dalam kondisi tak mampu !

“Tidak seperti nasibku saat ini, miskin, sakit tak sembuh – sembuh. Tak punya uang untuk berobat. Tidur dalam kamar pengap dirumah kumuh berhimpit – himpit dengan rumah tetangga. Karena ini di Jakarta. Boro – boro beli obat. Untuk makan hari – hari saja susah”. Begitu pula gerutu kita hari – hari. Orangtua kita yang tak tahu apa – apa malah disalah – salahkan. Sudah tak pernah mendoakan orang tua, ini malah mengkambinghitamkan bahwa nasib kita adalah karena kesalahan orang tua kita. Ya Allah...

Seharusnya pikiran kita, kita balik. Ya Allah, alhamdulillah, meskipun kami miskin selalu Engkau beri kami pertolongan dan petunjuk, Engkau lindungi kami sehingga tak terjatuh dalam kehidupan yang sesat. Engkau beri kami suami yang taat beribadah, tak pernah meninggalkan sholat Jum’at, selalu rajin bekerja, tak neko – neko. Ia tak tergiur dengan penghasilan yang besar namun dengan menipu, mencuri atau memperdaya orang. Alhamdulillah atas semua pemberianMu ini Ya Allah. Jika kami Engkau beri sakit belum sembuh – sembuh, alhamdulillah agar kami menyadari dosa – dosa kami dan memohon ampunanMu. Lebih mendekat kepadaMu dan belajar mensyukuri nikmatMu. Berilah kami kekuatan serta kesabaran dalam menjalani takdirMu hingga datangnya kesembuhan yang akan Engkau berikan".

Terima kasih Ya Allah, Engkau lahirkan kami dari orang tua kami, orangtua yang mendidik kami menjadi manusia yang baik meskipun kehidupan kami miskin, daripada kami menjadi orang kaya tapi menjadi koruptor yang akhirnya harus masuk bui, dan menciderai nikmat yang Engkau berikan.
Ampunilah segala dosa kedua orang tua kami Ya Allah. Berikan rahmat, karunia, serta kebahagiaan kepada mereka diharituanya. Ampunilah kami yang sampai saat ini saya belum bisa berbakti kepada kedua orangtua Ya Allah. Berilah mereka berdua kesehatan, iman yang semakin taqwa kepadaMu sebagai bekalnya dihari kemudian. Rawatlah mereka dihari tuanya ini sebagai mereka telah merawatku dimasa kecil. Kabulkanlah doa kami ini Ya Allah".

Demikian hendaknya kita mendoakan kedua orang tua kita untuk kebaikannya diharituanya ini.

Jika kita bisa berpikir mulia seperti itu, insya Allah meskipun mampunya hanya dengan sekedar minum air kunyit, makan daun lidah buaya, minum air gambir, lalap daun dewa, lalap daun handelium, maka tak ada yang mustahil bagi Allah untuk memberikan kesembuhanNya bagi kita, meskipun menurut penjelasan Bu Niniek dalam artikel – artikelnya di blog, bahwa gerd yang sudah parah sangat sulit diobati karena lambung sudah sangat sensitif ketika kemasukan apapun.

PIKIRAN NEGATIF KEPADA SUAMI

“Sudah jam segini, belum pulang juga, kemana saja sih tuh orang ? Apa mungkin dia selingkuh kali...karena beberapa bulan ini, semenjak aku sakit maag, aku tak bisa melayaninya. Baik lahir maupun batin. Aku tak bisa lagi memasakkannya. Tak bisa menemaninya jalan – jalan dengan anak – anak ke mall. Tak bisa melayaninya ditempat tidur. Tak bisa datang lagi ke pertemuan ibu – ibu dikantornya. Tak bisa lagi menyiapkan kemejanya untuk kekantor. Semua tak bisa lagi kulakukan gara – gara sakit yang tak sembuh – sembuh ini ! sebel bal bel !” Begitulah gerutu kita.

Hati kita jadi panas, pikiran kita jadi terbakar ketika memikirkan suami kita kemungkinan telah selingkuh diluaran. Lalu gerd kita tiba – tiba kambuh, lemas, dada berdebar kencang, kepala pening kunang – kunang..lambung sakit bagai diremas – remas. Bagaimana ini ? Kita menjadi panik bukan main. Dirumah anak – anak sudah tidur. Pembantu sudah pulang. Suami belum datang. Dan Allah menghilang jauh entah kemana ! Itulah banyak diantara kita yang sering berpikir negatif seperti itu. Dan akibatnya, kita sendirilah yang menanggung !

Oleh karena itu, berpikirlah yang positif. “Kok suami belum pulang yah, udah jam segini ? Ah mungkin dia sedang lembur. Mencari tambahan untuk mengobatkan aku. Kasihan sekali dia. Semenjak aku sakit, dia sangat repot. Sering kelelahan merawat aku sakit. Suamiku ikut kurus karena memikirkan sakitku. Dulu tak pernah lembur. Tapi sekarang sering lembur. Hanya karena ingin dapat tambahan hasil. Ya Allah, berilah suami saya sehat dan kuat, tidak jatuh sakit. Ringankanlah pekerjaannya. Lindungilah dalam perjalanan pulang. Jauhkan dari marabahaya apapun. Aamiin.”

Nah jika kita bisa berpikir positif seperti ini, insya Allah akan ada keberkahan yang turun, sehingga kita akan lekas sembuh, karena pikiran kita selalu positif, energi kita juga energi positif. Jika kita memiliki energi positif maka kita juga akan menarik energi – energi yang positif diluar diri kita, karena diri kita ini adalah bersifat magnet, yang bisa menarik segala sesuatu diluar tubuh kita. Jika yang tertarik selalu energi positif, maka tubuh kita bertambah sehat, hati kita akan selalu tenang, damai dan bahagia meskipun sedang sakit.

PIKIRAN NEGATIF KEPADA ISTERI

Ada lagi suami yang sakit, dan belum sembuh – sembuh, setiap hari marah – marah kepada isterinya. Apa saja yang dilakukan isterinya selalu saja salah. Tak ada yang benar dimatanya. Yang katanya dia sakit gara – gara mikirin isterinya yang pemboroslah. Tak bisa masaklah. Malaslah. Tak becus ngurus anaklah. Dia hanya melempar semua kesalahan kepada isterinya, tanpa mau sedikitpun interospeksi diri. Ia, suami ini, maunya semuanya sempurna, perfect, tak boleh ada salah, tak boleh ada cela, harus selalu the best.

Dia tak mikir. Bagaimana ia bisa menjadi pejabat yang berprestasi. Kariernya menjulang tinggi. Namanya harum tak bercela. Siapa yang berada dibelakangnya ? Dia tak mikir bagaimana isterinya mengimbangi langkah peningkatan kariernya dengan banting tulang menata rumah tangganya dengan apik. Tak punya hutang yang berarti. Merawat anak – anaknya dengan penuh kasih sayang. Mendidiknya dengan penuh perhatian. Antar jemput sendiri anak – anak ke sekolahnya. Anak – anak sehat wal’afiat, sekolahnya lancar, rajin mengaji dan baca Al Qur’an. Hormat kepada orang tua. Ia mendampingi anak – anaknya ketika sedang belajar ataupun mengaji. Kurang Apalagi ?

Di kegiatan kemasyarakatan, isterinya ini juga bisa aktif. Kumpulan PKK ibu – ibu tak pernah absen, juga pada pengajian rutin. Ia, isterinya, rela tak bekerja meskipun mengantongi ijazah Insinyur, semata karena ingin mengabdi kepada keluarga secara total. Melayani suami, mengurus rumah tangga dengan baik. Mendidik anak – anaknya dibawah asuhannya sendiri bukan hanya diserahkan kepada baby sitter atau pembantu demi mengejar karier yang ujung – ujungnya hanyalah memperoleh segepok uang dan prestise ! namun anak – anaknya akan kehilangan perhatian serta kasih sayang yang sangat dibutuhkannya dalam masa pertumbuhan seorang anak !

Inilah hikmah atau pembelajaran yang banyak diberikan kepada kita ketika kita sakit tak kunjung sembuh. 

Ada apa dengan sakit kita ? Itulah yang selalu harus menjadi tanda tanya besar bagi kita, agar kita bisa segera menemukan hikmahnya. Dan semua ada dalam diri kita, bukan dalam diri orang lain. Sakit adalah karena kita. Dan belum sembuh – sembuh juga karena kita sendiri ! Bukan karena sebab orang lain !

PIKIRAN NEGATIF KEPADA ANAK

Ketika kita sakit, banyak berpikir negatif kepada anak. Anak yang tak tahu diuruslah. Anak yang tak bakti kepada orangtualah. Anak yang nakallah. Anak yang malaslah. Semua ocehan negatif melintas dalam benak kita. Tahu orang tua sakit bukannya memperhatikan malah ngeluyur terus. Kalau disuruh tak segera berangkat, tapi entar lu entar lu. Sebentar, nanti dulu ! Padahal kita minta tolong sangat buru – buru. Misal kondisi sangat darurat. Kita butuh air teh panas yang encer dengan sedikit gula untuk menolong rasa yang mau pingsan ini. Tapi anak kita yang kita suruh malah dengan cueknya terus bermain hapenya. Siapa yang tak kesal ? Mau membuat teh sendiri badan tak kuat untuk bangun dari tempat tidur. Akhirnya kita misuh misuh ngegerundel dalam hati. Loh lambung kok jadi tambah tak karuan rasanya ? Lha iyalah ! lha wong emosinya kenceng, lambung kok suruh tenang ya tak bisa teman.

Semestinya kita tak usah marah – marah. Mohon saja kepada Allah :”Ya Allah tolonglah saya. Ampunilah dosa saya. Ringankanlah penderitaaan saya. Ijinkanlah saya bisa minum air teh hangat encer dengan sedikit gula, namun saya tak berdaya membuatnya Ya Allah” Cobalah. Nanti, tak lama kemudian anak pasti akan segera beranjak dari duduknya lalu membuatkan teh hangat yang kita butuhkan. Hatinya digerakkan oleh Allah tanpa kita harus menyuruh - nyuruhnya.

Kita refleksikan ke masa kecil ketika kita juga menjadi seorang anak. Ketika orang tua kita sakit, kita juga cuek kepada orang tua kita Bukan ? Apakah waktu kita kecil pernah menawari membuatkan teh hangat kepada beliau orang tua kita saat beliau sakit ? Tidak bukan ? Mengapa kita menuntut banyak kepada anak – anak kita. Itulah dunia anak – anak, yang selalu asyik dengan dunianya sendiri tanpa mau acuh dengan keadaan di sekelilingnya.

Jika kita bisa berpikir begini kita akan menjadi arif pikiran kita. Kita akan selalu mau memaafkan anak – anak kita jika ia bersalah, tak menurut, tak patuh, bahkan sering menjengkelkan.

BELAJAR MEMAHAMI DAN MEMAKLUMI SEGALA KEADAAN

Jika kita mau belajar memahami dan memaklumi setiap keadaan, maka kita insya Allah akan bisa selalu berpikir positif. Tak ada orang yang keliru. Yang salah adalah pikiran kita, yang salah adalah diri kita, bukan orang lain.

Demikian dulu share saya tentang BAGAIMANA CARA MENSIKAPI PIKIRAN NEGATIF PADA SAKIT MAAG. Semoga bermanfaat. Jika ada salah mohon maaf yang setulusnya.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.
Purworejo, 19 Nopember 2016

Yang selalu menggali ilmu maag,
Niniek SS
Labels: Akibat Sakit Maag, Interospeksi, KASIH SAYANG, Renungan

Thanks for reading Cara Mensikapi Pikiran Negatif Pada Sakit Maag Dan Gerd. Please share...!

8 comments on Cara Mensikapi Pikiran Negatif Pada Sakit Maag Dan Gerd

  1. Wow..... sungguh menakjubkan Bu.... Alhamdulillah aku dpt.membaca tulisan" yg ibu tuangkan di blog ini.... semoga sy dpt memahami....tapi rada telat ya Bu...😀😀😀😀😀....😍.... sukses selalu utk ibu...amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Candra,

      Alhamdulillah, ibu juga mempunyai sahabat yang setia membaca blog ini. Sehingga blog ibu makin semarak.

      Ibu sudah berusaha agar blog ini mudah dipahami maknanya oleh semua pembaca.

      Tak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Apapaun bentuknya. Dan semoga kita semua mendapatkan Hidayah dari Allah SWT..

      Salam hangat selalu,

      Hapus
  2. Terima kasih Tuhan,
    Terima kasih banyak Bu Niniek.
    Sy sakit gerd dan blm jg sembuh-sembuh. Sy suka baca artikel di blog Ibu. Dan apa yg Ibu tulis memang betul, sy mengalaminya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ARNOLD ERNESTA

      Mas Arnold. Begitulah yang sebenarnya. Sakit bukanlah hukuman dari Allah SWT, namun peringatan sebagai tanda kasih sayangNya agar kita kembali kepada jalan yang dikehendakiNya.

      Maaf ibu baru sempat balas yaa ? Semoga blog ini bisa memberikan manfaat. Aamiin.

      Salam,

      Hapus
  3. Ibu.kalo saya mau beli bukunya hubunginya kemana.adakah contact untuk konsuotasi juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Unknown

      Mbak Ina.

      Untuk pemesanan Buku silahkan kirimkan NAMA + ALAMAT LENGKAP + NOMOR HP SMS/WA ke 0877.3259.8747/085.228.401.939

      Salam,

      Hapus
  4. Astaghfirullahaladzim...dengan saya membaca blog ini,terinspirasi sekali utk semangat menjalani hidup...saya sudah 2 bulan mengalami gerd belum sembuh juga...oiya,kalo bulan puasa ini sebaiknya puasa atau tidak y bu ketika kita sedang sakit gerd berbulan bulan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ina

      Alhamdulillah jika blog ini ada manfaatnya. Mohon maaf ibu baru bisa balas. Jika lambung masih sering terasa perih, sebaiknya tidak puasa dulu. Namun ada baiknya tetap dicoba puasa, sayangkan kalau tidak puasa.

      Nah jika ternyata betuyl-betul tidak kuat ditengah puasa, jangan dipaksakan supaya kondisi tidak menjadi lebih dropp.

      Salam,

      Hapus

Back To Top