SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

JADILAH ORANG YANG BISA MERASA BUKAN MERASA BISA


JADILAH ORANG YANG BISA MERASA BUKAN MERASA BISA 


Oleh NiniekSS
 
Bismillahirrahmanirrahiim…

Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam, Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin.

Pembaca Blog Yang Setia, dimanapun kalian berada…

Semoga saat ini, kalian berada dalam kondisi yang sudah lebih baik daripada sebelumnya. Aamiin Ya Rabbal’Alamiin. Bukan karena apa, sebagaimana niatan yang ada didasar hati saya setiap kali menulis artikel dalam blog ini, semata hanya karena saya ingin anda segera sembuh dari sakit maag atau gerd kalian.. Dan yang lebih utama adalah, saya ingin kita semua, dari hari ke hari, makin bisa mengenal diri, menabung kesucian ( pinjam istilahnya ya Cak Nun ), sehingga kita bisa mengenal Allah dan berlimpah dengan Kasih SayangNya.

Jangan misuh-misuh ya atau mengeluh ketika kalian sedang menjalani sakit. Semakin sering kalian mengeluh atau menyalahkan orang lain, semakin kalian akan jauh dari kesembuhan.

Tadi malam ada seorang bapak dari daerah Kuningan Jawa Barat yang nelpon saya. Cukup lama bakda sholat isya”. Menceriterakan kisahnya yang mulai terkena maag kronis dan gerd sejak tahun 2005. Sudah berobat kesana kemari tak sembuh-sembuh juga. Karena sudah tak tahu lagi bagaimana caranya mengupayakan kesembuhan, akhirnya memutuskan untuk berhenti mencari pengobatan. Lalu ia berusaha untuk menikmati rasa sakitnya sambil interospeksi diri. Dan memperbaiki ibadahnya.

Pelan namun pasti. Akhirnya ketemu biangnya. Dulu rupanya ia terlalu banyak mikir. Mikir untuk sesuatu yang sebenarnya bukan hal yang seharusnya menjadi bebannya. Ia terlalu memikirkan beban membiayai biaya hidup bagi ponakan-ponakannya, orang-orang dari keluarga yang tidak mampu, melebihi kemampuannya sehingga sering keluarganya sendiri terlantar keuangannya.

Bapak ini orangnya baik, tidak tegaan, banyak keinginan untuk selalu bisa berbuat baik kepada orang lain, terutama yang membutuhkan bantuan, sehingga sering mengurbankan keluarganya karena tak bisa mengatasi rasa tidak tegaannya. Lalu akhirnya karena keuangannya sangat terbatas, jika ada orang yang meminta bantuan atau yang kekurangan minta pertolongan dan ia tak bisa membantu, jadi beban pikiran berhari-hari yang tak mampu diatasinya. Inilah yang menjadikan ia lalu terkena sakit maag dan gerd.

Orang membantu, berbuat baik kepada orang lain, atau sedekah sekalipun tak baik diluar batas. Semua yang melebihi batas menurut agama adalah tidak baik. Semua harus mengukur kemampuan diri. Sehingga apapun yang dilakukan tidak menjadi keterpaksaan. Dan akhirnya menjadi tidak ikhlas. Padahal, semua perbuatan baik, nilai tertinggi adalah dari niat dan keikhlasan ketika melakukannya. Nah jika kita menjadi terbeban dan tidak ikhlas, rugi besar dong kita ? Sudah kehilangan, tak mendapat apa-apa. Iya kan ?

Bapak ini akhirnya merubah pemikirannya. Setelah ia memperbaiki ibadahnya, makin mendekat kepada Allah makin mendapat pencerahan. Bahwa niat baiknya untuk membantu orang lain seharusnya sebatas kemampuannya saja, tidak memaksakan diri, sehingga keuangan untuk keluarganya sendiri menjadi terlantar.

Jika ada waktu selepas mengajar selalu diutamakan untuk shalat jamaah di masjid. Di SD tempatnya ia mengajar, meskipun ia bukan guru agama, namun selalu menganjurkan murid-muridnya yang perempuan untuk berjilbab. Dulu, awal-awal mengajar, belum ada murid yang berjilbab, namun sekarang, menurut ceritanya, banyak murid di SD tempatnya mengajar mengenakan jilbab.

Subhanallah…hal kecil yang bermakna besar apa yang telah dilakukannya. Sehingga berbuahkan kemanisan. Makin lama, maagnya dan gerdnya makin sembuh meskipun sudah tidak berobat lagi.

Eh kemarin ini, habis lebaran, karena merasa lambungnya sudah sembuh, ketika teman-teman guru di sekolahnya tempat ia mengajar membuat rujak uleg ( buah-buahan yang dibuat rujak dan di uleg bersama bumbunya ), ia tak tahan untuk ikut makan, banyak lagi habisnya, bukan sekedar mencicipinya lagi.

Ketika makan tak terasa apa-apa. Pikirnya ah sudah sembuh ini. Nah Loo…ketika sampai dirumah, mulailah lambungnya bergolak minta ampun ! Diare berkali-kali. Untung masih tahan sehingga tak perlu dirawat di rumah sakit. Namun akibatnya, sampai sekarang perut sering begah, dan tenggorokan sering terasa kering serta mengganjal.

Memacunya untuk kemudian browshing di internet mencari alternatif pengobatan maag yang mustajab. Lalu ketemulah dengan blog ini. Karena merasa cocok dengan artikel-artikelnya maka Alhamdulillah lalu memesan BUKU Panduan “Rahasia Sembuh Sakit Maag Kronis. Lalu memesan morinda, lalu rajin konsultasi sehingga Alhamdulillah insya Allah banyak manfaat yang telah diperolehnya.

Itulah salah satu cerita tentang pengalaman teman kita, Pak Udin dari Kuningan, semoga menjadi hikmah bagi kita sekalian, bahwa interospeksi adalah merupakan faktor yang paling penting bagi kesembuhan, karena ini menyangkut hubungan habluminallah dengan Allah dan habluminannas dengan sesama manusia.

Serba merasa bisa, sehingga sulit bisa merasa.

Mungkin masih sulit ya difahami oleh kalian. He he bu Niniek ini aneh-aneh saja bahasannya. Sekarang ini banyak orang yang “merasa bisa” bahkan serba bisa. Ini bisa, itu bisa, semuanya serba bisa. Mungkin ada benarnya. Namun jika kita selalu merasa bisa, maka akan cenderung jumawa, sombong serta gampang meremehkan orang lain. Bahkan lalu melupakan Tuhan yang tak kelihatan dan juga yang tak gampang digapai. Padahal dari Tuhanlah segala kebisaan apapun yang ada pada kita.

Saya, dulu sejak kecil juga anak yang sombong kok, karena merasa serba bisa. He he dulu sejak SD hingga di SMA, nilai  pelajaran mengarang dan menggambar saya seringnya mendapat nilai 9,5 ! Mungkin pak guru pengin memberi nilai 10 untuk saya, tapi gak wangun kan nilai untuk pelajaran sosial kok 10 ! Bahkan dulu saya kalau menggambar potret, sangat hidup. Saya senang menggambar potret dengan potlot konte, karena hasilnya selalu memuaskan.

Dan dulu, saya sering dimarahi oleh bapak saya, karena kalau sudah menggambar potret saya bakal tak ingat apa-apa. Semua pekerjaan membantu ibu jadi terbengkalai. Lantai tetap kotor, cucian piring masih menumpuk, jemuran pakaian sudah sore belum saya ambil, wah..wah..wah..

Saya sebagai seorang anak merasa serba bisa, hingga hal ini terbawa sampai tua…SOMBONG !...Astaghfirullahaladziim…


Alhamdulillah…sebelum kematian saya, saya masih mendapat kesempatan untuk interospeksi, mengenal diri, mengenali Allah, dan tersungkur di Hadapan Allah Yang Maha Dahsyat dan Luar Biasa, dengan menelanjangi seluruh kesombongan, kemunafikan, dan seluruh kemaksiatan yang menempel dalam diri saya, sehingga Allah berkenan memanggil kembali saya kepada Hidayah Islam. Inilah kekayaan terbesar yang saya miliki sekarang, kesempatan untuk taubatan nasuha, dan menghamba kepadaNya dengan sepuas-puasnya. Tentu dalam koridor yang diijinkanNya.

Tak ada sesuatupun yang bisa kita kerjakan tanpa ijin atau sepengetahuan Allah. Bahkan untuk bernafas saja, pekerjaan yang paling ringan didunia, yang setiap orang bisa melakukannya tanpa keahlian apapun, kalau Allah tidak mengijinkannya, maka kita tak akan bisa bernafas, sehingga untuk bisa bernafas kita perlu dibantu dengan oxygen, iya kan ?

Jika kita merasa bisa, dan segala apapun sukses kita, kita merasa itu adalah karena upaya kita, maka kita cenderung tak membutuhkan Allah lagi, karena kita merasa bisa. Nah orang yang merasa bisa, apalagi banyak uangnya, jika berobat ketika sakit, lebih cenderung menganggap bahwa yang bisa menyembuhkan adalah dokter, obat, paranormal, dan uangnya !

Aku pasti akan sembuh, karena aku punya uang ! Semua bisa kubeli dengan uangku ! Oho…begitukah ? Kalian yang mempunyai pemahaman seperti itu sungguh patut dikasihani. Karena kalian TERSESAT ! jauh pemahaman kalian akan siapa dan bagaimana Allah !

Untuk itu, perlunya kita share disini, saling mengingatkan dan saling bertukar info. Banyak kok dari kalian pembaca blog ini yang kemudian menghubungi saya via telpon, jika ada yang belum jelas, lalu menanyakan tentang apa yang saya tulis disini. Dan saya bisa menjadi tambah pinter ilmu maag saya, karena saya juga banyak belajar dari kalian, dari sakit kalian, dari penderitaan kalian. Jadi kita ini sebenarnya SALING ! Saling asah, saling asuh dan saling asih.

Dan banyak juga dokter yang sakit maag parah yang tak sembuh-sembuh yang kemudian mencari solusinya kepada saya. Saya dengan segala kerendahan hati, yang merasa tak mempunyai background ilmu kesehatan bertanya kepada dokter yang menelepon saya :”Dok, gak salah nih, dokter mencari solusi sakitnya ke saya ?”. Dokter diseberang telpon menjawab :”Tidak bu, saya serius, sudah sekian tahun saya menderita maag, dan sudah sekian lama saya berobat ke dokter internist teman saya, tapi juga tak sembuh-sembuh malah jadi semakin lama semakin parah Bu ! sehingga saya terpaksa tak bisa praktek lagi”.

Alhamdulillah atas karuniaNya, sejak menjalankan saran-saran dan tips dari saya, kemajuannya sangat signifikan sehingga sekarang sudah mulai sembuh. Subhanallah…Bahkan saya merasa sangat bersyukur serta diuntungkan dengan adanya teman-teman dokter yang sakit maag dan menghubungi saya, karena saya bisa banyak bertanya tentang ilmu kesehatan kepada mereka.

JANGAN SALAH ANGGAP ya teman ! Bukan sayanya yang hebat atau pintar. Namun mungkin, sekarang ini saya sedang dipakai oleh Allah SWT, sebagai alat yang dipakai untuk membantu kesembuhan sakit maag dan gerd kalian.. Yang menyembuhkan adalah KERIDHOAN dari Allah ! IJINNYA !

Saya bisa menulis panjang lebar tanpa persiapan ini juga atas kehendakNya. Jika suatu saat saya tak dipakaiNya lagi sebagai alat yang manfaat bagi kalian, tentu saya tak akan lagi bisa ngapa-ngapain. Nulis juga tidak, apalagi mempunyai tips-tips yang manfaat. Iya kan ? Jadi sebaiknya kita taat dan nurut saja kepada Allah SWT, lalu bersyukur atas setiap skenario hidup yang telah Allah SWT.tentukan untuk kita masing-masing. Sehingga kita tak menyalahi hadap kita kepada Allah yang menghidupkan kita dan melengkapinya dengan kehidupan.

Banyak diantara kita menyalahkan dokter, menyalahkan obat, sudah berobat kemana-mana sudah minum obat apa saja kok belum sembuh ? Tapi sudahkah kita mendekat kepada Yang Maha Menyembuhkan ? Sudahkah kita interospeksi atas dosa dan kecerobohan-kecerobohan kita yang membuat Allah murka ? Yang membuat Allah tak berkenan sehingga hidup kita penuh masalah ? Lalu sudahkah kita memohon ampunan dengan mengemis kepada Allah dengan sepenuh kerendahan hati kita di HadliratNya ?

Kalau itu belum kita lakukan, percuma kita ke Rumah Sakit paling canggih di Indonesia, dan percuma juga kita minum Morinda herbal berkualitas di dunia ! Karena penentu kesembuhan adalah ALLAH YANG MAHA MENYEMBUHKAN !

Hidup yang sebenarnya adalah jika kita BUKAN MERASA BISA NAMUN BISA MERASA. Merasa kita ini siapa, dari mana asalnya, untuk apa kita dihidupkan, dan kemana akhirnya kita akan kembali abadi kelak.

Banyak orang merasa kita ini adalah hamba Allah…ADUUUH….saya ini merasa MASIH JAUUUH untuk bisa disebut sebagai hamba ALLAH…Hamba yang bagaimana saya ini ? Masih sangat jauh dari ketaatan…masih sangat jauh dari kebaikan…masih sangat jauh dari cinta kepada Allah…masih sering ibadah dengan pamrih dunia…Sholat dhuha agar banyak rejeki, sholat tahajjud agar tambah pinter memaknai kehidupan, shalat hajad agar hajatnya terkabul, dan melaksanakan ibadah semua masih dengan pamrih, agar ini agar itu…BUKAN SHOLAT KARENA CINTA KEPADA ALLAH DAN CINTA KEPADA RASULULLAH SAW !

Saya sedang belajar menghilangkan segala pamrih dunia. Saya tidak peduli lagi tentang untuk apa saya sholat, saya sedang belajar MENGASAH kerinduan saya kepada Allah bagai kerinduan kepada seorang kekasih. Yang selalu bergetar bila disebut namanya, apalagi jika berhadap-hadapan. Saya sedang belajar mengasah kepekaan pendengaran saya jika mendengar Adzan. Bukan dengan pendengaran telinga tapi dengan pendengaran batin atau jiwa saya, sehingga jika saya mendengar adzan bukan lagi hal yang biasa, namun ada ketakutan setengah mati jika saya tidak segera mengindahkan panggilanNya takut saya akan diputus kasihNya kepada saya.

Saya sedang belajar shalat yang bukan hanya sekedar takut karena sholat adalah hal yang akan dihisab pertama kali dari semua amal kita, jika kita telah mati. Tapi saya shalat karena kerinduan saya kepada KEKASIH saya. Sosok yang tak pernah mengkhianati, Sosok yang selalu SETIA kepada janjiNya, dan Sosok yang sering memberi sebelum saya minta menjadi doa.

Saya sedang belajar dan berusaha menjadi hamba. Dan saya sekarang ini belum seorang hamba Allah. Hamba adalah yang TAAT DAN PATUH kepada tuannya. Apalagi Tuan kita adalah Allah Sang Maharaja Diraja, yang kekuasaanNya takkan runtuh tanpa kita sembah, dan takkan menjadi bertambah karena kita puji !

Jika kita memuji dan menyembahNya, karena itu layak bagiNya, dan kita butuh Ia. Kita sangat butuh Allah ! Butuh menyembah dan memujiNya ! Karena semua yang ada pada kita berasal daripadaNya.

Jika kita berwudhlu tidak sekedar membasuh raga kita dari segala kotor dan najis. Namun membasuh batin kita. Kata Cak Nun, apakah jika kita kentut yang kita basuh anus kita ? Tidak bukan ? Tetap yang kita basuh dalam berwudhlu adalah seluruh anggota tubuh kita. Ini mencerminkan betapa pentingnya kita seringkali untuk berwudhlu, agar menjadi bersih kembali daki-daki dalam batin kita yang setiap detik selalu terkotori dalam hidup kita.

Ini adalah nasehat buat diri saya sendiri. Yuk kita belajar BISA MERASA, dan meninggalkan MERASA BISA, karena kebisaan kita hakekatnya adalah pemberian Allah bukan milik kita. Bukankah kita tak secuilpun bisa mengatur hidup kita ? Contoh kecil saja. Apakah kita bisa mengendalikan nafas kita untuk tetap mengalir sampai kapanpun kita kehendaki, alias menahan kematian kita tanpa ijinNya ? Gak bisa kan ?

Jika kita sedang sesak nafas saja kita sudah panik, sudah bingung, dan tak tahu gimana caranya nafas plong kembali. Allah bisa kita gapai, sejauh perjuangan kita untuk menggapainya. Alasannya ? Karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah itu sangat gak tegaan. Dan tak ada usaha yang sia-sia yang takkan dibalas oleh Allah ketika kita berupaya untuk mendekat kepadaNya. Jadi yuk berjuanglah untuk meraih KasihNya, dengan seluruh daya upaya kita yang Allah karuniakan kepada kita.

Sampai disini dulu ya teman, insya Allah semoga kita masih bisa jumpa lagi dalam artikel-artikel mendatang, dan semoga manfaat.
 
Terima kasih atas kunjungan Anda di Blog ini. Semoga kebaikan Anda mendapat balasan keberkahan yang berlimpah dari Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal'alamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.
 
Purworejo, 21 Februari 2023

Salam Penulis,
NiniekSS
Labels: Tips

Thanks for reading JADILAH ORANG YANG BISA MERASA BUKAN MERASA BISA . Please share...!

1 comments on JADILAH ORANG YANG BISA MERASA BUKAN MERASA BISA

Back To Top