SOLUSI SAKIT MAAG

Blog pengalaman sembuh sakit maag kronis | obat alami sakit maag | makanan sakit maag | cara sembuh sakit maag | pantangan sakit maag

http://solusi-sakit-maag.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-rahasia-sembuh-sakit-maag.html

Rabu Kelabu Bagi Aceh

Bismillahirrahmanirrahiim...

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un

Melalui media ini, saya mengucapkan turut berbela sungkawa yang sedalam – dalamnya, kepada seluruh saudara – saudara se Bangsa dan se Tanah Air di Aceh, yang saat ini sedang mengalami duka yang amat mendalam karena musibah gempa bumi yang menimpa Tanah Aceh pada Rabu tanggal 7 Desember 2016 pagi.

Juga kepada semua teman – teman, serta sahabat sakit maag dan gerd, yang bertempat tinggal di Aceh yang ikut terkena musibah ini.

Terutama yang telah kehilangan keluarga, sanak saudara dan handai taulan dalam musibah ini. Semoga para kurban diampuni dosanya oleh Allah SWT, meninggal dalam khusnul khotimah, mendapatkan jalan yang lapang di Sisi Allah SWT. Bagi anggota keluarga yang ditinggalkan semoga diberi kesabaran serta ketabahan. Sebab, semua apa yang ada di dunia ini hanyalah titipan dan pinjaman dari Allah SWT.

Jika saatnya akan diambilNya, maka mau tidak mau kita semua haruslah ikhlas. Apa yang diambil kembali oleh Allah, pasti ada ketidakbaikannya bagi kita, jika itu terus ada pada kita, apapun itu. Allah lebih Maha Tahu...Oleh karena itu tak ada yang perlu disesali, hendaklah sabar dan tawakkal itulah yang perlu kita lakukan dalam setiap musibah yang menimpa.

Sahabat Niniek SS di Aceh..

Betapa berat musibah ini...

Allah SWT. Maha Kuasa atas segala KehendakNya..Demikian juga dengan kejadian gempa di waktu shubuh yang menimpa Tanah Aceh tepatnya di Kabupaten Pidie pada Rabu pagi..tanggal 7 Desember 2016...
Sebuah kejadian yang tak disangka tak dinyana. Saat masyarakat Aceh melaksanakan sholat subuh, terjadilah musibah tersebut.

Hidup ini adalah ketidak pastian !

Betapa kita hidup di dunia senantiasa dalam ketidak pastian. Bisa sehat bisa sakit. Bisa bahagia bisa berduka. Bisa selamat bisa celaka. Bisa sedih bisa gembira. Bisa beruntung bisa sial. Bisa miskin tiba – tiba diberi jalan kekayaan oleh Allah. Dan bisa pula kaya, tiba – tiba Allah menghendakinya jatuh bangkrut sebangkrut – bangkrutnya ! 

Antara sukses dan kegagalan jaraknya tipis sekali. Dalam sekejab semuanya bisa berubah, jika Allah telah Berkehendak. Yang semuanya tak disangka dan tak dinyana ! Oleh karena itu, hanya kepada Allah sematalah kita hendaknya menyerahkan diri dan bergantung harap. Bukan kepada sesuatu yang lain ! Karena penentu takdir hanyalah Allah SWT. 

Jika kita sudah bertekun didalam penyerahan diri secara total kepada Allah SWT, saya “yakin” bahwa Allah “pasti” akan memberikan kasih sayangNya yang “lebih” kepada kita. Memberikan benteng perlindunganNya, melimpahkan kebahagiaan kepada kita. Jika kita jatuh kedalam dosa, karena keterbatasan kita sebagai manusia, saya yakin bahwa taubatan nasuha kita akan mendapat pengampunan dari Allah Ta’ala.

Hidup hanyalah sekedar menjalani...

Hidup sebenarnya hanyalah sekedar menjalani. Kalau dalam istilah bahasa Jawa :”Urip mung sadermo nglakoni”. Manusia lahir sudah dengan takdirnya, yang dikehendaki oleh Allah SWT. menjadi A, B, C, D dan sebagainya. Dan Allah sudah melengkapinya dengan fasilitas yang sangat sempurna bagi masing – masing orang untuk mencapai kesempurnaan dari setiap takdirnya.

Yang dibutuhkan untuk mencapai kesempurnaan takdir hanyalah “ketaatan” dalam penghambaan, dan “rasa syukur” atas setiap keadaan yang diterimanya. Sabar, tawakkal dan ikhlas adalah bagian untuk bisa menjalani takdir dengan baik, sehingga pada perjalanan hidup bisa “lulus” menjadi manusia pilihan. Manusia yang “sesuai” dengan yang di Kehendaki oleh Allah SWT. Manusia yang kaffah lahir maupun batinnya. Seperti yang mulia Nabi Muhammad Rasulullah SAW.

Mengapa manusia mengalami segala kesulitan dan kesengsaraan ? Ya karena tidak mengenal diri sendiri, terlalu banyak keinginan kalau dalam bahasa Jawanya :”ngangah – angah”, selalu ingin memiliki yang lebih yang bukan porsinya, yang bukan haknya, dan sebetulnya tidak dibutuhkannya !

Sudah punya rumah satu, pegin punya dua. Sudah punya mobil satu, masih kurang. Sudah punya mobil yang cukup bagus, ingin yang lebih mewah. Sudah punya penghasilan yang cukup untuk keluarga, masih berusaha untuk menambah lagi...menambah lagi...meskipun dengan jalan yang tak halal...”korupsi” !

Hal – hal itulah yang seringkali membuat Allah murka tanpa kita sadari. Sehingga kita ditimpa dengan berbagai kesedihan, musibah, kesulitan, kebangkrutan, malapetaka, kesialan, sakit penyakit, dan lain sebagainya. 

Jika kita sedang ditimpa hal seperti ini malah kita menuduh Tuhan tidak adil, pilih kasih, tidak sayang pada kita, lalu kita lari kepada yang lain selain Allah, karena kita merasa, Allah sudah tak peduli lagi dengan doa dan ratapan yang berkali – kali kita lantunkan.  Padahal semuanya bermula dari kekeliruan kita sendiri dalam menjalani hidup.

Sahabat Niniek SS yang berada di Aceh...

Sedih adalah hal yang wajar dan manusiawi bagi kita yang terkena musibah. Mungkin kehilangan orang tua, isteri, suami, anak, mertua, adik, kakak dan orang – orang yang kita cintai. Tetapi janganlah kalian ratapi kepergian mereka. Itu sudah menjadi haknya mereka untuk “pergi selamanya” saat ini, dengan cara ini. Cara yang sudah Allah tentukan untuk masing – masing hambaNya.

Marilah kita antar kepergian mereka bukan dengan ratapan namun dengan doa- doa yang suci, agar memperlapang perjalanan mereka kembali ke HaribaanNya. Agar dosa – dosanya diampuni oleh Allah SWT. dan amal kebajikannya didunia diterimaNya. Aamiin Ya Rabbl’alamiin.

Bagi kalian yang kehilangan harta benda kalian, rumah, mobil, dan yang lain yang rusak dalam musibah ini, ikhlaskanlah. Siapa yang takkan sedih, kehilangan harta yang sekian lama dikumpulkan. Usaha yang sekian lama dirintis hancur dalam sekejab dalam musibah gempa ini ?

Tetapi yakinlah. Tentu ada kebaikan yang Allah tetapkan dalam penghancuran ini. Yang kita semua tak tahu dan belum memahaminya. Jika kita sabar dan ikhlas serta tak berburuk sangka, insya Allah pada saatnya kelak, kita akan tahu kebaikannya, mengapa musibah ini terjadi.

Pasti Allah akan mengganti dengan yang lebih baik, dengan catatan kita sabar dan ikhlas dalam menerima musibah ini. Jika tidak, maka bisa saja kehancuran yang lebih fatal yang akan kita terima..

Allah menghendaki setiap penciptaan dengan maksud yang Maha Baik. Baik bagi yang diciptakan maupun yang berguna bagi keselarasan serta keseimbangan alam semesta. Jika terjadi penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh manusia sudah membahayakan bagi manusia itu sendiri, ataupun sudah pada tingkat membahayakan keselamatan serta mengganggu keseimbangan alam semesta, maka pelaku penyimpangan serta hasil karya penyimpangan itu pasti akan DihancurkanNya tanpa perlu bertanya – tanya kepada kita. 

Musibah seperti ini bukan terjadi di Aceh saja. Namun dimana - mana. Ini adalah peringatan bagi kita semua, agar menjadi manusia yang lebih bertaqwa, sabar dan bersyukur dalam menjalani takdir kehidupan. Agar kita kembali kepada Allah dengan segala kehendakNya. Bukan menghalalkan segala cara demi tercapainya ambisi dan keinginan.

Sebenarnya, Allah sudah memberi tanda – tanda atau aba – aba jauh hari sebelumnya, kepada hati sanubari kita, akan setiap musibah yang akan menimpa kita. Namun seringkali kita tak peduli pada suara hati nurani kita. Jika kamu melakukan ini nanti kamu akan begini, dan jika kamu melakukan itu maka nanti kamu akan begitu. Demikianlah seringkali kita mendapatkan peringatan dari sanubari kita. Tapi kita selalu menyangkalnya :”Ah tak mungkin !”, “Ah tak apa – apa !”...

Peringatan – peringatan kecil itulah, jika terus dilanggar, yang kelak kemudian hari akan menjadi sebuah kenyataan yang benar – benar membuat hati kita tersentak ! terperangah ! dan tak bisa mengelak ! Dan mau tak mau harus menerimanya dengan kesabaran.

Sahabat Niniek SS dimanapun kalian berada...

Marilah kita terima setiap musibah yang menimpa kita sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepada kita manusia. Agar kedepan kita menjadi lebih baik, lebih bersih, dan lebih tertata kehidupannya, sesuai dengan Kehendak Allah SWT. Marilah kita kembali kepada jalan yang lurus, yang telah dituntunkan oleh Rasulullah SAW didalam Al Qur’anul Karim dan dalam keteladanan Beliau. Agar kita hidup “taat” dan “bersyukur” itu saja.

Demikian “Rabu Kelabu Bagi Aceh” semoga menjadi cermin bagi kita sekalian, bahwa betapa sayangnya Allah kepada kita semua, ditegurnya kita selalu, ketika sudah jauh melenceng dari apa yang diKehendakiNya.

Alhamdulillahirabbil’alamiin...

Purworejo, 10 Desember 2016

Yang turut berduka,
Niniek SS
Labels: Kisah Nyata, Renungan

Thanks for reading Rabu Kelabu Bagi Aceh . Please share...!

0 Komentar untuk "Rabu Kelabu Bagi Aceh "

Back To Top