SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Menggendong Atau Angkat Berat Menghambat Kesembuhan Maag

Bismillahirrahmanirrahiim… 

Salam Sejahtera Bagi Seluruh Alam, Puji dan syukur hanya kepada Allah Pemilik Seluruh Nikmat. Shalawat dan salam yang setulus-tulusnya semoga senantiasa tercurah atas Nabi Agung Muhammad Rasulullah SAW, bagi keluarga dan sahabatnya yang mulia serta para pengikut Beliau yang setia sampai akhir jaman. Aamiin. 

Pembaca Blog Yang Setia, dimanapun kalian berada…

Ada kabar cukup penting nih, apa tuh ? Sudah beberapa waktu lamanya, kurang lebih 2 tahunan Eyang tak pernah kambuh sakit maagnya. Nah lebaran kemarin ini, adik-adik Eyang yang dari Jakarta pada mudik ke Purworejo Jawa Tengah, kampung dimana Eyang berada.

Selama sakit belasan tahun yang lalu Eyang tak bisa bersilaturahmi mengunjungi adik-adik di Jakarta, karena lambung tak tahan terhadap goncangan, sekalipun naik mobil halus, jika bepergian jarak jauh pasti sesudahnya lambung langsung kesakitan. Kambuh untuk jangka berbulan-bulan tak bisa diobati dengan apapun. Untuk itu Eyang terpaksa menahan diri tak bepergian jarak jauh kemanapun.

Nah lebaran kemarin ini salah satu adik Eyang, datang ketempat tinggal Eyang bersama seluruh keluarganya. Saking bungah-bungahnya, Eyang menjemput ke mobilnya didepan rumah Eyang. Eyang menyongsong keluarganya, yang masih berada didalam mobil hendak keluar.

Adik eyang yang laki-laki, sudah keluar duluan menemui Eyang. Setelah bersalaman, Eyang segera tergopoh-gopoh menuju mobil hendak menemui adik ipar, dan anak-anaknya yang terakhir Eyang lihat masih kecil-kecil eh ternyata sekarang sudah pada gadis. Lalu ada anak laki-laki kecil seusia anak TK, yang Eyang masih merasa asing :”Loh siapa ini ?” Tanya Eyang. “Galih Bude, si bontot”  ibunya menyambung sembari keluar dari dalam mobil.

Serta merta air mata Eyang tak dapat dibendung, mendengarnya. Ya Allah…sampai adik bertambah anak dari bayi hingga sebesar TK belum pernah melihatnya karena Eyang dirundung sakit. Serta merta Galih Eyang gendong masuk kedalam rumah sambil air mata ini berlelehan dipipi. Huu…uuu…sampai sebesar ini Bude tak pernah melihat Galih…Eyang berkali-kali menciumi pipinya. Mungkin Galih juga heran, dalam gendongan seseorang yang masih asing, menangis dan menciuminya berkali-kali. Ia diam saja.

Ibunya berteriak-teriak ketika melihat Eyang menggendong Galih. “Jangan Budhe, Galih beraaat…nanti Budhe sakit lagiii !!!” teriaknya. Tapi Eyang tak menggubrisnya. Karena merasa benar-benar sudah sembuh ! Dan ketika menggendong Galih juga perut tak terasa apa-apa. Biarlah ! Semua tertepis oleh rasa kangen dan sayang yang sangat sehingga tak ingat bahwa menggendong bisa menyebabkan malapetaka bagi orang yang sakit maag atau lambung.

Benar juga ! Sehari dua hari belum terjadi apa-apa. Semua masih berjalan seperti biasa. Masih tetap sehat. Masih bisa menerima tamu yang bersilaturahmi lebaran. Masih bisa masak untuk keluarga. Masih makan sepert biasa. Pokoknya semuanya berjalan baik-baik saja.

Nah pada hari ke 3 sore, sejak menggendong Galih, tiba-tiba Eyang merasa ada rasa tak enak dalam perut yang makin lama makin sakit hingga sakit itu seperti tak tertahan rasanya. Eyang sudah faham bahwa itu lambung kambuh. Eyang sediiiih sekali. Ya Allah bakal terulang kembali nasib Eyang merasakan penderitaan maag yang lama tak sembuh-sembuh.

Suami Eyang juga menjadi panik karena sudah sangat lama Eyang tak pernah kesakitan seperti itu. Dirumah ada vermint ( kapsul cacing ) dan juga habbattussauda kapsul. Agak mendingan siih setelah Eyang minum dua obat itu. Tapi perut masih terasa sakit sekali, tak lama kemudian Eyang diare air, perut mules, melilit tak keruan. Hampir saja Eyang kerumah sakit karena saking tak tahannya. Alhamdulillah suami Eyang ada ide :”Mi, coba perutnya ditempelin kalung orgonite ya ?”, lalu beliau segera mencopot kalung orgonite itu dari lehernya dan menempelkannya ke perut Eyang yang terasa sakit.

Eyang agak meremehkan, apa bisa, kalung orgonite mengurangi rasa sakit ? Karena itu perintah suami, Eyang menurut, walau dalam hati ada keraguan. Eyang hanya berpikir, semoga dengan menuruti kata suami untuk menempelkan kalung orgonite itu diatas perut , Allah Ridho dan memberi kesembuhan pada perut yang sakitnya tak karuan itu, hingga hampir menghilangkan keseimbangan Eyang.

Eyang berbaring terlentang tak bergerak-gerak dengan kalung orgonite diatas perut. Perut, kaki, punggung sudah basah oleh minyak kayu putih. Eyang sudah benar-benar pasrah. Subhanallah… pelan namun pasti, ada perubahan yang sangat terasa pada rasa sakit yang Eyang rasakan. Makin lama makin berkurang dan tidak kurang dari seperempat jam, seluruh rasa sakit yang Eyang rasakan benar-benar sudah hilang. Benar-benar sebuah keajaiban, manfaat kalung orgonite itu.

Namun bukan keajaiban dari kandungan kalung orgonite itu yang hendak Eyang sampaikan disini. Melainkan soal menggendong atau mengangkat barang yang berat-berat !

Menggendhong tentu didahului dengan mengangkat. Dan menggendong, bagi sakit maag termasuk mengangkat berat. Ketika mengangkat berat inilah rupanya lambung terguncang lukanya sehingga terjad memar kembali. Pantas saja seorang ibu yang masih mempunyai anak kecil, dimana setiap hari selalu harus mengangkat dan menggendongnya dapat dipastikan kesembuhannya akan jauh lebih lama dibandingkan dengan seseorang yang tak mengangkat-angkat beban yang berat-berat, meskipun sudah minum mentah danminum morinda. Jadi harap maklum. Jangan salahkan air mentah dan morindanya, dan jangan komplain kepada Eyang Niniek ya ?
Hal yang sangat Eyang hindari selama sakit hingga sesudah sembuh adalah mengangkat yang berat-berat apalagi menggendong anak kecil ! karena dampaknya adalah berat sekali, sesudah itu pasti diikuti dengan kesakitan perut yang luar biasa !

Karena pernah terjadi sekali, suatu hari Eyang mengunjungi seorang sahabat sepuh, ketika Eyang dulu praktek mengobati sakit secara tradisional dengan pengobatan jamu rebus yang Eyang racik sendiri, namanya Mbah Mangku Putri.

Mbah Mangku ini seorang tukang pijat yang sudah sangat kesohor di kecamatan Grabag, wilayah Kabupaten Wurworejo. Nah Mbah Mangku inilah yang dulu sering mengantar langganan pijatnya yang pada sakit ketempat Eyang praktek, sehingga kami menjadi sahabat baik. Langganan pijat Mbah Mangku ini terdiri dari berbagai kalangan, dari rakyat biasa hingga para pejabat he he..

Jika ada waktu kami saling mengunjungi. Lebih sering Mbah Mangku yang berkunjung ketempat tinggal Eyang, daripada Eyang yang mendatangi rumah Mbah Mangku, karena Mbah Mangku orangnya sangat sehat, sedangkan Eyang sudah terkena sakit maag lama hingga tak bisa bepergian jauh.

Nah, suatu hari, ketika Eyang sudah merasa maagnya agak enakan, Eyang menyempatkan diri berkunjung kerumah Mbah Mangku. Sendiri tanpa ada yang menemani ! Dari rumah menempuh bis besar jarak 12 km. Setelah itu turun ganti naik bis engkel dengan jarak kurang lebih 10 km. Setelah itu sambung lagi naik becak hingga kerumahnya Mbah Mangku jaraknya kurang lebih 8 km. Jauh bukan ? untuk ukuran orang yang sakit maag ?

Tentu Mbah Mangku sekeluarga sangat senang setiap kedatangan Eyang kerumahnya. Ibaratnya semua suguhan yang ada dikeluarkan. Juga selalu harus makan. Wah susahnya kalau harus makan. Karena adanya selalu nasi keras dan sayurnya sangat pedas. Oleh karena itu, jika kesana, Eyang selalu ambil waktu berangkat pagi-pagi dan pulang sebelum waktu makan tiba agar bisa makan dirumah dengan nasi lembek dan makanan orang maag yang Eyang masak sendiri. 

Meskipun Eyang sudah sembuh tetap masih tetap menjaga kehati-hatian dengan nanak nasi selalu lembek dan makan makanan yang sudah tidak begitu ketat. Artinya jika masak pedas ya hanya agak pedas sedikit. Jika masak dengan santan ya tak begitu kental. Jika ingin makanan gorengan ya menggoreng sendiri dengan minyak baru, dan menggorengnya tak sampai kering takut gorengannya menjadi keras dan akan melukai lambung kembali.

Begitulah kehati-hatian Eyang sehingga begitu lama Eyang tak pernah kambuh lagi sekalipun !
Nah waktu kerumah Mbah Mangku itu, saking senangnya, pulangnya Eyang dibawain oleh-oleh hasil sawah dan ladangnya. Ada beras, ada pisang mateng, ada kerupuk gendar buatan sendiri, ada singkong yang mengambil sendiri dari kebunnya, ada gula merah yang kebetulan tetangganya tukang membuat gula merah. Sehingga jika ditotal beratnya ada sekitar 20 kg !

Eyang sudah bilang ke Mbah Mangku, tak usah repot-repot, lagian Eyang tak bisa untuk angkat yang berat-berat. Tapi Mbah Mangku dan para tetangganya bilang :”Nggak beratlah Bu, wong cuma segitu, naik becak ini nanti langsung sambung bis kan Bu Nien tak perlu angkat-angkat ?” kata orang-orang yang berkerumun ketika Eyang pamitan mau pulang. Lha iyalah bagi orang desa yang biasa kerja disawah, bawaan 20 kg itu kecil dan tak terhitung berat, karena mereka biasa menggendong gabah hingga berpuluh-puluh kg dari sawah kerumahnya !

Mereka tak mengerti bahwa tampilan Eyang yang sehat dan gagah ini sebenarnya dalemannya keropos he he. Eyang membayangkan, bagaimana akibatnya nanti jika dijalan Eyang harus angkat bawaan oleh-oleh yang begitu berat ? Mereka terus dan tetap memaksa, akhirnya Eyang jadi tak tega. Terpaksalah oleh-oleh itu Eyang bawa agar mereka lega.

Lalu apa yang terjadi ? Benar pula. Turun dari becak, ketika sambung naik bis engkel masih aman, karena bawaan itu diangkatkan oleh bapak becak kedalam bis. Nah saat hendak turun dari bis itulah apa yang Eyang khawatirkan terjadi. Terpaksa Eyang mengangkat sendiri bawaan berat itu. Eyang lihat kesana kemari mencari kuli angkut tak ada satupun yang melintas. Ya Allah, betapa sedihnya…

Ketika bis yang kearah Purworejo sudah tiba, maka sekali lagi, Eyang harus mengangkat bawaan berat itu menaiki bis. Meskipun bawanya dengan diseret-seret, tidak Eyang angkat sepenuhnya, namun terasa sekali efeknya di lambung dan usus. Dan ketika Eyang lalai malah bawaan berat itu Eyang angkat dheel.... dan Eyang gendong dipinggang sebelah kiri.

Belum lagi turun dari bis, baru sampai di Gapura Perumahan, lambung Eyang yang sedianya sudah mulai membaik, mulai terasa sakit lagi, maka bawaan berat itu Eyang tinggal saja di Pintu Gapura. Lalu Eyang jalan kaki menuju kerumah, karena di Perumahan Eyang tak ada becak. Tidak jauh sih jarak jalan raya kerumah Eyang, sekitar 500 meter saja. Tapi namanya lambung sedang kambuh, meskipun jaraknya hanya 500 meter rasanya seperti berkilo-kilometer tak sampai-sampai. Perut sakitnya bukan alang kepalang Ya Allah…Mau ngasih tahu yang ada dirumah hp ngedrop, ya sudahlah apa mau dikata. Alhamdulillah Eyang bisa sampai kerumah, tak ambruk ditengah jalan ?

Waktu itu belum ada kalung orgonite. Eyang hanya minum kunyit diparut, airnya disaring lalu diminum dicampur dengan madu. Juga minum habattusauda. Juga minum resep singkong serbaguna setiap pagi.

Sakit luar biasa akibat mengangkat bawaan berat ini Eyang rasakan hingga berbulan bulan. Namun dengan pengobatan tradisional yang Eyang lakukan Alhamdulillah makin hari makin ringan hingga tak terasa sakit lagi. Meskipun masih sering kambuh, namun tak separah jika baru saja angkat barang yang berat.

Ketika terjadi ini Eyang belum mengenal air mentah dan morinda, jadi masih rawan sekali kambuh jika kecapean, jika pikiran stress atau jika salah makan atau minum.

Jadi Eyang sangat trauma hingga sekarang mengangkat yang berat-berat. E lha kok kemarin lebaran khilaf lagi, menggendong Galih. Namun hanya sehari kambuh Eyang, karena sudah terbiasa minum air mentah dan sudah terapi dengan morinda. Dan Alhamdulillah sekarang sudah kembali sembuh lagi, tak ada keluhan yang Eyang rasakan.

Untuk itu, Eyang sangat pesankan, jika belum sembuh, usahakan jangan angkat beban yang berat, apalagi menggendong anak. Jika terpaksa, silahkan meminta tolong saudara untuk momong putra putri kalian yang masih bayi. Memang buah simalakama yah, namanya masih punya anak kecil, bagaimana tidak menggendongnya ? Jika kalian lama belum sembuh-sembuh, padahal kisi-kisi dalam Buku Panduan Sakit Maag semuanya sudah dijalani, barangkali karena kalian masih selalu menggendong anak.

Silahkan dipecahkan sendiri masalah ini. Mohonlah kepada Allah Sumber Segala Solusi hidup, agar kalian diberiNya solusi untuk mencapai kesembuhan.

Eyang tidak menyuruh kalian agar jangan menggendong anak, namun menggendong adalah sesuatu yang mengganggu laju kesembuhan lambung. Itu saja, agar kalian ketahui. Demikian share pagi ini, semoga bermanfaat selalu. Sampai jumpa pada artikel yang akan datang, doakan semoga Eyang tetap sehat, panjang umur agar selalu setia mengisi tulisan di blog ini. Eyang doakan kalian semua pembaca setia blog ini, semoga segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal’Alamiin

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Salam Penulis,
Eyang Niniek SS
Labels: Kiat-Kiat Sembuh, Kisahku, Motivasi

Thanks for reading Menggendong Atau Angkat Berat Menghambat Kesembuhan Maag. Please share...!

4 comments on Menggendong Atau Angkat Berat Menghambat Kesembuhan Maag

  1. Saya sakit maag hampir 2 bln,ud 3 dokter yg sya dtngi tp blm smbuh.mlh bdn sya jdi gmetar dan deg2 an abs konsumsi obt dkter,sari kcng hjau mlh prut sya kyk mndidih,tiap pgi diare apkh g co2k eyang,skrng sya mnum parutn kunyit,alhmdlillh mndingan.klu maag sm diare it maag atau gerd eyang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ruebiel Moena

      Diare pada sakit maag, itu indikasi sakitnya ke penyebab yang berada di usus. Kalau lambungnya yang bermasalah itu lebih ke lambungnya yang sakit. Minum sari kacang hijau itu diare, bukan sari kacang hijaunya yang membuat diare, namun pengawet yang terdapat dalam sari kacang hijau. Cobalah membuat minuman air kacang hijau yang dimasak hingga kacang hijaunya pecah aja. Jangan sampai kacang hijaunya menjadi lunak, sarinya sudah banyak yang hilang.

      Salam,

      Hapus
  2. Assalamuallaikum... Aku satu bulan ini sakit maag seperti mual, muntah, perut perih, kembung, dan itu tidak sembuh2.. Aku harus bagaimana eyang? Pengen cepat sembuh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayu Maya Sari

      Wa'alaikumussalam Wr.Wb.

      Untuk sembuh, jangan makan pedas, asam, kasar, lemak, yang merangsang, dan jangan makan yang goreng-gorengan dulu, semuanya sebaiknya direbus.

      Jangan melakukan aktifitas yang mengguncang ketenangan lambung seperti : olah raga berat, naik motor, naik turun tangga atau angkat yang berat-berat.

      Istirahat yang cukup dan pikiran jangan sampai stress.

      Jika ingin penjelasan secara rinci, silahkan pesan buku Eyang di blog ini. Kontak bu niniek nomor 0877.3259.8747 (SMS/WA saja).

      Salam,

      Hapus

Back To Top