SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Renungan Niniek SS

RENUNGAN NINIEKSS 

Sahabat NiniekSS Dimanapun Anda Berada...
 
 
 
 

 
 
Bismillahirrahmanirrahiim. 
 
Puji syukur yang sesuci-sucinya dan setulus-tulusnya hanya kepada Allah SWT. Yang Maha Mengasihi. Yang Maha Memelihara. Yang Maha Membimbing hidup. Yang Maha memenuhi kebutuhan. Yang Maha Mengingatkan. Yang Maha Lembut. Yang Maha Tak Bisa Diduga pemberianNya. Yang Maha Membalas Pemberian. Yang Maha Sempurna Seluruh CiptaanNya. Yang Maha Suci Segala KehendakNya.

Salam serta sholawat yang semulia-mulianya, yang seagung-agungnya, semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Junjungan Umat Manusia, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW. Penghulu Umat Islam. Penghulu kesempurnaan akhlak. Penghulu tauhid. Penghulu jalan yang lurus. Dan limpahannya semoga menaungi kepada keluarga terkasih dari Baginda, kepada para Sahabat yang disayanginya, hingga kepada seluruh pengikut yang setia, dulu, sekarang, kelak, hingga akhir jaman.

Semoga kita menjadi bagian dari Umat Yang Teramat Berbahagia dan Beruntung : Umat Islam Nan Agung, Nan Mulia Raya, Nan Rahmatan Lil’alamin. Amiin Ya Rabbal’alamiin.

Pembaca blog yang sedang mencari solusi sakit maag. Yang sakit belum sembuh-sembuh. Yang telah menghabiskan seluruh daya dan upaya. Bahkan harta, waktu dan pikiran dalam berikhtiyar mengupayakan kesembuhan.
 

Aku Ingin Merenung....


Entahlah, tiba-tiba saja malam tadi aku tak bisa tidur. Memikirkan banyak hal. Sepertinya, tak ada pekerjaan yang bisa selesai tuntas dalam setiap harinya. Ada saja yang tertinggal. Tak terselesaikan. Betapa cepatnya waktu berlalu setiap hari. Malam baru saja tidur sudah dinihari lagi. Dan pagi baru saja hadir, tiba-tiba matahari sudah hendak terbenam. Lalu apa prestasi yang bisa kuukir hari ini ?

Sedangkan, hidup hanyalah hari ini. Bukan kemarin yang sudah berlalu. Dan bukan besok yang belum tentu menjadi hariku ?  Setiap makhluk semestinya adalah hamba. Sudahkah aku menjadi seorang hamba ? Benarkah ? Hamba bagi siapa ? Bagi diriku sendiri ataukah bagi Tuhanku ?

Aku Belum Bisa Menjadi Hamba

Aku belum bisa menjadi hamba, meskipun takdirku adalah seorang hamba. Seorang hamba semestinya tunduk dan patuh kepada Tuannya tanpa reserve apapun. Tuanku adalah Allah SWT. Tuhannya Muhammad Rasulullah SAW. juga.
Muhammad Rasulullah SAW. itulah yang sebenar-benarnya seorang hamba. Hamba yang baik. Dan hamba yang benar. Karena apapun yang dilakukannya adalah demi Tuhannya. Demi Allah ! Bukan demi yang lainnya !

Sedangkan aku ? Aku masih jauh dari seorang hamba. Hamba bagi Tuhanku. Tuhan Muhammad Rasulullah SAW.juga.

Aku masih menghamba kepada diriku sendiri. Kepada kepentingan-kepentinganku. Kepada kesenangan-kesenanganku. Kepada Egoku. Kepada kesombongan diriku. Kepada keangkuhanku. Kepada segala hal-hal dunia yang masih sering memabukkanku. 

Uang sering menjadi alat syaiton untuk menggelincirkan diriku terpuruk. Kelembah kehinaan yang nyata. Kekikiran. Kebakhilan. Keangkuhan. Kesombongan. Serta ke Akuan yang nyata. Astaghfirullahaladziim…Ampunilah diriku yang begitu hina ini Ya Allah...Tuhanku dan Tuhan Muhammad Rasulullah SAW.
 

Hati-hati Dengan Uang


Uang sering merentangkan jarak diriku dengan kesucian. Sehingga aku selalu ingin memperolehnya dan memilikinya. Jika buruanku sudah terpegang, ternyata tak mampu memuaskanku. Karena ternyata uang bukanlah segalanya. Dan ia bukanlah milikku. Uang adalah milik Tuhanku sepenuhnya. Ya sepenuhnya. Dimana saat Ia memerintahkan aku melalui hatiku untuk mengeluarkan dari dompetku, seharusnya aku patuh. Namun aku sering memberontak. MembangkangNya. Aku lebih patuh kepada diriku sendiri. Untuk membelanjakan uang yang ada padaku bagi apapun yang aku suka.

Kapan aku bisa menjadi hamba yang sesungguhnya seperti Muhammad Rasulullah SAW. Yang mulia ? Jika aku masih menjadi hamba bagi diriku sendiri ? Bagi Egoku ? Bagi nafsuku ?

Sedangkan seorang hamba yang benar adalah hamba yang bisa meletakkan semua keakuannya demi Tuannya, bagi Tuannya dan untuk Tuannya semata. Bahkan nyawanyapun seharusnya dipertaruhkan demi kepentingan Tuannya dan demi kesenangan atau ke Ridhoan Tuannya ? Agar kelak ketika ia kembali kealam kekekalan akan disambut oleh Tuannya ini dengan penuh ke RidhoanNya. Karena Tuannya ini pulalah yang juga akan menjadi Tuan Rumah di alam kekekalan kelak. Tuhan Semesta Alam Raya.

Dan sakaratul mautnya kelakpun berada sepenuhnya ditangan Tuannya ini. Tuan di dunia dan Tuan di akherat, Maha Raja diatas segala Raja Dunia. Yang kekuasaanNya melampaui dunia akherat seisinya, se Alam Semesta Raya.
 
Betapa Bodohnya Diriku

Betapa bodohnya diriku, yang selama ini masih menjadi hamba bagi diri sendiri. Diri yang penuh nafsu angkara yang takkan terpuaskan sampai kapanpun. Terpenuhi ini ingin yang itu. Terpenuhi yang itu ingin yang lainnya lagi. Takkan habis keinginanku hingga usia dimakan jaman. Sadar ketika senja telah redup dan cahaya mentaripun takkan lagi mampu kulihat.

Betapa beruntungnya Muhammad Bin Abdullah ! yang sejak kecilnya selalu suci hati, tak punya keinginan yang bersumber dari nafsu. Yang cintanya kepada Tuhannya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri. Demikian pula cintanya kepada umatnya. Sehingga kata terakhir yang terucap dari bibir beliau sebelum wafatnya, adalah : Ummati…Ummati…Ummati…yang didengar lembut oleh Sahabatnya Ali yang menempelkan telinganya didekat bibir Baginda disaat-saat terakhirnya, karena suara Baginda sudah sangat lemahnya. Siapapun yang ada didekat Baginda tak mampu menahan haru karena besarnya rasa kehilangan mereka kepada Baginda.
 
Apa Balasanku Kepada Kanjeng Nabi Saw ?

Apa balasanku bagi Baginda Rassul yang sangat mencintaiku, sebagai umatnya. Kecintaannya kepadaku yang karena aku adalah umatnya, bukan karena ketaatanku kepada Beliau. Aku, dan umat Beliau yang belum pernah Beliau temui, namun Beliau begitu mencintainya, sehingga memohon kepada Allah, agar sakit yang paling sakit dari sakaratul maut semua umatnya, biarlah dirasakan dan ditanggung oleh Beliau saja bukan oleh umatnya. Subhanallah..Alhamdulillah Allah Hu Akbar.

Lalu apa balasanku kepada kecintaan Beliau yang begitu besar ini ? Waktu dan hari-hariku hanya habis untuk urusan dunia. Benarkah pekerjaanku sekarang ini menolong orang sakit maag secara online untuk seluruh Indonesia adalah karena Allah ? Bukan karena egoku agar banyak dikenal orang ? agar termasyhur ? Agar banyak dipuji orang jika mereka sembuh lantaran caraku ?
 
Aku Tak Butuh Semua Kecuali Engkau 

Tuhan..aku tak butuh semua itu. Aku hanya butuh Engkau. Aku hanya butuh Syafaat Rasulullah SAW. yang akan menyelamatkan dunia dan akheratku. Bukan dunia yang sering mengecewakanku, sering menipuku, sering menjerumuskan aku kepada kesesatan yang nyata, sering membelenggu diriku untuk jauh dariMu.

Ya Allah…aku ikhlas Engkau ceraikan dari dunia asal Engkau selamatkan akheratku, Ya Tuhanku..Sisakan seperlunya untuk jasadku karena aku masih ada didunia.

Ya Allah…Ya Tuhanku...
 
Dari waktu kecilku hingga masa tuaku Engkau tempa aku dengan keadaan-keadaan yang selalu mengharuskanku untuk bergantung harap hanya kepadaMu, karena selain Engkau tak ada yang mampu aku harapkan. Yang mampu memenuhi harapan-harapanku tanpa meminta balas jasa.

Inilah keberuntunganku yang paling membuatku bersyukur kepadaMu. Engkau tekan kehidupanku sehingga benar-benar menjadi tak berdaya, dari kiri kananku, depan belakangku, dan dari atas serta bawahku, hanya Engkau yang melingkupiku, sehingga karena CahayaMu maka aku bisa mengenali diriku, dan melalui itulah aku mampu mengenalMu, mengenal Muhammad Rasulullah SAW. yang penuh kemuliaan itu, mengenal Islam Mulia Raya dan boleh menjadi bagian darinya, mengenal FirmanMu yang penuh kesucian dan menyelamatkan, akrab dengan keteladanan para Nabi dan Aulia. Sehingga di dunia ini aku tak membutuhkan apapun lagi kecuali ke RidhoanMu belaka.

Kalau bukan karena amanahMu, setiap apapun di sekeliling kehidupanku terasa hanya menjadi penghalang penghambaanku kepadaMu. Aku merasa diriku mempunyai takdir yang paling beruntung. Bisa merasakan kebahagiaan dalam kesengsaraan. Selalu Engkau cukupkan dalam kekurangan. Bisa merasakan hikmah ketika dalam kesakitan. Dan bisa menangkap cahaya dalam kegelapan.

Segala yang aku bisa adalah milikMu karena itu semua adalah pemberianMu. Aku tak mempunyai apa-apa, kecuali amanah yang harus kuselesaikan. Itupun tanpa pertolonganMu aku tak mempunyai daya maupun kekuatan apapun untuk mengembannya. Dan sangat kusesali jika aku masih sering terbelenggu oleh kesombongan, keangkuhan diri, ke-akuan yang memalukan oleh bisikan dan bujukan syaiton yang pantang menyerah menjerumuskan manusia dalam kesesatan yang nyata.
 
RahmatMu Luas Tanpa Batas

KemurahanMu luas tanpa batas Ya Tuhanku. Demikian ampunanMu luas melebihi seluruh samodera yang ada. PenglihatanMu Yang Maha Tajam, tak memungkinkan aku bersembunyi dari setiap khilaf dan dosa-dosaku. Aku merasa gerakku tak pernah leluasa untuk berbuat, karena Engkau selalu mengawasiku. Sampai kepada gerak hati dan kembara angankupun Engkau selalu mengikutiku.

Kemanakah aku harus bersembunyi dari pengawasanMu ? Sementara setiap lekuk tempat tak ada yang luput dari penglihatan dan pengawasanMu ? Demikian juga setiap perbuatan baik yang takkan lepas dari RahmatMu dan setiap perbuatan jahat tak lepas dari azabMu.

Oh Ya Allah…Tuhanku Yang Maha Adil dengan keputusanMu, Yang Maha Murah dengan setiap pemberianMu, Yang Maha Setia dengan janjiMu, Yang Maha tepat dalam pembalasanMu, Yang Maha Sempurna dengan setiap ciptaanMu, Yang Maha Arif dengan takdir yang Engkau tetapkan. Allah Yang Kuasanya melampaui segala sesuatu, meliputi segala sesuatu dan selalu berada dalam segala sesuatu.

Sehingga akupun tak mampu bersembunyi dalam diriku sendiri, karena Engkau ada dalam segala ciptaan termasuk diriku. Ampunilah segala khilaf dan dosaku Ya Tuhanku, sehitam jelagapun, sebesar gunungpun, karena Engkau Maha Mengampuni.

Rasa syukurku kepadaMu hingga jasad ini binasa kelak, tak akan sebanding dengan seluruh pemberianMu, segala kasih sayangMu, segenap ampunanMu, yang Engkau limpahkan kepadaku dalam hidupku, sehingga aku kuat dan mampu menjalani hidup yang penuh pergolakan dan ujian dengan penuh sabar, tawakkal dan dan berserah diri hanya kepadaMu.

Tuhanku Yang Penuh Dengan Kemuliaan…

Sungguh aku adalah teramat dzalim pada diri sendiri. Dengan Kasih SayangMu ampunilah semua dosaku Ya Allah. Sangat pantas jika diriku, Engkau beri sakit yang lama dulu tak sembuh-sembuh. Karena selama itu, aku hanya mementingkan diriku sendiri. Mematuhi pikiranku bukan mematuhi perintahMu Ya Allah. Selama itu aku hanya memenuhi hasrat-hasratku tanpa mengindahkan Janji SetiaMu Ya Allah.

Selama itu aku tak pernah sungguh-sungguh mensucikan diriku sedangkan Engkau Yang Maha Suci senang menghampiri segala kesucian. Hati yang suci, pikiran yang suci, niat yang suci, tindakan yang suci, yang mendekatkan kepada ke RidhoanMu Ya Allah.

Aku selalu mencari dan berupaya agar segalanya menjadi ada. Sedangkan Engkau lebih menyukai aku dalam ketiadaan supaya yang ada dalam diriku hanyalah Engkau, kemanapun aku menghadap hanyalah WajahMu Yang Penuh Kemuliaan, yang melingkupi diriku jika aku dalam ketiadaan. Subhanallah.

Aku terkadang mampu menangkap kehendak-kehendakMu, namun aku masih sering tergelincir mempercayai pikiran-pikiranku yang sering realistis, sedangkan kehendakMu terjadi, sering diluar nalar dan perhitungan kami manusia Ya Allah.

Engkau sering membalas setiap kebaikan dengan pemberian yang penuh kejutan-kejutan, namun semua berlalu begitu saja, seolah hanya suatu kebetulan yang tak perlu disyukuri dengan mendalam. Astaghfirullahaladziim. Ampunilah aku Ya Allah Ya Tuhanku.
 
Jasadku Menjadi Kurban Egoku

Jika kepalaku dulu sering pening, tentu otak sedang marah kepada diriku karena ia tak pernah dipergunakan untuk memikirkan segala kebaikan yang harus kulakukan demi memperoleh RidhoMu Ya Allah. Tak pernah kupergunakan untuk merencanakan ketaatan-ketaatan kepadaMu, namun hanya untuk memikirkan segala hal yang hanya mendatangkan mudhlarat bagi dunia dan kerugian yang nyata bagi akheratku.

Jika dulu diriku setiap hari pusing kepalaku, tentu otakku sedang menangisi diriku mengapa selama ini ia hanya dijejali dengan virus kekotoran pikiran, bukan dengan pikiran kesucian yang akan mendatangkan cahaya kebenaran.

Ya Allah Ya Tuhanku.

Jika dulu jantungku tak pernah lagi benar iramanya, selalu kencang degupnya, tentu ia sedang marah pula kepadaku, karena waktu demi waktu yang tercatat olehnya hanyalah kemaksiatan diri yang sering kulakukan, bukan lantunan istighfar serta shalawat bagi keRidhoanMu Ya Allah. 

Jantung marah sehingga ia semaunya sendiri memompa darah, agar aku ingat kepadaMu, ternyata akupun tak mampu mengendalikan segala apa yang ada dalam tubuhku Ya Allah. Termasuk mengatur ritme jantungku.

Jika dulu aku sedang sesak nafas, tentu paru-paruku sedang menangis sedih Ya Allah. Menangisi diriku yang jauh dari bersyukur. Bukankah setiap helaan nafas, adalah karuniaMu ? Sesuatu yang sangat berharga untuk menyambung hidup ? Tanpa nafas, aku sudah mati jasadku. Tak bisa beramal sholeh lagi. Tak mempunyai waktu untuk bertaubat lagi ?

Jika nafasku tidak bisa plong karena ia, paru-paru sedang marah kepadaku lantaran aku sama sekali tak pernah menyadari bahwa nafas adalah sesuatu yang sangat berharga. PemberianMu kepadaku sebagai tanda kasih sayangMu kepadaku, agar aku tetap hidup, bisa beraktifitas, menabung kebaikan dan kesucian bagi hari akheratku kelak. Paru-paruku memberi pelajaran kepadaku, agar aku mengerti jika aku tak bisa bernafas, berapa biaya yang harus kukeluarkan di Rumah Sakit untuk melonggarkan nafasku kembali ?

Meskipun aku misalnya banyak uang, paru-paruku mengajariku, bahwa sesak nafas bisa kembali plong di Rumah Sakit, apakah sekedar karena bantuan alat ? BUKAN ! Karena Allah Sang Pencipta paru-paru mengijinkannya untuk bisa bernafas lagi dengan bebas.

Jika dulu lambungku bertahun-tahun sakit tak sembuh-sembuh. Iapun sedang menangis sedih sekaligus marah kepada aku tuannya, yang selalu mengisinya dengan makanan yang haram zatnya dan haram pula cara memperolehnya. Naudhubillahimindzaliik. 

Ia menangis karena dirinya tidak suci lagi, karena setiap saat ia harus selalu bersentuhan dengan makanan-makanan haram dan harus menggilingnya dengan keterpaksaan. Lambung menangis dan marah kepadaku, karena aku, tuannya, tak pernah sayang kepadanya, selalu mengisi dengan makanan yang melebihi muatan sehingga pekerjaannya menggiling menjadi sangat berat tiap-tiap saat. Sehingga ia harus meningkatkan derajatnya untuk memperingan kerjanya menggiling makanan.

Lambung menangis dan marah kepadaku, tuannya, karena sekarang dirinya tidak cantik lagi seperti dulu, namun penuh luka-luka bahkan koreng disekujur dirinya akibat kecerobohanku dalam memperlakukannya.

Demikian jika ususku dulu sering terasa panas, melilit, keram, ia juga sedang berang kepadaku tuannya, karena sekarang pekerjaannya menjadi terhambat didalam menyerap nutrisi yang akan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Ia berang, karena disetiap villi-villinya sekarang tidak cantik lagi, namun banyak lemak-lemak yang menempel pada dinding dirinya, mengotori dirinya, serta menyumbat penyerapan nutrisi keseluruh tubuh.

Usus. Ia ingin bilang kepada seluruh saudara-saudaranya, anggota tubuh yang lain, jika semua, seperti hati, jantung, ginjal, otak, mata, telinga, terkena dampaknya sehingga semua bermasalah karena kurang tercukupinya nutrisi, jangan menyalahkannya. Jangan menyalahkan usus ! Salahkanlah Ibu Niniek, yang selama ini tak pernah melakukan lambungnya dengan baik, dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang baik, yang sehat, yang halal untuk lambung, sehingga semuanya menjadi kacau balau urusannya didalam tubuh.

Semua hiruk pikuk dalam konperensi anggota tubuh. “Gimana nih ?” kata organ hati yang memimpin konperensi. Otak menyahut, sebagai wakil koordinator :”Aku tak sanggup lagi bekerja karena terlalu lelah tiap hari harus memikirkan pikiran kotor melulu”. “Jangan begitu” serempak seluruh organ tubuh menyahut. “Siapa yang akan memerintah aku untuk melakukan tugasku kalau bukan kamu otak, sebab aku tak akan bekerja tanpa komando darimu” kata tangan. Yang lalu disambut oleh kaki “Iya benar, aku juga tak tahu harus melangkahkan kakiku kemana tanpa komando darimu otak”.  “aku juga” kata mata, “aku juga” kata telinga.

“Iya, kita ini tanpa komando otak tak akan bisa bekerja mengemban amanah Allah, jadi kamu jangan marah dan putus asa begitu Tak !” Sahut organ mulut kepada Otak, yang sedari tadi diam saja.

“Enak, saudara kita jantung, yang tak perlu menunggu komando otak sudah otomatis bisa bekerja sendiri !” celoteh ginjal. Lalu sahut jantung :”Enak-sih enak, tapi apa untungnya bagi kita mengabdi pada orang seperti bu Niniek yang selalu dzaliim kepada diri sendiri, kepada kita semua. Akhirnya ya seperti inilah, kita semua menjadi lumpuh akibat perbuatannya kepada lambung yang semena-mena, sehingga kita terkena dampaknya iya kan ?”

“Iyaaa…” serempak semua peserta konperensi anggota tubuh menyahut penuh nada protes.

Yang debar jantung menjadi tidak normal, yang kepala sering pusing, yang sering sesak nafas, yang uluhati ssuuakiit, yang usus rasa panas, yang dubur sering berdarah karena sembelit, yang telinga kurang pendengaran akibat infeksi, yang mata menjadi kabur, yang tenggorokan susah untuk menelan, yang seluruh tubuh pegal linu, yang kaki dan tangan sering berkeringat dingin, yang otak menjadi sulit untuk konsentrasi, yang hidung sering tersumbat. Semuanya gara-gara aku dzaliim terhadap diriku sendiri, terutama kepada lambungku, yang menjadi pengendali baik tidaknya nutrisi yang dihasilkan.

Itu dulu. Jika sekarang aku telah Engkau beri kesembuhan, ajarilah aku untuk selalu bisa mensyukuri setiap nikmatMu Ya Allah. Dan berikanlah hidayahMu untuk semua teman-teman sakit maag yang membaca tulisan ini, agar mereka juga mendapatkan hikmah dari sakit yang Engkau berikan kepada mereka. Sebab sakit bukanlah semata musibah, namun adalah teguran karena Engkau mengasihi mereka semua. Agar mereka mau kembali kepadaMu, menempuh jalanMu, sehingga mereka semua akan memperoleh ke RidhoanMu seperti Ridho yang Engkau berikan kepadaku Ya Allah.

Ya Allah, berilah aku waktu untuk bertaubat. Untuk memperbaiki diri. Untuk mensucikan diri, lahir maupun batin. Untuk mengenal diri lebih baik. Untuk mengenal Engkau dan Muhammad Rasulullah SAW lebih dekat, sehingga aku bisa mencintaiMu serta mencintai Rasulullah SAW lebih mendalam. Sehingga cinta serta ketaatanku kepadaMu serta kepada Rasulullah SAW. akan membawa kehidupan akhirku husnul khatimah. Karena sejatinya Engkau dan Muhammad Rasulullah SAW tak dapat dipisahkan satu sama lain.

Demikian saudara-saudaraku, renunganku, Niniek SS, semoga bisa mengantar kita semua kepada pemahaman, kepada kesadaran, bahwa Allah SWT. serta Rassul kita Muhammad SAW sangat mencintai kita, menyayangi, dan mengasihi kita Umatnya, dan ingin kita semua menjadi umatnya yang kaffah dan kembali dengan jiwa yang tenang ke HaribaanNya. Amin Ya Rabbal’alamiin.

Alhamdulillahirabbil’alamiin.

Salam Untukmu semua.
Niniek SS



Labels: EDISI SPESIAL, Obat Alami Sakit Maag, Renungan

Thanks for reading Renungan Niniek SS. Please share...!

0 Komentar untuk "Renungan Niniek SS"

Back To Top